08 Ketakutan

3.4K 463 24
                                    

A/N

Halo...

Kembali lagi sama Yeon

Kangen gak sih?

Btw ini yang part 07 udah dipublished, tapi sehubungan dengan mature content yang ada di dalamnya jadi chapter itu diprivate

Jika ingin membaca chapter itu bisa ikutin step berikut

1. Follow akunku
2. Logout
3. Login lagi ke akunmu
4. Search ff ini lagi

Terima kasih sudah mampir di lapaknya si Kecil

Jangan lupa tinggalkan vomment

Happy reading😘

.
.
.
.
.

Jinyoung menatapmu nanar tatkala sedang terbaring sakit di rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa kamu sudah diperkosa oleh sang penculik berkali-kali dan disiksa terus-menerus sehingga meninggalkan banyak luka di sekujur tubuhmu. Jinyoung membelai suraimu perlahan sambil menggenggam tanganmu, sesekali menciumnya dan meletakkannya pada pipinya.

"Maafin aku, Y/N. Harusnya aku ada di sana. Aku harusnya jagain kamu. Maafin aku. Maafin aku."

Jinyoung meneteskan air matanya saat mengingat perlakuan si penculik itu padamu. Jika penculik itu ditemukan, Jinyoung harap penculik itu diberi hukuman seberat-beratnya karena telah membuat gadisnya jadi seperti ini.

"Jinyoung, kamu kenapa masih di sini?"

Suara ibumu terdengar dari pintu ruang rawatmu. Beliau baru saja menghubungi ayahmu yang sedang berada di rumah untuk menyiapkan baju ganti untuknya.

"Gak pulang dulu? Dari tadi pagi kamu belum makan. Belum mandi. Nanti bunda kamu nyariin."

"Gak apa-apa, Ma. Jinyoung pulang kalau Y/N sudah sadar."

"Mau makan dulu? Mama belikan makanan di kantin ya?"

"Gak usah, Ma. Jinyoung belum laper."

"Nanti kamu sakit, Nak."

"Saya... Mau nunggu di sini sampai Y/N sadar, Ma."

.
.
.
.
.

Kamu membuka matamu saat pagi mulai. Terlihat ada seorang pria yang memegang tanganmu saat kamu baru bangun.

DIA SI PENCULIK ITU!!

Kamu segera melepaskan tangannya dan menjauhkan dirimu dari pria itu.


"Pergi!!! Tolong... Tolong jangan lakukan itu. Pergi!!!"


Pria itu sontak terbangun dan kaget melihatmu berteriak dan menjauh darinya.

"Y/N, kamu kenapa?"

"Pergi!!! Pergi!!!"

"Y/N ini aku, Jinyoung. Bae Jinyoung. Y/N..."

"Pergiiiii!!!"

"Y/N, ini aku Kecil. Tenanglah."


Jinyoung, pria yang tadi memegang tanganmu, segera memelukmu saat melihatmu sudah agak tenang. Kamu menangis sejadi-jadinya di pelukan Jinyoung. Kamu memeluknya erat dan menumpahkan segala kesedihanmu dalam dekapannya.

"Aku takut, Jinyoung. Aku takut."

"Aku akan melindungimu. Aku janji."

"Mereka udah... Mereka udah..."

"Pssttt... Jangan diingat lagi. Jangan diingat. Itu bukan salahmu, mereka akan dapat hukuman yang setimpal untuk apa yang sudah mereka lakukan sama kamu. Kamu tenang saja, okay?"

.
.
.
.
.

Jinyoung mengaduk semangkuk bubur yang ada di tangannya. Dia meniup bubur yang masih panas itu agar kamu tak kepanasan saat memakannya.

"Y/N, buka mulut dong. Aaa?" Jinyoung hendak menyuapimu, tapi kamu mendorong tangannya pelan.

"Kenapa? Makan dulu sedikit, nanti kamu tambah sakit," katanya.

"Biar aja, biar aku mati."

"Aku gak suka kamu ngomong gitu." Jinyoung meletakkan buburnya di meja dekat ranjangmu. "Kamu harusnya bersyukur karena masih diberkati sama Tuhan, masih bisa ketemu sama Mama Papa. Harusnya kamu bersyukur, Y/N."

"Setelah diperkosa oleh orang bejat itu kamu bilang aku harus bersyukur? Kamu gak tahu gimana rasanya jadi korban kaya aku, harusnya kamu diem aja."

"Terus kamu maunya mati seperti korban yang lain? Iya? Kamu gak kasihan sama Mama yang nangis tiap malam karena kamu gak ketemu? Iya?"


Kamu terdiam mendengar setiap kata yang terucap dari bibir Jinyoung.


"Kamu khawatir dicemooh orang? Diomongin orang? Kamu masih punya Mama, Papa, Jeno, dan aku sahabat kamu. Kamu masih punya kami. Terus kenapa kamu takut?"


Yang diucapkan Jinyoung memang benar adanya. Kamu paling takut dengan perlakuan ostrasisme atau pengucilan yang akan kamu dapatkan saat kembali bekerja atau kembali ke lingkungan rumahmu. Meskipun disini kamu adalah korban, kamu pasti akan dapat sindiran dari orang-orang yang ada di sekitarmu dan itu membuatmu sangat malu dan rasanya ingin mati saja.

Kamu menitihkan air mata saat menatap mata Jinyoung. Jinyoung segera memelukmu dan membelai suraimu perlahan.


"Kamu gak usah khawatir, Y/N. Aku akan selalu melindungi kamu."

.
.
.
.
.

TBC

A/N

Yeah, I know it's updated fucking slowly

Percayalah gue bener-bener susah dapet ide

Detik-detik akhir semester buat gue makin gila

I'm like zombie nowadays

Melek sampe sahur, paginya maju dosen

Kok gue malah curhat?

Ya intinya gitu

I'm really sorry I can't update this work fast but I'll try to do my best in this work

Please enjoy this story and don't forget to vomment

Thank you

[✔] Ayah ❌ Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang