Mos 2

602 39 2
                                    

Berikan komentar Anda!

Seperti biasa aku merapikan seragamku. Wkwkwk, biasa seragam baru tuh harus diistimewakan. Entah apa yang dilakukan pengurus OSIS untuk adik kelasnya nanti.

Akhirnya aku menaiki mobil silver milik ayah. Nah, salah satu untungnya nih, ayah dan ibu punya aku dan kakak yang selisihnya cuma 1 tahun, kalau sekolah bisa langsung.

Nah, sampai  deh ke depan sekolah. Mobil ayah berhenti. Aku dan kakakku pun berpamitan dengan ayah. Lalu pergi. Cuss!

"Kasihan hari ini MOS, bakal diapa-in kamu ya.." kata kak Fahri sambil senyum meledek.

"Ye.. MOS itu Masa Orientasi Siswa, bukan Membuli Orientasi Siksa," ucapku. Ya..entah ide darimana itu.

"Ha..bisa aja," ucap kak Fahri sambil mengusap kepalaku, lalu pergi begitu saja.

"Assalamualaikum, Al!" ucap seseorang dari arah belakang. Ia menepuk pundak ku.

"Waalaikumussalam," jawabku. Dia berjalan bersamaku.

"Tadi itu kakakmu, Al?" tanyanya sambil melihat punggung kak Fahri yang jaraknya jauh dengan kami.

"Iya," ucapku singkat. Huft...kenapa bahas kakakku? Kenapa gak aku sih? Bisa kalah saing nih. Aku melirik ke arah sahabatku itu, dia tampak tersenyum manis. "Emangnya kenapa? Kamu suka sama dia? Atau, kamu mau bilang kalau dia tampan?" tanyaku. Yah, aku sudah bosan mendengar kata-kata itu. Terutama awal-awal masuk Mts dulu. Banyak teman-temanku yang gak nyangka jika aku punya kakak setampan itu. Dan Ratna lah yang masih bertahan dengan rasa sukanya pada kak Fahri.

"Ye...enggaklah. Aku merasa kamu beruntung aja punya kakak. Sedangkan aku, aku anak sulung dengan adik berjumlah 5," ucap sahabatku itu.

"Ya...syukuri aja, Fer. Daripada anak tunggal," ucapku.

*****

Saat yang ditunggu-tunggu sudah mulai. Dari salah satu anggota OSIS yang tidak memperkenalkan namanya berdiri di atas mimbar dengan gaya gaul. Mengecek mikrofonnya.

"Jadi kertas yang kalian pegang itu adalah nama-nama anggota OSIS. Kalian harus meemimta tanda tangan mereka,"

Diselembaran putih itu, tertera nama-nama anggota OSIS. Huft...akan capek nih. Bayangkan, di sekolah yang besar ini harus mencari 35 orang yang gak kukenal.

"Jadi, silahkan mulai dari....sekarang!" ucap laki-laki itu dengan semangat. Teman-teman sebayaku berlari kocar-kacir tak beraturan. Sedangkan aku hanya diam bersama sahabatku.

"Al! Yang kita cari pertama kak Azmi dan kak Nuruz ya?" ucap sahabatku penuh semangat. Belum, belum, belum! Apa katanya tadi? Kak Azmi dan kak Nuruz?

Wajahku langsung kayak orang linglung. Aku langsung melirik ke kertas yang aku pegang. Di nomor yang ke-1 dan yang ke-2. Di kertas itu juga ada keterangannya. Kak Azmi sebagai ketua OSIS dan kak Nuruz sebagai wakil ketua OSIS.

Sahabatku itu langsung menarik tanganku. Kami lari-lari kayak ada yang kebakaran. Sampai kami berhenti di kerumunan orang-orang. Mereka mengerubungi kak Azmi dan kak Nuruz. Mereka berdua sibuk menulis tanda tangan.

"Dia sini masih ramai, Fera. Kita ke yang lain aja," ucapku. Bayangkan akan selesai pada menit ke berapa? Sedangkan, masih ada puluhan kakak kelas yang belum dimintai tanda tangan.

"Udah, di sini aja! " ucap Fera.

2 menit....
5 menit....

Tersisa lah aku dan Fera. Kami minta tanda tangan mereka.

Kertas Fera sudah ada tanda tangan kak Azmi. Aku juga sudah dapat tanda tangan kak Nuruz. Mereka bertukar kertas antara kertasku dengan kertas Fera. Selesai tanda tangan, mereka memberikan kertas kami.

Untukku... [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang