19 Someone from the Past

2.4K 340 21
                                    

Yoon Yongbin

Seorang pria berbadan tinggi itu adalah seorang staff IT di salah satu perusahaan eletronik terkemuka di Korea Selatan. Dia adalah salah satu orang yang jadi bagian puzzle masa lalumu di kehidupan. Kamu tak yakin kapan pertama kali kamu bertemu dengannya. Tapi yang jelas kamu dan dia pernah satu sekolah waktu SMA.

.
.
.
.
.

Seorang anak lelaki jangkung berkacamata tebal tengah meringkuk kesakitan setelah dihajar oleh beberapa anak lelaki lain yang mengenakan seragam yang sama dengannya. Sesekali ia merasakan sakit di bagian dada dan perutnya saat ia terbatuk. Dia mencoba bangkit dari jalanan, atau lebih tepatnya gang kecil di daerah pemukiman dimana ia dibully oleh teman-temannya.

"Astaga Kakak gak apa-apa?" Tanya kamu yang kebetulan lewat di gang itu.

Kamu segera mengeluarkan air serta saputangan kecil yang ada dalam tasmu dan membersihkan luka anak lelaki itu. Anak lelaki itu hanya terdiam melihatmu yang sedang membersihkan luka-lukanya. Sesekali anak itu mengaduh saat saputanganmu menyentuh lukanya.

"Kakak itu badannya tinggi, kenapa gak dilawan aja?" Katamu sambil berdecak sebal. "Kakak harus bisa jaga diri sendiri. Kalau gak, nanti kakak akan gini terus. Jadi bahan bulan-bulanan anak nakal."

Anak lelaki itu masih terdiam. Dia melihatmu, hanya melihatmu. Dia tak memyangka bahwa masih ada orang yang memberi perhatian padanya setelah selama ini ia jadi korban bullying di sekolah karena ia anak yang lemah. Dia tersenyum tipis sambil menatapmu.

"Kakak bisa jalan gak?"

Anak lelaki itu mengangguk kecil. Dia berusaha berdiri dari tempat itu, tapi ia sedikit terhuyung sehingga kamu membantunya menahan berat badannya.

"Aku bantu jalan ya, Kak."

Kamu akhirnya memapah anak lelaki itu pulang ke rumahnya. Karena anak itu jalan perlahan, kamu juga harus menyamakan kecepatan jalanmu seperti anak itu.

"Aku Son Y/N," katamu tiba-tiba memecah keheningan di antara laian. "Nama Kakak siapa?"

"Yongbin. Yoon Yongbin."

.
.
.
.
.

Sejak saat itu, Yongbin berniat untuk belajar bela diri. Dia mulai olah raga dan ikut latihan Taekwondo agar ia bisa melindungi dirinya, seperti apa yang kamu bilang. Di sela-sela latihan fisiknya, ia menyempatkan diri pergi ke sekolahmu untuk melihatmu dari jauh. Ia belum berani menampakkan wajahnya di hadapanmu sebelum ia menjadi kuat, cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri. Namun, ia selalu mencari tahu apa saja yang telah maupun yang akan kamu lakukan setiap hari karena ia telah memiliki mata-mata, yaitu seorang teman sekelasmu. Sesekali temanmu itu mengirim fotomu padanya dan Yongbin pasti akan menempelkannya di dinding kamar.

Setahun berlalu Yongbin kini sudah bukan Yongbin si lemah yang dulu selalu dibully temannya. Dia bertransformasi menjadi seorang anak lelaki dengan tubuh tinggi tegap serta berparas tampan. Hal itu baru disadari oleh orang-orang di sekitar Yongbin setelah ia menanggalkan kacamata tebalnya. Perlahan ia mulai disukai bahkan dipuja oleh para gadis yang mengenalnya. Namun, semua itu tak mampu menggantikan namamu yang sudah terpatri di hati Yongbin.

Yongbin sangat menyukaimu sampai-sampai tak ingin melirik gadis lain. Yang ia mau hanya kamu. Ia bahkan meminta pada orangtuanya agar ia bisa satu sekolah denganmu. Saat awal ia masuk, diam-diam ia menyelipkan sebuah surat berisi puisi romantis di lokermu. Sesekali ia meninggalkan susu dan cokelat juga. Semua itu terasa manis bagimu hingga suatu saat Yongbin semakin ingin memilikimu.

Ia memberanikan diri untuk muncul di depanmu pada akhirnya. Namun, sayangnya kamu hanya menganggapnya sebagai kakak, tak lebih dari itu.

Yongbin tentu saja tidak terima, apalagi ia harus menerima kenyataan bahwa Jinyoung lebih dekat denganmu daripada dirinya. Hal itu membuat Yongbin berbuat nekad dengan cara membawamu ke tempat sepi jauh di sudut kota. Ia hampir membunuhmu karena ia bersikeras bahwa jika ia tak bisa mendapatkanmu, maka orang lain pun tak bisa mendapatkanmu. Untungnya seorang penduduk menyadari gelagat aneh dari Yongbin sebagai pendatang baru di lingkungannya sehingga ia segera menggeledah rumah Yongbin dan menemukanmu dalam keadaan yang sudah tak berdaya.

Saat itu ia lepas dari jeratan hukuman penjara karena uang orangtuanya yang mampu membebaskannya dari sana. Namun, sebagai gantinya ia harus pergi ke luar negeri untuk merenungkan apa yang telah ia lakukan padamu saat itu.

.
.
.
.
.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Yongbin dengan senyum tipisnya yang menawan. Setiap wanita pasti akan jatuh hati jika melihatnya saat pertama berjumpa, namun tidak bagimu yang sudah tau bahwa Yongbin memiliki sisi gelap di balik paras rupawannya.

"Baik. Oppa?" Katamu dengan nada bicara yang sedikit bergetar.

"Kamu masih manis seperti dulu ya?" Katanya. "Oh iya, kamu kesini sama siapa?"

"Dengan suamiku."

Senyuman Yongbin seketika luntur saat mendengar kata 'suami' dari mulutmu.

"Su-suami?"

"Bunda, ihh kok lama sih? Hyunwoo nyariin bunda terus nih," Jinyoung datang menghampirimu yang masih berdiri di depan toilet berhadapan dengan Yongbin. "Yongbin hyung?"

"Ya, ini aku," katanya. "Apa dia putra kalian?" Pandangannya tertuju pada seorang bayi yang tengah menangis di strollernya. "Lucunya."

Kamu langsung menggendong Hyunwoo untuk menenangkan bayi mungil itu.

"Liburan keluarga ternyata. Baiklah kalau begitu, aku pamit dulu. Nikmati liburan kalian."

Yongbin berjalan meninggalkan kalian yang masih terdiam di sana. Perasaan ngeri seketika menyelimuti tubuhmu.

"Y/N, sepertinya kamu harus hati-hati," kata Jinyoung.

"Firasatku gak enak. Semoga itu hanya perasaanku saja."

Di sisi lain, Yongbin menunjukkan seringaiannya. Sesekali ia terkekeh terhadap ide-ide cemerlang yang keluar dalam pikirannya untuk menyingkirkan Jinyoung.

"Nikmati liburanmu sebelum kau ke neraka, Bae Jinyoung."

.
.
.
.
.

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] Ayah ❌ Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang