Aku tahu, aku bukanlah laki-laki idamanmu. Aku mundur untuk melompat lebih jauh lagi
~Al~BERIKAN KOMENTAR ANDA!
"Ya ada apa? " tanya Azmi yang tampak bingung dengan situasi yang tak memungkinkan itu.
"Kak Fahri minta tolong kak Azmi untuk bilang ke bos, kalau kak Fahri 3 hari izin. Kak Fahri gak bisa menyampaikan lewat telepon. Katanya handphone nya masih diperbaiki. "
Jleb. Azmi seraya mau pingsan mendengarnya. Ia menduga yang aneh-aneh. Padahal, Alya menelponnya cuma gara-gara itu. Baper adalah suatu rasa yang sulit dihilangkan baginya.
"Oh iya. Insyaallah.." ucap Azmi menahan bapernya.
"Makasih ya kak. Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumussalam,"
***
Matahari tampak semangat memancarkan cahayanya. Bermilyar-milyar manusia berhamburan mencari uang.Sang surya berada di atas kepala manusia. Suasana di kota Jakarta tampak seperti biasanya, macet, berdebu, dan panas.
_Alyapov_
"Apa?! Kenapa gak kamu tolak aja?" tanya Fera kaget mendengar cerita dari ku. Sudah kuduga dia bakal kaget. Ya jelaslah dia kan berada di pihak Aziz.
"Ih kenapa sih kamu selalu saja mencocokkan aku dengan Aziz? Kenapa gak mencocokkan aku dengan kak Nuruz atau kak Azmi? Apa jangan-jangan..." ucapku curiga dengan mata menyelidik ke arah bola matanya.
Fera menghembuskan nafas beratnya. Ia meminum es jeruk yang berada di gelas cantik.
"Enggak! Aku cuma nyaranin kamu aja," ucap Fera dengan tutur kata yang halus. Aneh!
"Apa alasan kamu kalau aku cocok sama Aziz?" tanyaku penasaran. Aku tahu Aziz itu sholeh, pintar, dan baik. Tapi kak Nuruz dan kak Azmi juga kan? Kenapa Fera selalu berada di pihak Aziz?
"Gak ada. Cuma dari suara hatiku aja," ucap Fera sedikit kaku. Napa ni anak?
Aku dan Fera berada di rumah makan tradisional. Suasana alam masih terasa di sini. Juga ada spot foto. Dan kali ini aku makan gratis. Ya iyalah, kan rumah makan ini milik Fera. Wkwk. Aku dan Fera memilih menjauhkan diri dari panasnya kota Jakarta.
Suara handphone Fera terdengar. Sepertinya ada pesan masuk. Aku melihat kedua alis Fera menyatu. Pertanda ada sesuatu yang tak beres.
"M..Al. Aku harus buru-buru ke kantor. Katanya sih ada kejadian gitu," ucap Fera sambil memasukkan handphonenya ke tas hitam kecil.
"Kejadian apa?" tanyaku penasaran.
"Sepertinya kebakaran. Aku pergi dulu ya," ucap Fera sambil berdiri. Kayaknya udah kebelet mau pergi.
"Oh oke! Kalau aku nambah gak apa-apa kan? Ini kan restoran kamu," ucapku melawak di tengah suasana genting. Fera memutar bola mata.
"Iya ambil aja makanannya. Biar kamu gemuk! Kalau udah gemuk, sama-sama kita cari cara buat diet," ucap Fera dengan tawa. Ya, aku tahu aku tak terlalu gemuk.
"Bercanda, Fer. Kamu gak gemuk tuh, ideal-ideal aja. Kamu pintar ngelawak sejak malam pertama dengan kak Fahri," ucapku seraya tersenyum. Melihat Fera yang bahagia dengan kak Fahri membuatku ingin cepat menikah.
"Itu yang disebut virus cinta! Assalamualaikum," kata Fera sambil melambaikan tangannya.
"Wa'alaikumussalam," jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukku... [TAMAT]
Spiritual* Pertemuan biasa atau pertemuan luar biasa? * Pertemuan indah atau pertemuan sadis? * Perasaan yang biasa atau yang luar biasa? * Dia kah orangnya atau bukan? * Dia itu sungguh misterius * Say 'yes' to read, vote, coment, and ikhlas.