"Ya ampunn Sa! Jangan gaje deh ah!"
Alsa hanya menjulurkan lidahnya tidak peduli dengan kalimat perintah yang sejak tadi diucapkan Adam.
Adam yang merasa dicueki hanya mengembuskan napasnya, jengah melihat tingkah Alsa yang memalukan. Bagaimana tidak, mereka berdua sudah sejak tadi menjadi pusat perhatian penumpang angkot karena Alsa yang membawa boneka beruang mini yang katanya "litle lala" dipangkuannya serta pakaian yang dikenakannya sangatlah tidak biasa yang menurut Adam begitu memalukan.
Celana hijau dengan baju ungu, serta tas merah yang terlihat seperti terong sekarang. Juga boneka beruang coklat kecil yang dipeluknya yang makin menambah kesan aneh seorang Alsa.
"Astaga!!! Gue gilaa sumpah!!" Teriak Adam frustasi yang ditanggapi senyum beberapa orang di dalam angkot.
"Adam kenapa gak di rumah sakit jiwa? Alsa antar mau gak dam?" Jawab Alsa polos yang makin membuat Adam mengerang kesal.
"Harusnya gue gak ajak lo kerja kelompok, nyesel berat gue Sa!!"
Ya, mereka berdua akan melakukan kerja kelompok menyelesaikan tugas bersama. Sebagai tetangga jauh yang baik, Adam mengajak Alsa ikut bersama karena kemarin Alsa tidak berangkat dan tidak tahu akan tugas yang diberikan Ibu Cuek a.k.a Ibu Emi, guru PKN mereka, jadi dengan baik hati Adam mengajak Alsa begitu saja tanpa memikirkan resiko yang didapatnya. Seperti sekarang ini.
Mereka berdua akan mengerjakan tugas di rumah Sasa, si imut nan pintar yang sebenarnya sedikit lola jika diajak berbicara. Hampir mirip seperti Alsa.
"Dam itu gang depan rumah Sasa ya?" Tanya Alsa pada Adam yang masih menampilkan raut kesal.
Adam melirik sekilas lantas memberhentikan angkot begitu saja. Turun dan memberi ongkos pada kernet dan menarik Alsa masuk ke dalam gang.
Alsa memandang tautan jari mereka sekarang. Dirinya tersenyum sambil berucap pada litle lala.
"La, tangan adam panas lohh! Jangan-jangan dia beneran gila ya?" Bisiknya lirih tanpa mempedulikan Adam mendengar ucapannya.
"Yuk masuk. Lo yang manggil Sasa deh."
Serah Adam yang sudah terlanjur kesal dengan tingkah Alsa yang benar-benar aneh. Entah kenapa Alsa begitu blak-blakan saat di depannya, saat di depan yang lain dia akan diam. Alsa juga akan blak-blakan jika masalah menghantuinya seperti kejadian lupa memberi makan kodok di lab kemarin. Entah Alsa ini jelmaan apa, Adam benar-benar pusing dibuatnya.
"Sasa," panggil Alsa ramah terlihat seperti seorang cewek normal biasanya. Tak ada nada aneh yang biasanya Adam dengar.
"Sasa!! Micinnya orang indonesia!!"
Adam lantas melotot otomatis membekap mulut Alsa. Memperingati ucapan konyol Alsa. Baru saja dipuji ramah di dalam hati, eh tingkah anehnya muncul begitu saja.
"Lo tuh ya diomong-"
"Alsa, eh!!! Adam jangan culik Alsa!"
Adam seketika mengembuskan napas jengah melihat copy-an diri Alsa dihadapannya. Mungkin semua orang akan tertipu melihat sosok Sasa yang imut, mungil dan begitu cantik dengan gaya berpakaian yang modis. Tapi otaknya sedikit ... entahlah Adam lelah menjelaskannya.
"Nah Alsa sini, nanti diculik Adam!" Peringat Sasa yang hanya dibalas senyum kikuk Alsa.
