Suatu hari saat kami bertemu, Ratri berbicara denganku. Dia mengatakan kalau aku harus melakukannya.
Aku merasa masih muda dan belum siap memiliki anak.
Pernah aku jawab begitu, tapi Ratri langsung menoyorku lalu mengomeliku. Dia bilang umur bukan alasan. Apalagi kesiapan.
Aku berdecih. Dia saja belum menikah. Belum merasakan apa yang aku rasakan.
Dan dia masih mengomeliku sampai Dinar meneleponku dan menyuruhku pulang.
Jadi, setiap kami bertemu, dia pasti membicarakan hal itu.
Ku letakkan piring terakhir yang sudah aku cuci. Jam sebelas malam. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, aku masuk ke kamar. Dinar ada di dalam. Belum tidur.
Dia duduk di sofa kecil di kamar kami sambil membaca sebuah buku yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Buku itu cukup tebal, bersampul keras dan mempunyai tekstur kayu yang terlihat kokoh dari jauh.
"Belum tidur?"
Dinar melirikku sekejap. "Aku menunggumu."
Aku mengernyit. "Kenapa? Biasanya juga tidak."
Dinar menutup buku itu. Menyimpannya di sofa, lalu bangkit dan menghampiriku. Dia menepuk bahuku.
"Ayo tidur,"Aku mengangguk. Dia merangkulku, tersenyum.
Aku terlalu memikirkan banyak hal selama ini. Hal yang tidak benar-benar penting dalam hidupku. Mempermasalahkan hal kecil, dan mengabaikan hal yang ternyata membawa pengaruh besar. Apa yang aku inginkan? Kenapa aku ingin menangis sekarang?
"Maaf,""Maafkan aku,"
Dinar menatapku dengan lembut. "Kenapa?"
"Selama ini, aku tidak bisa menjadi istri yang baik untukmu, maaf."
Sial, aku menangis."Hei, kenapa menangis?" dia memelukku. "Tidak apa-apa. Cukup dengan apa yang ada sekarang, aku sudah senang."
Aku membalas pelukannya. Dinar terasa menegang selama beberapa detik.
Aku tidak ingin mendeskripsikan bagaimana ekspresinya. Yang terpenting, saat aku membalas pelukannya, tubuhnya terasa tegang.
Dia menelusupkan kepalanya di tengkukku.
"Untuk pertama kalinya kamu membalas pelukanku,"Tangisku semakin menjadi. Detak jantungnya terasa cepat. Dan aku merasakan hal yang sama.
"Untuk pertama kalinya kamu menangis lagi setelah kejadian taman itu,"
Dia benar. Aku tidak pernah menangis di depannya setelah kejadian di taman, setahun yang lalu.
Dinar mengeratkan pelukannya. "Aku senang, Kalila."[]
🙃
Maap telat apdet lagi hehe.
He./Btw ini updatenya seminggu atau sepuluh hari sekali yoo/
26 Juli 2018
![](https://img.wattpad.com/cover/136549282-288-k848422.jpg)