Hari 3 Ⅰ 03 Maret '18

7.4K 1.1K 23
                                    

Ini adalah kali pertamanya aku menginjakkan kakiku lagi di kantin sekolah setelah beberapa hari ini putus dengan Dovan.

Bisa ditebak dengan mudah. Aku biasanya ke kantin bersama Dovan. Namun sekarang aku terpaksa datang tanpa ada Dovan berjalan di sisiku; tanpa ada Dovan makan di hadapanku.

Dovan memang makan ke kantin juga siang ini, tapi aku tidak hanya berdua dengannya, melainkan juga bersama jarak.

Di antara Dovan dan aku, ada jarak yang terlampau jauh untuk ukuran kami. Selisih empat meja, baru aku bisa melihat Dovan. Ia makan sendirian, tanpa ada siapapun di tiga kursi lainnya di meja tersebut.

Sama dengan meja yang kutempati. Tidak ada siapapun di tiga kursi lainnya. Bahkan beberapa menit setelah aku mulai makan, kursi di mejaku malah dipinjam meja sebelah, bukannya justru diisi.

"Goblok," tukasku kepada diri sendiri. "Ah, kasar," gumamku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.

Aku ingat bagaimana Dovan selalu menahanku untuk bicara kasar, dan aku ingat bagaimana Dovan selalu marah jika aku bicara kasar.

Maaf, Dovan, aku bicara kasar lagi.

"Sa?" panggilan itu membuatku menengadah, mendapati laki-laki berkacamata dengan name tag bertuliskan Ariko datang dan menarik kursi di hadapanku.

Hanya senyum kecil yang kutunjukkan kepadanya.

"Kok lo enggak sama Dovan? Tumben." Sambil mulai menyendokkan nasi goreng ke dalam mulutnya, pertanyaan itu tercetus dari mulut Ariko. "Lagi berantem, ya? Kebiasaan banget sih, berantem mulu sama pacar. Kalau sama pacar aja berantem mulu, pacarannya kapan dong?"

Di Penghujung FebruariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang