2| Curiga

91 9 6
                                    

Seperti biasa, kami berangkat bersama. Kami kuliah di universitas yang sama, tetapi berbeda fakultas.

Walaupun begitu, Aku seringkali melihat wajahnya.

Dari sekian banyaknya manusia di kampus, pasti ada saja yang membuatku bertemu pandang dengannya.

Mobil yang kami tumpangi memasuki area parkiran kampus. Aku merasa agak ketakutan. Siapa tau, ada yang melihat kami keluar dari mobil yang sama.

Dinar itu terkenal.

Dia punya banyak penggemar, baik yang satu fakultas, ataupun satu universitas yang jelas-jelas Dinar tidak tau dia sebenarnya ada atau tidak.

Kalau mereka mendengar dia mengatakan...,

"Mau kucium sebelum kita berpisah?"

Sudah kuduga. Dia selalu menggodaku dengan cara yang sama. Dia tidak benar-benar akan menciumku. Itu hanya sebatas gombalan agar dia bisa melihat wajahku yang memerah. Aku tidak tahu kalau ada orang lain yang mendengar ini.

Aku menatap matanya. "Kenapa selalu seperti ini?"

"Aku suka melihat wajahmu yang seperti ini," tangannya membenarkan letak anak rambut yang menutupi dahiku. "Kelihatan lucu."

Aku tidak ingin berada di tengah pembicaraan ini. "Kelasku sudah mau dimulai," Aku juga menyingkirkan tangannya yang ada di sisi wajahku. "Lebih baik Kamu juga sekarang ke kelas, sebelum ada yang melihat kita."

"Aku tidak keberatan jika mereka tahu kalau kita sudah menikah."

"Kita tidak tau apa yang akan terjadi dengan para penggemarmu itu," Aku membuang napas kasar. "Aku ingin hidupku tenang."

"Tenang atau justru merasa lebih waspada?" Dia mengatakan hal itu dengan suara yang dalam. "Aku tahu kalau sebenarnya Kamu itu tidak tenang Sayang, jadi jangan kita sembunyikan lagi."

Panggilan itu lagi.

"Kalau kita terus menyembunyikan hubungan ini, orang akan memandang negatif kepada kita." Lanjutnya.

Aku menundukan wajahku. "Maafkan Aku."

Aku mendengar dia menghebuskan nafasnya.

"Kalau begitu, kita bersikap seperti biasanya saja. Tapi jangan merasa terlalu ditutup-tutupi. Biarkan mereka tahu sendiri."

"Aku mengerti."

"Good girl," dia mengusap puncak rambutku. Dia juga mengecup keningku. "Belajar yang rajin ya, Sayang."

"Kamu juga."

"Kalau sudah selesai beritahu Aku."

"Oke."

Percakapan kami selesai sampai disini. Arah jalan kami berbeda.

Saat masuk ke kelas, Aku melihat Rianna yang sedang membaca buku jurnal miliknya. Aku duduk tepat di sebelahnya.

"Tumben rajin."

Rianna menoleh. "Tidak begitu La, Aku itu hanya sedang membaca jurnal semester awal."

Aku bertopang dagu. "Kenapa?"

"Kalau dipikir-pikir sih ya, dulu aku itu rajin sekali, lihat jurnal ini. Sekarang sudah mau lulus, Aku malah malas-malasan."

"Itu kamu saja, Aku tidak."

"Apaan sih," Dia menutup jurnal miliknya. "Omong-omong Kamu tau Dinar ngga? Itu lho, cowok yang terkenal di fakultas sebelah."

Ya, mana Aku tidak tahu?

"Tahu."

"Dia tampan ya."

Apa, katanya?

"Yang seperti itu di bilang tampan? Selama hidup, memangnya kamu belum pernah melihat lelaki tampan?"
Dinar, maaf ya.

"Itu kamu mungkin, yang matanya rusak," Rianna menyenderkan tubuhnya ke kursi. "Aku pernah lihat yang tampan-tampan makanya aku bilang dia tampan. Ya, walaupun begitu, daripada Dinar, aku lebih suka sama Kak Satria."

"Kak Satria?" Kataku memastikan.

Kak Satria adalah salah satu senior sekaligus teman dekat Dinar di kampus. Mereka, sedari dulu berteman.

"Yep." Kini kedua tangannya menopang kepalanya. Dia mulai berandai-andai. "Dia benar-benar tipeku."

"Terserah."

"Eh, iya La. Aku tadi mengangkat topik tentang Dinar karena aku sempat lihat kamu di parkiran tadi, dan sekilas aku lihat Dinar juga disana."

"Kalian sedang apa berduaan disana?"

Apa yang harus Aku bilang padanya?!

"Masa sih? Kamu tidak salah liat? Aku saja tidak mengenal dia langsung."

"Kamu aneh," Rianna mencolek pipiku. "Langsung menghindar begitu. Kayanya ada yang kamu sembunyikan dari Aku, La."

"Hm?" Aku bergumam tidak jelas, lalu mengalihkan pandangan ke arah tong sampah yang ada di samping bangku. "Tidak."

Aku yakin Rianna sedang melihatku dengan wajah penuh keingintahuan.[]

28 Mei 2018
🎉

embrasséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang