Jangan tanya kepadaku, selama ini aku suka pada siapa. Tanyakanlah pada dirimu sendiri apakah kamu sudah siap menerima jawabanku.
~Al~_Authorpov_
"Apa?! "
"Innalillahi wainnailaihi roji'un, "Semua orang terkejut dengan pernyataan sang dokter.
"Kalau saja ada anggota keluarganya di sini, bisa transplantasi ginjal, " ucap sang dokter.
Semua tak menyangka jika Aziz sampai seperti itu. Terutama bu Uti, tangisnya pecah. Air matanya ia hapus dengan kerudung hijaunya. Sesekali ia mengingat bagaimana Aziz bisa pingsan.
"Bi Uti. Nanti bawain roti ya ke kamar Aziz. Aziz lapar, " ucap Aziz yang baru pulang dari kerja. Wajahnya lemas, bibirnya pucat, dan suaranya yang parau.
"Oh iya. Biar bibi siapkan dulu ya. Pakai selai gak? " tanya bu Uti.
"Selai kacang ya, bi, "
"Oh iya. Kayaknya, den lagi lemas. Saran bibi kamu pijat aja. Bibi kenal kok dengan orang yang pintar mijitin, " ucap bu Uti yang kasihan dengan keadaan Aziz yang duduk di ruang keluarga.
"Gak usah, bi. Kapan-kapan aja. Aziz pengen istirahat, " ucap Aziz.
"Oh ya udah, den, " ucap bu Uti seraya tersenyum.
"Kalau Aziz gak bangun. Doakan ya bi, semoga Aziz bisa kumpul bareng sama ummi dan abi Aziz di surga-nya, "
Bu Uti membulatkan mata. Omongan Aziz membuat bu Uti menjadi patung.
"Ets. Kok ngomong gitu. Bibi mau ngambil rotinya dulu, " ucap bu Uti yang meninggalkan Aziz.
Tak lama setelah Bu Uti mengambil beberapa roti, ia kembali ke kamar Aziz. Didapatinya Aziz sudah dalam keadaan terkapar.
"Ya sudah. Lebih baik kalian cepat mencari pendonor ginjal buat dia. Karena jika tidak saya tidak tahu..,"
Tak lama kemudian dokter itu pergi.
Nuruz mengabari kabar duka itu kepada kedua sahabatnya, Fahri dan Azmi.
__________________
Azmi ingin berangkat ke RS. Tapi sebelum itu ia mengambil beberapa pakaian di rumah Aziz untuk keperluan Aziz nantinya. Untung saja, rumah itu tidak dikunci karena bu Uti yang buru-buru. Lagian Azmi udah minta izin ke bu Uti lewat perantara Nuruz, ya chat dengan Nuruz maksudnya.
Akhirnya Azmi sampai ke kamar Aziz. Dan melihat selembar kertas di atas meja belajar. Ia pun membaca surat itu.
Setelah membaca surat itu, Azmi langsung menangis. Ia menyimpan surat itu ke dalam saku celananya. Kemudian ia beegegas menuju RS.
---
Azmi sangat teekejut melihat gadis yang ia sukai sedang berada di depannya dengan wajah khawatir.
"Hey aku sudah menegur kakak sampai 2 kali!"
Azmi tak sadar jika gadis itu memanggil namanya.
"Eh iya ada apa?"
"Lihat pesan yang aku kirim ke kamu lewat WA,"
Azmi mengambil handphonenya di saku celananya.
"Ets ya nanti ajalah. Sekarang kamu temui Aziz dulu,"
Azmi mengangguk. Entah kenapa ia menjadi lemah jika behadapan dengan gadis itu.
-----------
Pagi yang cerah menyapa dengan lembut. Jarum pendek pada jam menunjukkan ke angka 8. Ini masih lah pagi. Tapi ini adalah pertemuan terpenting. Sudah berkumpul Alya, Nuruz, dan Azmi di ruang rawat Aziz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukku... [TAMAT]
Spiritüel* Pertemuan biasa atau pertemuan luar biasa? * Pertemuan indah atau pertemuan sadis? * Perasaan yang biasa atau yang luar biasa? * Dia kah orangnya atau bukan? * Dia itu sungguh misterius * Say 'yes' to read, vote, coment, and ikhlas.