Kyla menghela nafasnya setelah keluar dari tempat les piano. Ia mengecek ponselnya. Belum ada kabar dari kakak atau ayahnya. Sepertinya ia harus naik bis hari ini.
Bing.
Bing.
Shilla
Sorry gak ada tempat lagi.
Natty
Plis gak usah caper ke orang-orang. Lo tuh emang gak pantes buat masuk klub drama.
Pesan itu membuat Kyla mendengus kesal. Seingatnya ia sudah tidak lagi mengungkit-ungkit kejadian klub drama. Kenapa Natty malah mengejar-kejarnya sekarang.
Natty
Ga usah sok cantik juga.
Gue tau minggu lalu lo sama Samuel berduaan kan di parkiran
Kalau mau ngerebut cowok orang sadar muka
Lagian mana mau Samuel sama cewek kaya lo
Kyla mengabaikan pesan Natty. Ia mengantuk. Tadi malam ia tidak bisa tidur lagi.
Samuel baru selesai pulang les dan membeli pembalut juga obat untuk kakaknya yang kesakitan karena datang bulan saat ia melihat tas yang familiar di halte. Tas Kyla?
Samuel menepis pikirannya. Tas seperti itu pasaran di negara ini. Tapi ia sadar gantungan kunci akrilik bergambar mandala yang menggantung di resleting itu sama seperti punya Kyla.
"Maaf, Mbak. Ini yang punya ke mana, ya?"
"Oh, tadi sih jalan ke sana. Tasnya gak tau kenapa ditinggal. Kayaknya lagi mabok, deh."
Samuel tergugu, tiba-tiba jantungnya berdetak cepat. Segera ia sambar tas Kyla dan berlari ke arah yang ditunjuk mbak tadi.
Ruko sedang sepi, kalau ramai pasti ada yang tahu Kyla berjalan ke mana. Bahaya kalau Kyla menyebrang jalan.
"Sialan." Samuel mendesis, masih menyisir sudut-sudut ruko.
Samuel hampir menyerah saat sampai di gang kecil di ujung ruko. Di sana, di samping tempat sampah, ada Kyla yang sedang membenturkan kepalanya ke dinding bata. Tidur tentunya.
Samuel tersenyum lega dan langsung menahan kepala gadis itu supaya tidak membentur dinding lagi.
"Kyla, bangun."
Samuel pikir, lebih baik Kyla bangun daripada dilihat orang-orang. Apalagi ini tempat umum, tidak memungkiri bisa saja ada orang yang akan lewat dan menatapnya aneh. Kening Kyla pun terlihat berdarah sedikit.
Samuel mengusap kening Kyla dengan jarinya, menghilangkan darah yang keluar sedikit, lalu mengguncang-guncang tubuh Kyla.
Samuel terkejut saat Kyla tiba-tiba membuka matanya lebar. Ah, bukan itu sebenarnya.
"KYAAAAAAAAA!!!"
Itu suara Kyla yang berteriak melengking sambil meronta dari Samuel. Samuel berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan Kyla. Untungnya ruko sudah sepi dan masih tidak ada orang berlalu lalang.
"Kay, ini gue Samuel!"
"Ini gue, Kay!"
Samuel mengunci tangan Kyla sampai Kyla meronta berlutut. Samuel mengambil kesempatan itu untuk memeluk Kyla sehingga gadis itu kesulitan bergerak.
Lama kelamaan, rontaan Kyla berganti jadi isak tangis campur engahan nafas lelah sisa 'pemberontakan'nya.
Dalam posisi keduanya berjongkok, Samuel berdesis pelan menenangkan Kyla. Kalau bisa dilihat, mata mereka berdua menampakkan ketakutan. Tapi Samuel tidak bisa pergi dan meninggalkan gadis itu sendiri di sini.
"Sssttt... Lo udah aman, Kay. Ada gue di sini." bisik Samuel lembut sambil mengusap kepala Kyla. Tubuh Kyla bergetar hebat. Pun tangan Samuel.
"Gue gak akan ninggalin lo."
Ternyata aku menemukan draft lama yang cute dan hampir selesai guys. Jadi mungkin bakal up 3 kali seminggu.
Adakah yang udah liat MV One? So aesthetic and I got this futiristic vibes jadi mau bikin work futuristik hmmm.
Daaan dd sudah gede :( Hngg pokonya Samuel tinggi banget di situ(?) Jangan lupa nonton MVnya gaeess
As always, ditunggu kritik dan sarannya! Have a nice day!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleepwalker | Samuel × Kyla ✔️
Fanfiction"Gue bisa semaleman pegang tangan lo begini. Asal lo tetep di samping gue." 2018, March 4th - March 6th Warning! Lokal, dialog non-baku, harsh words in some chapters Rating: PG-15 Since 30/3/2018 End 28/7/2018 ©kikiyay, 2018