Pairing : Eren x Levi
Genre : Drama, Slice of life, Shounen Ai, Boy x Boy, Yaoi, comedy.
Background Music : -============ (5) ===========
(Levi's POV)
•
•
•
2 jam sudah proses pemotretan berlangsung, Eren masih harus berpose untuk diambil gambarnya.
Selagi proses pemotretan berjalan, aku menunggunya bersama dengan sepupunya, Mikasa yang sedang berdiri menyilangkan tangan, di samping ku dalam keheningan.
"Kau tak duduk? ", tanyaku sambil melihatnya yang telah memintaku duduk sambil menunggu Eren.
"No, thanks. " balasnya acuh tak acuh.
"... "
"Bukankah dia terlihat berbeda dari 10 tahun saat kalian bersama? ", tanya gadis masih melihat ke arah Eren yang masih dalam proses pemotretan.
"???.. Ya... Begitulah... ", jawabku yang awalnya bingung kenapa ia bertanya hal itu.
"Dia sudah jauh tumbuh tinggi dari yang dulu sering ku gendong. " lanjutku sambil memperhatikan Eren.
"... "
"Armin dan Aku sebenarnya sudah sejak kecil bersama dengan Eren juga, bisa dibilang jauh sebelum bertemu denganmu. " ucap gadis itu.
"Waktu SD Eren sering sekali terlibat perkelahian dengan teman sekelas kami yang suka meledek impiannya, bukan hanya itu, Eren juga tidak akan segan menghajar mereka karena mengganggu teman-temannya, aku juga tak segan terlibat perkelahian dengan mereka yanh mengganggu Eren, karena dia adalah sepupuku yang harus ku jaga, yang berarti bagiku..." lanjutnya.
"... Kami sering sekali berkumpul dan bercerita di Taman bermain sekolah sewaktu jam sekolah berakhir, tapi... Kegiatan itu sudah jarang kami lakukan ketika Eren bertemu denganmu. " ujarnya, entah membuat perasaanku menjadi tidak enak.
"Sebelumnya, Eren sering sekali menceritakan kesehariannya dengan seorang 'Levi-san', entah itu ketika presentasi di kelas ataupun di taman. " lanjutnya.
Entah mengapa suasana menjadi lebih tidak menyenangkan, aku hanya bisa mendengarkannya berbicara tanpa ingin memotong ceritanya, dan terlihatlah raut wajah kesal dari gadis itu yang sedang menundukan kepalanya.
"Seiring berjalannya waktu, Eren mulai jarang berkumpul bersama kami lagi sewaktu pulang sekolah, dia pasti akan pulang lebih cepat dengan semangat... "
"Eren pasti akan melarang ku dan Armin untuk ikut bertemu dengan 'Levi-san'-nya itu, semakin kami memaksa, semakin keras juga dia melarang kami... ", terlihat cengkraman kuat karena emosi yang dibuat oleh Mikasa yang masih menyilangkan tangan nya.
"Hal itu membuatku dengki, aku merasa Eren lebih sering menghabiskan waktunya dengan orang itu.. Aku beranggapan bahwa kau merebut Eren dari kami... ", terdengarlah nada suara yang mulai diselimuti oleh amarah meski pelan.
"Kalau begitu aku minta maaf, karena telah membuat jarak antara kau dan Eren. " ucapku penuh penyesalan dan rasa tak enak.
"Maaf? Untuk apa? Untuk kejadiaan yang sudah lampau itu? Sudah tidak perlu lagi aku mendengar kata maaf untuk itu. " sahutnya sambil menatapku.
"Lalu kau mau apa? Kau mau aku menjauh dari nya? "
"ㅡTsk! Jangan bodoh! ", bentaknya.
"Hah?! ", reflek aku pun berdiri dan menatap gadis itu dengan tatapan tidak senang.
"Aku heran, kenapa Eren sangat menyukai orang sepertimu. "
"H-hah?... ", seketika pun aku yang emosi tadi menjadi kebingungan dengan perkataan Mikasa barusan.
"Aku memang tidak menyukaimu karena dulu aku berpikir kau merebut Eren dari kami... Tapi semakin dewasa, aku semakin berpikir lebih luas, aku selalu melihat wajah bahagia Eren ketika dia menceritakan tentangmu. Dan yang membuatku tenang adalah ketika melihat Eren bahagia... "
Aku pun semakin tidak mengerti,meskipun aku berusaha memahami maksud perkataannya itu, dan hal itu membuat degup jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.
"... Aku tidak membutuhkan minta maaf dari mu, yang kuminta hanya tolong bahagiakan Eren. " lanjutnya, kemudian berjalan pergi keluar studio.
Aku pun terdiam memperhatikan sesosok Mikasa dari belakang yang perlahan tertutupi oleh pintu studio.
"ㅡLevi-san!! ", suara Eren memecahkan lamunanku.
Ternyata proses pemotretan telah usai, dan Eren manggil namaku sambil menghampiriku.
"Eren? Kau sudah selesai pemotretannya? ", tanyaku sambil menatapnya.
"Sudah, ㅡtapi tadi aku sempat melihat Levi-san dan Mikasa berbicara suatu hal yang serius, apa itu? ", tanyanya
"Bukan apa-apa, hanya sebuah perkenalan biasa. ㅡNgomong-ngomong, selamat ya atas penghargaan mu di acara TV itu. " kataku untuk mengalihkan pembicaraannya.
"Wah! T'rima Kasih, Levi-san!~ kukira Levi-san tidak menontonnya. " balasnya dengan memasang senyum semangatnya.
"..."
Apa reaksinya jika kukatakan aku kebetulan melihatnya ketika hendak mengganti channel lain? Lebih baik tidak kuberitahu."Oh ya! Levi-san setelah ini aku luang, jadi bolehkan aku mampir ke rumahmu? ", tawarnya dengan senyuman.
"Hah? Kenapa? Bukankah lebih baik jika kau beristirahat? ", tanyaku heran.
"Tidak boleh ya? ", tanya nya dengan memasang raut wajah cemberut.
Aku jadi tak tega melihatnya...
"Hufft.. Baiklah... Tapi jangan lama-lama, ingat kau ini seorang Bintang, kesehatanmu itu penting. " balasku.
Akhirnya kami pun keluar dari studio, lalu setelah mengganti pakaiannya kemudian berpamitan dengan Mikasa dan Armin, aku dan Eren pun pergi ke rumahku...
Menggunakan mobil sport pribadi miliknya, yang berwarna hitam dan bermerk-an 'Lamborghini'.Memang awalnya aku sempat kaget mengetahui bahwa Eren sudah sesukses itu, tapi tak heran bagiku bahwa Eren bisa membeli sebongkahan mesin ini dengan kerja kerasnya.
•••
Dan sampailah kami di rumahku...
===== (5 END) =====
FORTUNE COOKIES
CH. 6A
KAMU SEDANG MEMBACA
[ERERI] - Fortune Cookies - (Completed)
FanfictionOriginal Cover by : @inunekosukii/Lena Edited by : me !!!WARNING!!! ※ Mengandung OOC Berlebihan ※ Ketypoan + Bahasa Asing (?) ※ Kebaperan sesaat (?) ※ Boy x Boy / Yaoi / Shounen Ai ※ Hardcore (?) ? ▶E...