Fortune Cookies - Ch.17

3.6K 382 7
                                    

Pairing : Eren x Levi
Genre : Drama, Slice of life, Shounen Ai, Boy x Boy, Yaoi, comedy.
Background Music : -

============ (17) ============

(Author's POV)

Meskipun kedua teman yang dikenal dekat dengan Levi itu memiliki jam kerja, niat baik mereka untuk membesuk salah satu teman nya itu disela-sela waktu mereka saat segang.

Kala itu di sore hari sebelum matahari mulai berubah menjadi orange , ketiga nya berbincang-bincang di dalam ruang inap salah satunya.








(Levi's POV)

"Kalian ini, bukannya kerja malah mencari alasan untuk menjengukku agar lepas sesaat dari pekerjaan kalian ", ujarku sambil mengelupas kulit apel yang dibawakan oleh mereka sewaktu datang menjengukku.

"Yee... Siapa yang nyari alasan, orang kami memang mau menjenguk mu, lagi pula kami tidak mungkin membiarkan mu sendiri. " balas Hanji.

"Dan lagi, aku perhatikan kalau kalian belum juga berbaikan ", ucap Erwin sambil berdiri dekat dengan jendela dan melihat ke luarnya.

"Hah? "

















"Levi ada yang ingin kami bicarakan. "




















•••

"Terserah kalian mau bilang apa,aku tak peduli. " kekesalanku mulai lepas setelah mereka membicarakan soal 'Bocah' yang telah membuatku dirawat inap itu.

"Kenapa kalian terus-menerus membelanya seolah dia tak bersalah, padahal kalian sendiri tak melihatnya! ", lanjutku kesal.

"Bukan begitu, kami tak bermaksud membelanya atau apapun itu. Kami hanya memintamu coba untuk tidak cepat mengambil kesimpulan. " jawab Hanji dengan mimik risaunya dihadapanku.

"Cobalah untuk mendengar penjelasan nya dulu... "

"... Kau tau, tadi kami sempat bertemu Eren di rumah sakit ini, dia hanya diam dan berdiri dibalik pintu ruangan ini. " ujar Erwin yang melihat ku dari bayangan kaca jendela.

"??!... "
("Dia tadi datang?  ")

"Tadinya kami sempat mengajak nya masuk dan menemuimu, tapi dia menolaknya. Dengan alasan yang sama kalau dia tak ingin kesehatan mu terganggu karena melihatnya. " lanjut Erwin.

"Sebelum kami masuk ke ruangan mu ini, kami menyempatkan waktu untuk berbincang-bincang diluar. "

"Awalnya aku juga merasa kesal saat ia menceritakan cerita dimana dia dan yang kau bilang 'mantannya' itu bersama dibelakangmu. "

"Yahh... Tapi semakin dalam penjelasan nya, aku semakin mengerti maksudnya "

"... ", aku pun terdiam karena tak mengerti maksud ucapan Erwin itu.

"Apa maksudmu? ", tanyaku terheran.

"Diaㅡ "
"ㅡHanji, kurasa kita harus kembali sekarang, sudah mulai gelap di luar sana. Aku akan mengantarmu pulang ", belum selesai Hanji ingin menjelaskan tiba-tiba saja Erwin memotong percakapannya dengan beralaskan untuk segera kembali.

"Oh ya! Lusa nanti kau sudah di izinkan untuk pulang kan? Akan ku usahakan untuk mengantarmu besok ya? ", tanya Erwin ketika ia hendak mengenakan kembali mantelan jas nya yang berwarna kecoklatan itu.

"Bukan kau saja! Aku juga ikut! ", susul Hanji.

"ㅡTch! Yasudah, pulang sana " ucapku kemudian memakan apel yang tadi kulepas kulitnya.

"Bye bye Levi~
Oh iya! Ngomong-ngomong aku membelikanmu fortune cookies ditempat yang sama waktu kita beli dulu, jangan lupa dimakan yaw~ ", ujar Hanji sambil memberikanku sebungkus kue tersebut.

"... ", tanpa mengucapkan satu katapun aku menerima sebungkus kue yang pernah membuat ku tersedak sebelumnya.






ㅡ*Blam







Setelah mereka menutup pintu ruang inapku, dan suara langkah kaki mereka yang mulai hilang, entah mengapa tanganku tergerak untuk membuka bungkus kue yang Hanji berikan padaku.

Dan memakan salah satunya.




Tak lupa untuk mengetahui isi secarik kertas yang sebelumnya pernah meramalkan nasibku.

Spontan ia langsung membulatkan kedua bola matanya karena terkejut akan secarik kertas yang ia pegang dan ia tatapi.

























































"... Kenapa harus seperti ini?... "









(Author's POV)

Lagi-lagi ia menangis sendirian...

Lalu apa isi surat ramalan yang ia dapatkan sehingga membuatnya kembali berlinangan air mata dengan tatapan kosong?

Dan apa yang akan terjadi selanjutnya?

Penyesalan macam apa yang akan dialami?
Atau...
Kebahagiaan apa yang akan didapatkan?

Bahkan secarik kertas pun tidak mampu menjawabnya.


===== (17 END) =====

FORTUNE COOKIES
CH. 18

[ERERI] - Fortune Cookies - (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang