1

676 82 17
                                    

Samuel bersiul sambil memutar bola basket di telunjuknya. Permainan hari ini berjalan lancar. Kelasnya menang melawan kelas kak Daniel. Ia berjalan lewat koridor penghubung gedung kelas 3 dan kelas 2.

Samuel menoleh ke kanan dan menjatuhkan bolanya tanpa sengaja, tepatnya karena fokusnya hilang.

Samuel melihat seorang perempuan di kelas 11 IPA 4 membenturkan kepalanya ke papan tulis berulang-ulang. Kontan saja Samuel segera masuk ke kelas itu.

"Hei! Lo udah gila ap–"

Ucapan Samuel terhenti kala melihat gadis di hadapannya itu ternyata bukannya sengaja membenturkan kepalanya ke papan tulis. Gadis itu sedang tidur.

TIDUR SAMBIL JALAN!

Samuel merasakan bulu kuduknya menegang saat melihat kelakuan perempuan itu dalam tidurnya. Ia buru-buru menepis pikiran horornya dan berpikir cepat. Apa yang biasa dilakukan tetangganya saat anaknya jalan sambil tidur di malam hari?

Samuel mengurungkan diri untuk menggigit bibir dan lari. Alih-alih ia menaruh telapak tangannya di depan papan tulis, area di mana kening gadis itu membenturkan kepalanya. Kini gadis itu tidak membentur papan tulis lagi, tapi membentur telapak tangan Samuel.

"Masa gue harus kaya gini sampai dia bangun?" Samuel bermonolog sambil memerhatikan wajah gadis itu lamat-lamat.

Bule. Gadis itu keturunan sama sepertinya. Tapi siapa namanya? Ah, Samuel benar-benar tidak tahu namanya. Banyak sekali bule di sekolah ini, sih.

Alisnya tebal, bukan alis hasil gambaran pensil seperti teman-teman perempuannya yang lain. Bulu matanya juga panjang, jelas bukan hasil extension seperti artis-artis di televisi. Sepertinya habis membersihkan make up, tapi seperti pakai make up. Putih sekali kulitnya.

Keningnya sudah merah. Samuel mencoba menerka berapa lama gadis ini tidur sambil membenturkan kepalanya. Ia memiringkan kepalanya, berpikir apa saja untuk membunuh waktu.

"Sekelas dong sama Somi."

"Sama Dewa juga."

"Apa gue bangunin aja?"

"Ah, au ah!"

Samuel mengacak rambutnya dengan tangannya yang masih bebas. Samuel menyesal tidak memerhatikan tetangganya menidurkan kembali anaknya yang berjalan malam itu.

Ia akhirnya menggigit bibir. Sedetik kemudian ia berdecak. Ah, bodo amat!

"Please, jangan bangun dulu."

Samuel memohon pada gadis itu, lalu dengan sangat hati-hati memegang kedua bahu gadis itu dan membalikkan tubuh gadis itu perlahan. Ia menuntunnya ke meja depan.

Samuel menyisir sekeliling kelas. Ia kembali berdecak kesal.

"Lalu apa..."

Aku mau denger pendapat kalian ttg chapter 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mau denger pendapat kalian ttg chapter 1. Let me know what you think!

Have a nice day!

Sleepwalker | Samuel × Kyla ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang