Yongbin memasuki ruang rawatmu, dimana Hyunwoo dan kamu masih terlelap di sana. Yongbin duduk di sebelahmu dan membelai wajahmu perlahan.
"Maaf karena telah memberikanmu kenangan buruk selama ini."
Yongbin meletakkan sebuah buket bunga di meja. Ia memperhatikanmu untuk beberapa menit kemudian sebelum ia benar-benar pergi dari hidupmu.
"Aku salah karena menjadikanmu sebagai suatu obsesi dalam hidupku. Jinyoung memanglah yang terbaik untukmu. Maaf karena sudah mengganggu hidupmu."
Yongbin baru saja beranjak dari tempatmu saat kamu membuka mata.
"Oppa, jaga dirimu."
Yongbin terkejut mendengar suaramu barusan. Dia tak menyangka kamu masih sadar dan mendengar segala yang ia ucapkan tadi.
"Kau..."
"Awalnya aku takut sama Oppa, tapi setelah apa yang diceritakan Jinyoung sepertinya aku tak perlu takut lagi. Aku tahu kau hanya butuh teman. Kami di sini bisa jadi temanmu, keluargamu. Jadi... Kau tidak perlu mengasingkan diri lagi keluar negeri."
"Kau menerima permintaan maafku?"
Kamu mengangguk mengiyakannya. Sejurus kemudian Yongbin segera meraihmu dalam pelukannya. Dia termasuk orang yang beruntung. Meskipun dia telah menyakitimu, tapi dia masih mendapat pengampunan darimu.
"Makasih banyak Y/N. Makasih."
.
.
.
.
.Setelah seminggu berada di rumah sakit, akhirnya kamu sekeluarga bisa pulang. Kamu memangku Hyunwoo di kursi roda yang didorong oleh istri Jisung. Hari ini Jisung dan istrinya berbaik hati mengantarkan kalian pulang mengingat tangan Jinyoung juga belum sepenuhnya pulih.
"Jihan dimana, Eonni?" Tanyamu pada istri Jisung.
"Lagi sama tantenya. Hyunwoo mau main sama Jihan?"
Pria kecil yang ada di pangkuanmu langsung memelukmu. Dia masih lelah karena semalam mimpi buruk dan sulit untuk kembali tidur.
"Habis ini kita bobo siang aja ya, Nak." Kamu mencium puncak kepala Hyunwoo yang masih betah bersandar padamu.
Sesampainya di tempat parkir mobil, istri Jisung langsung mendudukkan Hyunwoo di mobil terlebih dahulu dan membantumu masuk ke mobil.
"Udah semua kan ya?" Tanya Jisung.
"Sudah, Yeobo."
"Oke, kita pulang."
.
.
.
.
.
3 TAHUN KEMUDIAN
Kamu duduk di depan Hyunwoo yang memandangmu dengan wajah polosnya. Kamu melipat kedua tanganmu di depan dada, menatap Hyunwoo dengan tatapan murka.
Bagaimana tidak murka? Balita itu dengan santainya merusak tanaman mawarmu yang sudah kamu rawat berbulan-bulan.
Kejadian berawal dari Hyunwoo yang saat ini sedang suka main sepak bola, terlebih saat Jinyoung membelikannya bola mainan baru. Pagi ini seperti biasanya anak umur 4 tahun itu berlari kesana kemari dan menendang bolanya dengan riang. Sampai saat ia menendang bolanya ke arah tanaman mawar kesayanganmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Ayah ❌ Bae Jinyoung
Fanfic"Aku terima kamu apa adanya. Aku mencintaimu." Bagian dari Wanna One as a Daddy series jihyeonnn, January 2018