Harinya Sudah Tiba

673 32 8
                                    

Jangan cari aku di google. Tapi, carilah aku di bumi. Karena di planet itulah kita bertemu.
~Al~


Berikan Komentar Anda!

Pagi dan pagi. Ada senyum dibalik terbitnya matahari. Kuterima yang akan menjadi keputusan Allah nanti.

Aku mengambil tumpukan buku yang tersusun rapi. Buku-buku itu kubawa ke ruang tamu. Oh iya, sekarang aku berada di rumahku sendiri. Yah, waktu libur ku tersisa 2 hari yang kumanfaatkan 1 hari untuk mempelajari lebih mendalam mengenai pernikahan dalam Islam. Dan 1 harinya lagi adalah hari dimana ucapan akan menjadi kaku. Ya, hari itu aku memberikan jawaban dari khitbahan kak Nuruz.

Buku-buku fiqih pemberian ibu dan kakak masih tersimpan rapi. Dari fiqih 1 sampai 4 yang kupunya. Dan aku baru mempelajari sampai 2. Ada 1 buku fiqih yang membahas khusus tentang nikah. Dan aku tak pernah membuka buku fiqih itu. Bahkan, plastik kemasannya belum kubuka. Wedeh.

Baru mau buka halaman pertama, eh, kak Fahri udah main telpon aja. Wedeh, kirain udah sibuk sama istrinya. Wkwk.

"Assalamualaikum dedek sayang,"

"Waalaikumussalam. Gak usah gitu juga. Jadi geli dengarnya," ucapku sambil memutar bola mata. Emang ya, kalau udah nikah sifat orang itu berubah. Kakak ini, kayak gak tahu aku aja. Aku kan udah manja, ditambah pula pakai kata-kata manis itu. Mau jadi apa aku? #nanyadirisendiri.

"Ca ilah. Eh, Al. Gimana udah mikirin jawaban dari khitbahan kak Nuruz?"

Aku menyatukan kedua alis.

"Kakak tahu darimana kabar itu?"

Rencananya aku mau bikin kejutan buat kak Fahri, ya dia kan juga melakukan gitu. Tapi udah bocor duluan karena Fera cerita sama aku. Coba aja kalau Fera gak cerita bisa-bisa ketinggalan zaman. Dan rencana mau bikin kakak terkejut malah bocor. Alama... .

"Kayak gak tahu kakak aja,"

"Pasti tahu dari ayah atau ibu, ya kan?"

"Iya iyalah duren aja dibelah masa dibedong,"

"Udah ada jawaban sih, kak,"

"Apa?"

"Mau tahu aja atau mau tahu banget?"

"Tempe aja deh. Jangan lupa sambelnya,"

"Assalamualaikum,"

"Meraju rupenye. Waalaikumussalam,"

Aku menaruh handphone di atas meja. Aku kembali membaca buku fiqih yang kupegang. Semoga aku mudah memahami isinya.

-------

Hari ini adalah hari yang menegangkan. Seperti ujian akhir semester, tegang, gugup, aduh campur aduk deh. Kalau es campur kan enak. Kalau ini enek. Harinya sudah tiba, di mana gugup akan bermain perannya. Jangan terlalu dramatik, wahai gugup!

Aku menaiki mobilku. Aku menuju kediaman orangtuaku.

Matahari seperti biasa sangat bersemangat, memotivasiku agar juga bersemangat dan yakin dengan apa yang aku lakukan. Jalanan tampak ramai, padahal harinya masih pagi. Sama seperti hatiku, ramai akan rasa yang ada.

Dan akhirnya, aku pun sampai di kediaman orangtuaku. Huft.. syukurnya belum ada mobil kak Nuruz yang terpakir di depan rumahku. Ya..ngilangin ketegangan dikit lah.

Aku pun membuka pintu mobil. Kaki ini udah kayak gak pernah jalan setahun. Kaku, guys.

Duh, rasanya mau pingsan ngelihat mobil putih yang aku pernah lihat saat hujan waktu itu. Siapa lagi kalau bukan mobil kak Nuruz. Ya, mobil kak Nuruz baru saja datang.

Untukku... [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang