Original Cover by : @inunekosukii/Lena
Edited by : me
!!!WARNING!!!
※ Mengandung OOC Berlebihan
※ Ketypoan + Bahasa Asing (?)
※ Kebaperan sesaat (?)
※ Boy x Boy / Yaoi / Shounen Ai
※ Hardcore (?) ?
▶E...
Pairing : Eren x Levi Genre : Drama, Slice of life, Shounen Ai, Boy x Boy, Yaoi, comedy. Background Music : Lauren Aquilina - King - (Lyrics)
============ (16) ===========
(Levi's POV)
("Gelap... ")
("Dingin... ")
("Di mana aku? ")
"... Baiklah, kami mengerti. "
"... Tenang saja, dia aman bersama kami. "
Samar-samar terdengar suara-suara yang familiar di ingatan ku.
Suara yang akhirnya dapat membantuku keluar dari kegelapan.
(Author's POV)
"Ngg... Di mana ini? ", tanya lelaki yang berkulit pucat itu yang baru saja siuman.
"Akhirnya kau sadar juga ", ucap seorang lelaki dengan suara beratnya yang sangat familiar untuknya, Erwin.
"Levi! Astaga, kami mengkhawatirkan mu tahu! ", kali ini suara wanita tulen bersuraikan cokelat diikat yang sangat suka menggangu pria yang terbaring di kasur rumah sakit itu, siapa lagi kalau bukan Hanji.
"... Hmm? Apa yang terjadi? ", tanya Levi yang tersadar akan infus yang tertempel di tangannya itu.
"Kau tak ingat ya? Sudah dua hari kau tak sadarkan diri, kami sempat khawatir saat mendengar kabar bahwa kau dirawat inap. " ujar Erwin yang beranjak dari sofa tunggu tak jauh jaraknya dari ranjang rumah sakit yang ditempati oleh temannya yang sedang dirawat itu.
"Dokter bilang, kau Anemia. Huft... Ingat umurmu Levi, seharusnya kau bisa jaga kesehatanmu sendiri, tapi kau malah ngedrop sampai dirawat inap, untungnya tidak parah. Bikin khawatir saja! ", ketus Hanji yang berdiri sambil bertolak sebelah pinggang di sisi lain ruangan itu.
"Untungㅡ" ㅡ*Tok tok tok
Belum selesai Hanji menyelesaikan kata-kata yang ingin dia keluarkan, terketuklah dan terbukalah pintu kamar ruangan tersebut yang kemudian memperlihatkan pemuda bersurai cokelat yang tak asing lagi.
Dan bertemulah tatapan mata kedua lelaki itu.
Tatapan mata yang terlihat canggung, senyum keraguannya dengan tatapan dingin dan wajah seolah tak ingin bertemu.
"... Syukurlah, Levi-san telah siuman ", ucap Eren dengan senyuman sedihnya itu untuk siapa lagi kalau bukan kekasihnya yang dirawat inap selama 2 hari tersebut.
"... "
"... "
"... "
Hening...
Ya...
Levi yang tak ingin berbicara apalagi melihat wajah kekasihnya sendiri itu(?) hanya membuang muka dan berpaling ke luar jendela.
Ditambah kedua teman pria berkepala 3 itu yang merasa mengganggu moment kebersamaan kedua pasangan yang sedang marahan tersebut.
"Ah, kami akan keluar dari siㅡ "
"ㅡTidak perlu... Yang seharusnya keluar dari sini adalah bocah itu ", kata-kata yang baru saja dikeluarkan oleh Erwin dipotong oleh Levi yang berusaha menahan amarahnya dengan mencengkeram kuat selimutnya itu,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentu saja perkataannya barusan membuat perasaan seseorang yang dimaksud menjadi sedih dan terpukul mendengarnya.
Hanji yang tak bisa menerima perlakuan Levi terhadap Eren pun akhirnya angkat bicara,
"Levi kau tak seharusnya bicara seperti itㅡ "
"ㅡBicara apa!? "
Namun apa daya, Emosi Levi yang telah memuncak malah membuat ketiga nya terdiam seketika.
"Semuanya sudah terbukti, aku melihat semuanya di depan mataku! Semuanya! Berduaan ke toko ini itu, lalu dinner bersama, pegang-pegangan?! ", dengan sekuat tenaga pria itu menahan bendungan air matanya agar tak terlihat oleh ketiganya.
Meskipun demikian, insting pemuda yang 'pernah' menjadi kekasihnya tersebut lebih kuat soal emosional yang dikeluarkan oleh pria bersurai hitam itu.
"Tapi, Levi kauㅡ "
"ㅡTak apa Erwin-san, Hanji-san. Aku akan keluar, lagi pula aku tak ingin kesehatan Levi-san terganggu olehku, maaf telah membuat keributan disini. Selamat tinggal. "
Apa daya pemuda tersebut yang tak ingin kondisi Levi memburuk karena kehadirannya, ia lebih memilih untuk mengikuti permintaannya lalu berpamitan dengan senyuman tipis yang juga mengandung unsur menyedihkan itu.
ㅡ*Blam
Keheningan sesaat begitu terasa ketika bunyi pintu telah tertutup terdengar meskipun pelan.
Disusul oleh kedua teman pria itu yang juga berpamitan untuk segera kembali, akhirnya tinggalah sendiri seorang Levi Ackerman itu.
Air mata yang dari tadi ia tahan akhirnya mulai mengalir satu persatu di pipinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siapa yang tak hancur hatinya ketika melihat kekasihnya sendiri bermesraan dengan orang lain dibelakang mu?
Bahkan pria yang terkenal akan sifat dingin dan cueknya ini pun lemah akan hal tersebut.