Pagi ini kamu sudah membereskan rumah dan menjemur pakaian. Sarapan untuk Jinyoung dan kamu sendiri tentunya. Rencananya hari ini kalian mau pergi ke toko perlengkapan bayi, kata ibumu kamu harus mencicil beli pakaian dari sekarang daripada kamu kerepotan nantinya.
Jinyoung baru saja bangun dengan wajah ngantuknya dan berjalan menuju meja makan. Dia meletakkan kepala kecilnya di atas meja kemudian tidur lagi. Kamu cuma bisa menggelengkan kepalamu melihat tingkah laku sang suami yang semakin hari semakin malas. Harusnya yang malas itu kamu yang notabene sedang berbadan dua. Tapi tidak dengan keluarga kecilmu.
"Cil, bangun. Cuci muka, gosok gigi, terus sarapan. Katanya mau beli bajunya adek," katamu sambil membelai rambut kecokelatan milik Jinyoung.
"Males. Beli online aja lah," katanya.
"Eoh? Hei kemarin kan kamu yang ngajak. Kamu mau beli dasi juga kan buat pasangan kemejamu yang baru. Ayo sekalian aja."
"Aku maleeesss. Udah lah besok-besok aja," katanya lagi dengan nada kesal.
"Ihh... kamu ini apa-apaan sih? Nyebelin. Yaudah aku beli sama Jeno sama Jefina aja."
"Hah? Apaan? Gak usah. Biar aku aja yang nganterin!"
Jinyoung mendecakkan bibirnya lalu berjalan malas ke arah kamar mandi. Kamu cuma bisa mengelus dada ketika Jinyoung sudah seperti itu. Tiba-tiba baik, tiba-tiba manja, sedikit-sedikit marah, sebentar-sebentar ngomel, hal itu yang kamu rasakan dua bulan belakangan ini sejak pertemuanmu dengan Jeno tempo hari. Padahal kamu kira setelah itu kalian akan baik-baik saja karena kamu sudah berkata jujur pada Jinyoung, ternyata efeknya malah seperti ini.
"Udah, aku udah siap. Ayo pergi."
.
.
.
.
.Kamu sedang memilih beberapa baju lucu untuk anak pertama kalian. Hasil pemeriksaan terakhir mengatakan bahwa anak kalian laki-laki, jadi sekarang kamu dan Jinyoung berada di bagian baju anak laki-laki untuk newborn baby. Di hadapanmu sekarang sudah ada baju warna biru muda, merah marun, dan biru tua. Ketiganya bagus, tapi kamu harus memilih salah satu di antara ketiga baju itu.
"Udah beli semuanya aja. Buat gantian," kata Jinyoung.
"Kan tadi kita udah beli banyak, masa beli tiga baju lagi."
"Daripada milih lagi. Y/N jujur aku capek, mau duduk sambil makan es krim," keluh Jinyoung.
"Yaudah deh yang ini aja. Kami ambil yang ini, Nona," katamu sambil menyerahkan satu baju berwarna biru tua. Setelah membayar belanjaan, kamu dan Jinyoung segera mengunjungi restoran cepat saji di pusat perbelanjaan itu lalu membeli es krim.
Jinyoung baru saja memasukkan sesendok makanan bertekstur lembut dengan sensasi dingin itu ke dalam mulutnya. Namun, setelah tiga suapan ia berhenti dan meletakkan sendok es krim itu di samping gelasnya.
"Kok udahan? Kenapa gak dihabisin es krimnya?"
"Es krimnya asem," kata Jinyoung.
"Ya kan kamu tadi pesen yang stroberi. Kamu mau yang cokelat? Ini makan punyaku a... ja..." pembicaraanmu sempat terputus karena Jinyoung langsung menyambar es krim dengan topping sirup cokelat di atasnya. Kamu hanya geleng-geleng kepala lalu mengambil es krim stroberi milik Jinyoung.
Tak lama kemudian Jinyoung kembali meletakkan sendoknya di atas meja sambil menekuk wajahnya.
"Sekarang apa lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Ayah ❌ Bae Jinyoung
Fanfiction"Aku terima kamu apa adanya. Aku mencintaimu." Bagian dari Wanna One as a Daddy series jihyeonnn, January 2018