Gak kerasa udah 3 bulan aja si unyil ikut meramaikan suasana apartemen kami. Hari-hari di rumah makin menyenangkan. Liat Y/N sibuk masak, denger Hyunwoo nangis, liat Hyunwoo nguap itu aja aku udah seneng banget. Aku gak peduli tetangga itu mau bilang apa soal Y/N. Yang hamil di luar nikah, yang cuma manfaatin aku biar gak malu, yang Y/N dikatain cewek gak bener. Mereka cuma kuanggap angin yang lewat doang. Mereka gak tau apa yang telah kami hadapi selama ini dan aku gak peduli apapun yang mereka katakan karena aku cinta sama Y/N. Dan Y/N juga sayang sama aku. Awalnya memang enggak, dia jujur ke aku bahwa di awal pernikahan kami dia gak ada rasa sama sekali ke aku. Tapi seiring dengan berjalannya waktu ternyata dia akhirnya menyayangiku. Dia jujur pas kita lagi ciuman di balkon semalem.
Udah gak usah mikir yang aneh-aneh. Kita cuma ciuman!
By the way, kehidupan kami gak happy melulu. Tentunya ada kejadian-kejadian nyebelin yang dilakukan Y/N ataupun aku. Pernah suatu hari aku harus menunda ritual malamku sama Y/N karena Hyunwoo nangis. Udah enak berduaan sama Y/N, udah sampe klimaks, terus Hyunwoo nangis. Ini aku mau sebel itu ya gimana, orang anak sendiri. Terpaksa pending ritual malamnya karena Hyunwoo harus minum ASI. Kaya sekarang, ini Hyunwoo lagi minum ASI dan aku jadi dinomorduakan oleh Y/N.
"Yah, bisa minta tolong matiin kompornya? Bunda lagi nyusuin Hyunwoo," teriakmu dari kamar Hyunwoo.
"Ahh Bun, Ayah lagi ngerjain laporan," teriak Jinyoung.
"Bentar aja, astaga. Ayah, tolongin Bunda dong."
Udah pewe di meja kerja dan tiba-tiba disuruh matiin kompor itu sesuatu banget. Tapi kadang, eh bukan kadang, sering malah! Sering aku liat Y/N itu bangun tengah malam terus nyusuin Hyunwoo sampai ketiduran dalam posisi duduk. Matiin kompor hanya meringankan bebannya sedikit dan gak akan merugikanku. Kecuali aku disuruh matiin kompor pas main League of Legend.
Jangan hujat saya! Saya butuh pelampiasan setelah lelah bekerja.
Dengan sedikit berat hati, aku melangkahkan kakiku menuju dapur dan mematikan kompornya. Setelah itu aku jalan ke kamar Hyunwoo. Aku lihat Y/N lagi berdiri di dekat jendela sambil bersenandung biar Hyunwoo cepet tidur. Pangeran kecil itu biasanya akan cepet tidur kalau dinyanyiin nina bobo, jadi aku sama Y/N suka gantian nyanyiin Hyunwoo kalau dia mau tidur. Tangan gemesnya udah bergerak kesana kemari, kayanya pewe banget pas lagi minum sambil dinyanyiin gitu.
Dek, Ayah juga mau...
"Yah, sudah dimatiin?" Kata Y/N sambil setengah teriak.
"Sudah, Bun."
Y/N sedikit terlonjak kaget karena tiba-tiba aku muncul di belakang dia.
"Sejak kapan Ayah di sini?"
"Barusan."
Saat ini posisinya aku berdiri di belakang Y/N, tangan kiri meluk pinggangnya. Aku mainin tangan Hyunwoo yang bebas menggapai-gapai udara sambil meletakkan daguku di pundak Y/N. Hyunwoo liatin aku terus, kayanya gak rela bundanya direbut. Padahal hampir seharian dia sama bundanya terus.
Nak, kapan kamu mau berbagi Bunda sama Ayah?
"Makasih ya," kata Y/N.
"Buat?"
"Udah matiin kompor."
I thought she would say something romantic, tapi ternyata bukan. Kenapa aku bisa lupa kalau dia bukan tipe manusia yang suka menebar kata-kata romantis?
"Duh... Kukira kamu mau ngegombal."
"Emang kamu perlu digombalin?"
"Perlu lah. Bilang aku ganteng gitu."
"Gak, masih gantengan Jeno."
Haduuuhhh... Jono lagi Jono lagi. Kenapa dia harus selalu berkeliaran di kehidupanku sama Y/N?
Aku lihat Hyunwoo menyunggingkan senyumnya. Wah, anak ini memang minta dilipet terus dimasukin saku. Lucu banget!
Sudah kenyang ASI, udah dinyanyiin dua lagu sama Y/N, anaknya malah gak tidur. Liatin aku terus sama sesekali kaya mau pegang tanganku. Yaudah, akhirnya aku nemenin dia main. Y/N taruh dia di baby bouncer yang ada dalam kamar Hyunwoo. Dia pegang tanganku terus dilepas. Pegang terus lepas. Gitu terus.
"Yah, aku ke dapur dulu ya? Mau buat makan malam. Kamu jagain Hyunwoo dulu."
Y/N lalu berjalan ninggalin aku sama Hyunwoo. Aku bingung mau ngapain lagi sama Hyunwoo. Yaudah aku liatin Hyunwoo dan dia juga balik ngeliatin aku. Tiba-tiba dia senyum lagi.
Wahai kalian pecinta sesuatu yang lucu-lucu, bersiaplah untuk terkena diabetes karena senyuman Hyunwoo ini manis banget!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fix Hyunwoo anak aku!
Calon ulzzang nih!
Walaupun kadang ngeselin karena sering dapat perhatian lebih dari Y/N, kalau udah liat dia senyum kaya gini hatiku udah ambyar kaya anak-anak perawan kalau udah liat absnya oppa-oppa.
"Hyunwoo sayang, suka main sama Ayah? Suka ya?" Aku curi satu ciuman di pipi Hyunwoo, buat dia makin lebar senyumnya sampai matanya gak kelihatan.
"Nak, kalau sudah besar nanti kamu harus jadi orang baik, mau membantu orang lain yang butuh pertolongan kamu. Hyunwoo mau kan?"
Hyunwoo menggerak-gerakkan tangannya antusias sambil menendang kesana kemari seakan dia menjawab, ya Ayah aku bersedia.
"Kalau sudah besar nanti, kamu juga harus jagain Bunda ya? Kalau Ayah sudah gak ada, tolong jagain Bunda. Dia orang yang paling berharga buat Ayah. Kamu janji ya? Janji dulu kaya pelaut. Janji?"
Aku menautkan jari kelingkingku ke jemari kecil Hyunwoo.