Adam kembali menghela napas lelah,
"Untung aja lola, gak nyadar sama micin tadi." Gumamnya di belakang saudara kembar tak serupa tadi.***
"Wah!! Lucu dehh bisa jadi gantungan tas ya Sa?"
"Iya, ini litle lala." Jawab Alsa sedikit kaku.
Adam yang melihat pemandangan di depannya hanya bisa diam dan pasrah. Memohon kepada sang ilahi agar adegan kagum dan konyol di depannya ini segera berakhir dan berganti dengan pembahasan materi tugas PKN.
"Woahh!! Kalau ini little artinya ada yang besar dong?" Balas Sasa yang masih terdengar antusias. Matanya berbinar membayangkan boneka beruang besar yang empuk dalam pelukan.
"Haha ada loh!! Kapan-kapan kamu main ke rumah Alsa ya!! Nanti main lala!"
Alsa yang sedari tadi kikuk dan kaku berubah menjadi Alsa yang hiperaktif hanya dengan perbincangan singkat tentang Lala dan litle Lala nya.
Perbincangan panjang mulai mengalir begitu saja, Alsa seolah menemukan Lala hidup yang bisa diajak berbincang panjang mengenai pengalaman serta kegemaran dirinya.
Sedangkan Adam yang jengah memilih menghabiskan cemilan yang sedari tadi memanggilnya di atas meja. Matanya benar-benar malas memandang kembar tak serupa yang terus berbincang. Entah apa yang dibincangkan sekarang, yang jelas obrolan terus saja mengalir.
Terlalu lama menunggu teman-teman yang lain, Adam lantas memanggil Sasa selaku pemilik runah serta pembuat acara kerja kelompok.
"Heh Sa, yang lain kok belum datang?" Tanya Adam yang masih sibuk mengunyah cemilan yang kini hampir habis ditangannya.
Sasa menghentikan sejenak obrolannya bersama Alsa. Alisnya bertautan, sedikit bingung dengan ucapan Adam.
"Maksud kamu yang lain?" Tanya Sasa.
Adam hanya mengembuskan napas kasar. "Ya temen-temen sekelas kita yang lain!!"
"Ohhhh!! ..."
Sasa tersenyum, menampilkan deretan gigi putihnya. Terlihat manis sekarang. Tapi hal tersebut tak lantas membuat Adam terpesona. Kini pandangannya kembali jengah.
"Kan aku cuma ngajak kalian berdua tahu!"
Adam dibuat cengo. Penantian selama berjam-jam tidak menghasilkan apapun. Tugas yang niatnya ingin diselesaikan terbengkalai gara-gara perbincangan panjang mereka berdua.
"Makasihh loh Sa!" Ucap Adam kesal. Memilih melanjutkan kegiatan makannya.
"Untuk apa Dam?" Tanya Sasa bingung.
"He'eh. Buat apa?" Lanjut Alsa.
Adam memilih memunggungi kembar tak serupa menulikan pendengarannya dan terus menyibukkan diri dengan mengunyah makanan sebanyak mungkin. Mencoba menghilang dari kekacauan yang dibuat Alsa juga Sasa, walaupun hasilnya nihil.
***
Up setelah sekian lama meninggalkan lapak yang sedikit usang😅
Btw siapa yang simpatik dengan Adam?
"Gue butuh puk-puk dari kalian." Keluh Adam dengan puppyeyes.
Ok abaikan Adam.
See you dada bye bye!!
Vote and comment kalian ditunggu shay!!😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert?
Teen FictionDia menjadi dirinya sendiri. Menjadi seorang Alsava Beatarisa, sosok remaja yang benar-benar membentengi dirinya dari dunia luar. Seolah menjadi Rapunzel yang hidup dengan bunglon kecilnya bernama Pascal di dalam sebuah menara tinggi. Jika Rapunze...