2

467 69 10
                                    

Kyla merasakan lehernya sakit. Ia membuka kepalanya dan hal pertama yang ia lihat adalah papan tulis dengan sisi pandang yang miring.

Kyla masih belum sadar sepenuhnya saat ia merasakan panas di sisi kanan wajahnya. Kyla mengucek mata sambil menoleh ke samping kanannya. Ada bahu kekar berbalut seragam basket sekolahnya. Kyla mendongak.

3

2

1

"KYAAAAAAAAAA!!!"

Teriakan Kyla cukup membuat Samuel terperangah sampai ia refleks menutup mulut gadis di sampingnya ini.

"Sssttt. Lo bisa buat satpam salah paham." Bisik Samuel.

Kyla melepaskan tangan Samuel dari mulutnya. Butuh usaha ekstra memang mengingat tangan kekar Samuel membekap Kyla sampai ia terdorong ke belakang.

"Lo ngapain di sini? Kenapa lo di samping gue? Lo ngapa-ngapain gue, ya?"

Samuel menghela napasnya kesal, tapi ia berusaha sabar.

"Diem dulu ish tangannya." Samuel menurunkan tangan Kyla dan menguncinya sehingga tangan Kyla tidak bisa bergerak.

Kyla menatapnya tajam. Samuel balik menatap Kyla lama, membuat gadis itu bingung walaupun tetap mempertahankan tatapan tajamnya.

"Ngomong, dong!" ucap Kyla agak membentak.

Samuel mendengus dalam hati, tapi hanya anggukan yang keluar. "Tadi lo tidur sambil megang makalah tugas pak Angger. Kepala lo melencong ke mana-mana, gue lagi lewat depan kelas lo. Masa gue tega, yang ada leher lo patah nanti. Gue tadinya mau tidurin lo di kursi. Tapi ribet, ya udah. Ah, iya. Bola basket gue sampai gak tau ke mana."

Kalimat terakhir itu membuat Samuel melepaskan tangannya dari tangan Kyla dan berdiri celingukan mencari bola basketnya dari posisi berdirinya. Dan Kyla merasakan kehangatan di tangannya menghilang, mungkin karena Samuel mengunci tangannya terlalu erat.

"Oh... Makasih." gumam Kyla pelan.

Samuel menoleh, "Apa? Gak denger."

Kyla berdecak melihat senyum menyebalkan pria di hadapannya. Sok ganteng. "Makasih, Samuel."

Samuel tersenyum, makin menyebalkan. "Gue emang terkenal, ya."

Kyla memasang poker face-nya dan memilih menghiraukan Samuel. Kyla mendapati ponsel dan sketchbook-nya di atas meja. Ia mulai membereskan barangnya.

Samuel memerhatikan tingkah laku Kyla yang sedang membereskan barangnya.

"Nama lo siapa?"

"Kyla." jawab Kyla singkat.

"Oke, Kyla. Ayo pulang."

Kyla menatap Samuel bingung.

"Ini udah mau jam setengah 6. Lo tidur hampir satu jam." setidaknya sejak ketemu gue.

Kyla bergeming. Berarti Samuel sudah menahan dirinya selama satu jam.

"Ngg... Gue dijemput."

Samuel menatap Kyla lama, lalu mengangguk.

"Oke. Gue duluan."

Seperti itu saja. Lalu Samuel berlalu, meninggalkan Kyla sendirian di kelasnya.

Kyla memasukkan semua barangnya ke dalam tas. Melihat isi tas itu, Kyla terdiam, mencoba mencerna dialognya dengan Samuel hari ini.

*****

"SAMUEL!"

Samuel akan memakai helmnya ketika Kyla berlari kepadanya dan meneriakkan namanya. Samuel menatap Kyla dengan tatapan bertanya.

Kyla berhenti berlari, lalu berjalan pelan sambil mengatur nafas sampai ke hadapan Samuel. Ia menatap Samuel lama, mencoba mengolah kata.

"Kenapa, Kay?"

Kyla masih menatap Samuel. Samuel menangkap ekspresi Kyla. Gadis di hadapannya ini sedang menatapnya dengan perasaan... takut?

"Gue... tadi gue sleepwalking, kan?... Dan lo lihat."

Yep, buku ini mungkin gak akan banyak sweet momentnya karena aku lagi nyoba buat serelatable mungkin sama dunia asli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yep, buku ini mungkin gak akan banyak sweet momentnya karena aku lagi nyoba buat serelatable mungkin sama dunia asli. Tapi beberapa bagian ada drama-daram ala sinetron lah ya wkwk.

Ditunggu kritik dan sarannya! Have a nice weekend^^

Sleepwalker | Samuel × Kyla ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang