Chapter 3-2

3.5K 334 32
                                    

Ruby tersenyum ketika namanya disebut sebagai juara umum, lagi. Dengan langkah bangga, Ruby berjalan meninggalkan barisannya, menuju tempat kepala sekolah menunggunya di podium. Namun, tiba-tiba, seseorang menutup jalannya.

"Papa?" Ruby mengerjap, tak percaya akan kehadiran papanya di sana.

"Kenapa kamu melakukannya, Ruby?" Papa terdengar kecewa. "Selama ini Papa selalu bangga sama kamu, tapi kenapa kamu melakukan itu pada Kevin? Kenapa kamu membuat Kevin dikeluarkan dari sekolah?"

"Mama benar-benar kecewa sama kamu, Ruby." Suara lain datang dari belakangnya. Ruby berbalik dan tersentak mendapati mamanya berdiri di sana.

"Mama ..."

"Karena kamu, Kevin dikeluarkan dari sekolah. Seharusnya kamu membantunya, Ruby. Tapi kenapa kamu melakukan itu?" Mama Ruby memalingkan wajah dari Ruby, tampak semakin kecewa.

"Mama, Ruby nggak ..."

"Om juga kecewa sama kamu, Ruby." Suara lain berbicara. Ruby menoleh ke samping dan dilihatnya Om Vino kini berada di sana.

"Om Vino?" Ruby menatap sekelilingnya dan mendapati murid-murid lain yang ada di aula menatapnya penuh penghakiman.

"Kamu sudah menghancurkan masa depan Kevin," Om Vino kembali berkata.

Ruby menggeleng. "Nggak, Om. Ruby sama sekali nggak berniat untuk ..."

"Sekarang lo seneng, kan?" Suara itu membuat Ruby berbalik.

"Kev, lo tau gue cuma berusaha ngebantu elo, kan?" Ruby menghampiri Kevin.

"Lo sendiri yang ngomong kalau lo pengen gue jauh-jauh dari elo. Sejak awal, lo nggak pernah suka gue tinggal di rumah lo. Lo juga nggak suka gue ada di sekolah dan kelas yang sama kan, sama lo? Lo bahkan selalu pengen gue segera dikeluarin dari sekolah. Ini kan, yang lo pengen?" Kevin menatap Ruby dingin.

Ruby menggeleng. "Gue cuma ... gue sama sekali nggak berniat buat ngehancurin masa depan lo. Gue cuma ... gue takut kalau semua yang udah gue capai selama ini hancur gara-gara elo. Gue cuma berusaha buat ..."

"Lo egois, By," potong Kevin tajam. "Bahkan demi kesuksesan lo, lo nggak keberatan buat ngehancurin masa depan orang lain."

Ruby menggeleng keras. "Nggak. Gue nggak serendah itu! Gue bukan orang jahat!"

Namun, ketika menatap sekelilingnya, Ruby hanya melihat orang-orang menatapnya sinis. Lalu, mamanya, papanya dan Om Vino, berbalik pergi meninggalkannya.

"Lo nggak suka punya banyak temen, kan?" Suara Kevin kembali didengarnya. "Mulai sekarang, lo nggak bakal punya siapa-siapa lagi. Lo suka ngelakuin semuanya sendiri, kan? Karena mulai sekarang, lo sendirian, dan akan selalu sendirian."

Ruby berbalik dan menatap Kevin dengan ngeri. Kevin melemparkan senyum dingin sebelum dia pun berbalik dan pergi.

"Kevin! Kevin, jangan pergi! Kevin!" Ruby berteriak seraya berusaha mengejar Kevin, tapi kerumunan orang-orang menahannya. "Gue bukan orang jahat!" Ruby kembali berteriak seraya berusaha melepaskan diri dari orang-orang.

Ruby berusaha memanggil Kevin, tapi tak ada suara yang keluar. Dia juga mulai kesulitan bernapas. Ruby tersentak ketika dia merasakan tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan akhirnya jatuh.

***

Mata Ruby seketika terbuka dan kegelapan menutupi pandangannya. Dia merasakan sesuatu menutupi wajahnya, lalu dengan kasar ditariknya boneka beruangnya dari sana. Ruby menarik napas dalam mendapati dirinya masih ada di kamarnya, dan baik-baik saja.

Introduction of Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang