Hilang

453 37 3
                                    

Akhirnya, aku mengetahui, apa yang tersembunyi. Akankah kutinggalkan sesuatu yang sudah menyesakkan?
~Al~

Berikan komentar Anda!

"Udah, Fera. Kamu ke kelas gih, " ucapku dengan nada tak senang karena Fera masih saja di sampingku.

"Iya. Jaga diri ya. Jangan lama-lama sakitnya, gak kasihan apa sama aku. Gak ada temennya tau, " ucap Fera dengan nada manjanya. Ah, dia selalu tampak lucu. Andaikata.. Ah tidak!

"Makanya doa'in. Baru berapa menit sakit udah kangen, " ucapku sambil nyengir. Kasur UKS ini bikin aku pengen tidur. Lagian, mata udah berkunang-kunang. Eh, udah gak gaje lagi ya?

"Assalamualaikum, " ucap Fera. Senyumnya hangat sekali. Tapi aku masih ngebayin waktu ekspresi dia ketakutan karena kucing tadi.

"Wa'alaikumussalam, " jawabku.

***

_authorpov_

Entah kenapa air mata itu tumpah begitu saja. Sudah berkali-kali ia menghapusnya. Sambil berjalan menuju kelas, ia tak lelah terus menghapus air matanya.

"Fera?!" tegur seseorang yang kebetulan berpapasan dengannya.

Fera lekas menyembunyikan wajahnya untuk menghapus air matanya.

"Ya ada apa kak? " tanya Fera.

"Eh, enggak. Kelihatan kayak nangis, " ucap laki-laki itu dengan akhir kata menundukkan kepala.

"Kakak mau ke mana? " tanya Fera. Tak mau ada yang ikut campur dengan apa yang terjadi.

"Habis ke toilet, ini juga mau ke kelas. Kebetulan JamKos. Kamu sendiri mau ke mana? " tanya lelaki itu. JamKos= Jam Kosong.

"Ini juga mau ke kelas. Habis-"

"Eh,Ri! Temenin aku ke toilet," ucap seseorang yang tiba-tiba datang.

"Mm. Eh, Fera aku duluan ya," ucap Fahri. Ya dialah laki-laki yang sejak tadi berdialog dengan Fera.

"Eh tunggu dulu, kak," ucap Fera ingin berbicara sesuatu dengan kakaknya Alya itu.

"Ya ada apa?" tanya Fahri.

"Fera habis nganterin Alya ke UKS. Dia sakit karena tadi ketakutan ngelihat cicak," ucap Fera dengan rasa tak yakin jika sahabatnya itu takut dengan cicak.

"Cicak?! " ucap Fahri dengan sahabatnya yang minta dianterin ke toilet, yaitu Azmi.

"Ih, " ucap Fahri dengan nada jijik mendengar kata 'cicak'.

"Kamu sama adikmu takut sama cicak, Ri?" tanya Azmi setelah melihat ekspresi Fahri yang tampak aneh.

"Iya. Tapi, kalau sekarang, aku gak tapi sih. Tau kalau tu anak, " ucap Fahri ngebayangin adiknya yang teramat manja.

Dengan kompak Azmi dan Fera ber-oh.

"Duluan ya kak Fahri dan kak Azmi. Assalamualaikum, " ucap Fera merasa tak enak jika terus berlama-lama mengobrol dengan seseorang yang bukan muhrim, apalagi jika 2 lawan 1. Adeh..

Untukku... [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang