16

188 14 2
                                    

ALBERT menunggu Mico mandi di ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ALBERT menunggu Mico mandi di ruang tamu. Takkan dia terus berada di kamar Mico, sementara tahu bahwa Mico akan berganti pakaian, yang notabene dalam keadaan telanjang.

Mico bersyukur dalam hati tidak menemukan Albert di dalam kamarnya setelah dia selesai mandi, kemudian mengunci pintu kamarnya. Selanjutnya, dia bebas menggunakan kamarnya untuk bergonta-ganti pakaian di kamarnya.

Sepuluh menit, Mico selesai. Dia mematut dirinya di cermin. Sempurna. Sweater berwarna sedikit merah muda dipadukan dengan celana putih serta sepatu dengan corak bintik-bintik berwarna patel biru dan merah muda. Mico terlihat sangat manis dengan pakaiannya.

Dirasa sudah mantap, Mico keluar dari kamarnya. Tidak lupa dengan HP-nya. Sekilas lalu, dia melihat jam dinding kamarnya. Jika dia tidak salah lihat (karena melihat sekilas), jam dinding kamarnya menunjukkan hampir pukul dua belas.

Albert duduk sambil memainkan HP-nya begitu Mico tiba di ruang tamu. Sekarang, dia jadi bingung harus berbuat apa. Albert terlihat sangat serius dengan HP-nya, guratan-guratan di keningnya membuktikan hal itu.

Mico jadi sebal sendiri dengan dirinya. Hanya untuk sekedar bilang: "Hei, Kak. Aku udah siap, nih. Langsung jalan aja, yuk.", dia tidak bisa. Dia terlalu malu, entah karena apa. Dia hanya malu, grogi.

Mico mendengus sebal. Tapi, dia tidak berbuat apa-apa. Dia hanya diam sambil menggerutu dalam diamnya menunggu Albert sadar dengan kehadirannya. Merepotkan!

Sepuluh puluh detik, Albert mengangkat kepalanya. Dia mencari sumber suara yang barusan berbunyi, terdengar lumayan keras.

Ya ampun! Lihat, wajah Mico tampak seperti udang rebus. Siapa yang tidak malu bila suara perut berbunyi seperti meraung karena lapar, terlebih terdengar oleh orang yang disukai? Ya Tuhan, Mico malu bukan main.

Ya Tuhan, wajah Mico sudah tidak bisa dikondisikan. Merah betul, terlebih saat Albert melihatnya. Rasanya Mico ingin kabur saja!

Albert tahu suara tadi berasal dari perut Mico. Laki-laki itu lapar. Dia ingat, tadi Mama Mico bilang bahwa Mico susah makan. Di pikiran Albert, Mico belum makan karena terlalu malas untuk itu.

Albert melihat Mico, sedikit sebal. "Kamu pasti belum makan, kan?" Albert berdiri, kemudian memasukkan HP-nya ke dalam saku celananya. Ada kecemasan terlihat di mata Albert.

Mico menggeleng lesu.

Albert jadi tidak kuat melihat Mico seperti ini. Ekspresinya innocence sekali, sedikit memanyunkan bibirnya. Albert jadi panas dingin dibuat Mico, ekspresi Mico ini benar-benar seperti minta dicium.

Albert berusaha menormalkan otaknya. Terus berada di dekat Mico seperti ini benar-benar membuat otak Albert mengalami korsleting. Seperti ada hawa gerah yang ingin dia hilangkan, tapi tidak bisa, berhasil membuat dia stres. Sebab dia sadar meraih Mico setelah dia 'menghancurkan' kehidupan Mico butuh waktu, entah sampai kapan. Tapi, dia akan terus berjuang.

ALMICOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang