"KAYLAAAAA! MAIN, YUUK!!!"
Mark yang sedang sedang meneguk jus mangganya tersedak.
"Anjir! Siapa, tuh?"
Mark mengintip ke balik jendela depan.
"Yah, si bocah."
"Dek, pacar kamu nyamper nih!" teriak Mark dari pintu.
Kepala Kyla menyembul dari balik pintu kamar. "Aku gak punya pacar." lalu kembali menutup pintu kamarnya.
"Bocah pada gengsi amat, yak." gumam Mark.
Mark berjalan santai ke kamar Kyla dan membuka lebar-lebar pintunya. Kyla sedang mencoret-coret buku sketsanya.
"Temuin dulu, kalau gak mau ngobrol langsung suruh pulang."
Kyla masih sibuk dengan bukunya.
"Illa. Sopan lah sama tamu."
Kyla berdiri dan langsung pergi melewati Mark dengan tatapan kesal.
Kyla membuka pintunya dan mendapati Samuel langsung menyodorkannya sebuah buku gambar A3. Kekesalan Kyla berubah jadi bingung, ia menatap Samuel bertanya.
"Gue dapet tugas dari bu Liz buat gambar pendopo sekolah dari samping kanan. Tapi gue gak bisa gambar dan gak ngerti tekniknya. Kan lo tau gue cuma jago di laptop. Mana harus pakai garis-garis dimensi ga ngerti gue."
"Lalu?"
"Minta ajarin."
Kyla mengrenyitkan dahinya, "Emang Natty gak bisa?"
"Natty sama aja kaya gue gak jago gambar."
Kyla tidak bereaksi.
"Please, dua tugas kemarin tuh gue remednya remed lagi. Masa yang ini remed juga. Lo kan pinter gambar. Ajarin gue."
Kyla mau menolak. Tapi melihat raut wajah Samuel, Kyla jadi kasian. Kyla membuka buku gambar milik Samuel dan melihat halaman pertamanya.
"Hhmpph."
Kyla menahan tawa dengan tangan kananya, membuat Samuel menatap Kyla sewot.
"Parah malah diketawain."
"Sekarang?"
"Iya sekarang, lah. Dikumpulin lusa."
Kyla menatap Samuel dengan poker face-nya. "Ya udah, masuk."
Kyla masuk, diikuti senyuman senang Samuel.
Kyla mengajarkan Samuel menggambar pendopo sekolah. Kyla sudah sangat sabar meladeni Samuel yang bertanya kelewat banyak tapi cuma berhasil menggambar satu tiang depan pendopo dalam satu jam.
"Kay, ini lo gak salah ngajarin gue?"
Kyla menoleh dari ponselnya ke buku gambar Samuel.
"Kan ini titik awalnya di 5 cm, kok titik akhirnya di 8,5 cm? Kan yang miring itu bukannya horizontalnya, ya?"
Kyla mendekat lagi ke buku gambar Samuel, lalu tersadar.
"Oooohhh, iya bener. Salah gue. Hapus aja, ya? Terus bikin lagi yang 5 cm di bawahnya."
Samuel terlihat kecewa.
"Sorry ya, El. Tapi gapapa proses belajar."
Samuel mengangguk lalu menghapus gambarnya. "Begadang kayanya gue malem ini."
Kyla mendengar gumaman Samuel, "Jangan begadang! Ga baik buat kesehatan."
"Ah, kaya lo enggak aja."
Kyla terdiam sebentar. "Itu kan beda. Lagipula gue tetep berusaha tidur, kok. Kalau kebiasaan begadang, ga mungkin gue bisa konsen di sekolah. Yang ada lompat dari lantai 2 gara-gara tidur sambil jalan."
"Iya deh, apa kata tuan putri gue iyain."
Bugh.
"Adaw! Kebiasaan banget sih lo mukul punggung gue."
"Habis kalau ngomong suka ga mikir." cibir Kyla.
"Pokoknya kalau sampai jam 7 belum selesai juga gue usir." lanjut Kyla.
"Iya, iya. Paringi sabar, untung sayang."
Maafkan lama updatenya :') Minggu depan chapter terakhir!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleepwalker | Samuel × Kyla ✔️
Fanfiction"Gue bisa semaleman pegang tangan lo begini. Asal lo tetep di samping gue." 2018, March 4th - March 6th Warning! Lokal, dialog non-baku, harsh words in some chapters Rating: PG-15 Since 30/3/2018 End 28/7/2018 ©kikiyay, 2018