16| Tenang

25 5 2
                                    

Aku terbangun dari tidur di sofa, dengan selimut yang membungkus tubuh.

Saat aku melangkah menuju dapur untuk mengambil segelas air, dia ada di sana. Termenung, seperti memikirkan sesuatu.

"Sayang, kamu kenapa?"

Dia menggeleng. Aku mendekatinya dan menyandarkan kepalaku pada pundaknya.

Dia sedikit bergetar. Aku merubah posisiku, memeluknya. "Ada aku disini."

"Kenapa aku terbayang lagi saat-saat itu?" Dia semakin melesakkan kepalanya padaku. "Aku sudah tidak memimpikan hal seperti itu sejak lama, dan sekarang..,"

Dia mengalaminya lagi.

Sudah lama kejadian itu terjadi, dan ingatannya masih membekas seakan-akan baru terjadi kemarin.

Sejak saat itu, Kalila jadi trauma jika menemukan surat tergeletak di lantai ataupun melihat seseorang yang memiliki gaya berpakaian seperti mamanya.

Kedengarannya cukup berlebihan. Tapi, itulah traumanya. Pertamanya ku kira dia bercanda, karena jujur.., ehem itu aneh.

Bagaimana bisa kau trauma dengan surat yang tergeletak di lantai dan gaya berpakaian seseorang?

Tapi saat melihat langsung, aku sepenuhnya percaya. Raut wajahnya yang ketakutan luar biasa, tangannya gemetar dan napasnya yang tidak beraturan.

"Ssh, sayang aku selalu ada disini, untukmu, menemanimu," aku memeluknya.

"Sekarang semuanya baik-baik saja."

"Aku harap..., begitu. Tapi mimpi itu membuatnya semakin jelas Dinar," dia meremas bajuku.

"Semuanya..., membuatku seperti merasakan hal yang sama seperti saat itu."[]

Pendek banget ya?:")7 Desember 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pendek banget ya?
:")
7 Desember 2018

embrasséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang