Berubah Pikiran

380 27 7
                                    

Karena dia lebih PANTAS
~Al~


Berikan komentar Anda!

Akhirnya!!!!!

Aku bisa beristirahat. Aku masih di rumah ayah dan ibu tercinta. Biasa, berbaring di tempat tidur. Terbesit, ingin membaca novel. Aku pun mengambil buku novel yang udah lamaaaaaaaaaaaa bangeeeeeeeeets tersimpan di dalam lemari tua. Tahu gak judul novelnya apa? Ada deh... Mau tau aja? Ah gak usah.

Aku pun membaca sampai ending cerita. Aku menangis. Ya iyalah aku kan pengennya si A sama si B, eh ternyata si A sama si C, karena si B yang selama ini jahat ke A. Whaaaa ngerti gak?

Emang ya bener, kalau kita baca novel pakai hati, duh ngena bangeeetss. Mau apa lagi, harapan alurku pengen gitu, tapi yang terjadi gini, ya aku hargai. Penulis adalah orang yang menentukan alur. Tapi, sebagai pembaca kita gak bisa mengelak apalagi berkata kasar kepada penulis. Karena penulis juga punya hati. Ha.. Kok bahas gini ya? Ya, sahabatku alias Fera pernah ngalamin kejadian gitu pas jadi penulis. Dan cuma karena olokan dari para pembaca, dia berhenti untuk jadi penulis. Aduh, sayang banget kan? Padahal udah kubilangin, Hidup itu jangan bergantung pada kata orang.

Ah.. Aku mau jalan-jalan menikmati udara segar.

_authorpov_

Alya menuruni anak tangga. Ia terkejut dengan mata melotot. Ia melihat ummi dan abi Nuruz bahkan Nuruznya juga yang berada di ruang tamu. Pikiran Alya kacau karena ada sesuatu yang terbesit.

"Eh, Al. Sini duduk. Ada Nuruz dan orangtuanya, " ucap ibu dengan lemah lembut.

Tumben ibu bicara sehalus itu. Ada sesuatu apa ya?... Batin Alya.

Alya duduk bersebelahan dengan ibunya.

"Ini, nak Nuruz mengkhitbah kamu. Kamu terima gak? Kalau ayah dan ibu setuju-setuju aja, " ucap ibu Alya yang terlihat bahagia. Akhirnya, Alya bisa merasakan rasanya di posisi Fera. Jantung Alya terus berdegup kencang. Ia tak percaya, laki-laki sesholeh Nuruz bisa mencintai dirinya. Hati siapa tak senang? Bukannya alya tak senang, tapi ia tak percaya dan sebenarnya masih ada nama seseorang yang ia simpan.

"Iya, Alya. Mau kah kamu jadi menantu ummi? " tanya umminya Nuruz. Umminya Nuruz tahu mengenai Alya dari Nuruz. Nuruz sudah bercerita panjang lebar dari kemarin kemarin nya lagi.

Apa aku mimpi?.. Batin Alya.

"Alya perlu waktu, " ucap Alya dengan nada pelan. Ia tak enak untuk menjawab seperti itu. Ia benar-benar tak tahu jika Allah mengabulkan do'anya dengan cepat.

"Berapa lama? " tanya Nuruz yang sejak tadi diam membisu. Nuruz memberanikan diri untuk mengkhitbah Alya. Ia takut jikalau nafsu menguasainya. Seperti lagu Cinta dalam Istikharah.

"3 hari, " ucap Alya. Nafasnya tak teratur. Serasa mimpi hari ini baginya.

"Baiklah. Kami pamit dulu, " ucap abi Nuruz sambil berdiri. Nuruz beserta umminya pun ikut berdiri.

"Assalamualaikum, "

"Wa'alaikumussalam, "

****

_Alyapov_

Aduh! Kenapa aku bilang 3 hari sih? Itu kan waktu yang singkat! Duh. Terima atau enggak ya?

Ketika aku ingin naik tangga. Ayah memanggilku. Ayah menyuruhku untuk mendekati ayah dan ibu. Wah, ada apa ini? Diceramahin?

Aku mendekati mereka yang duduk di sofa. Aku duduk dengan hati tak tenang. Ayah tampak memasang wajah kecewa begitupun dengan ibu.

Untukku... [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang