Jinyoung memutar-mutar ponselnya dengan gelisah. Pasalnya dia baru mendapat info dari teman kerjanya bahwa dia melihatmu dengan seorang pria di cafe waktu ia makan siang, kebetulan ia makan di cafe yang sama dengan tempatmu bertemu dengan Jeno dan Jefina.
"Y/N, gak mungkin itu kamu kan?"
"Lho gak makan siang?" Tanya seorang pria yang baru saja melewati meja kerjanya.
"Nanti saja, Pak Ong. Saya masih nunggu temen," jawab Jinyoung.
"Santai aja sih, lagi istirahat ini. Panggil Seongwoo hyung aja," kata pria itu sambil menepuk bahunya. "Jangan sampai sakit lo. Inget anak istri di rumah."
"Iya, hyung," Jinyoung menyunggingkan senyumnya sambil melihat kepergian Seongwoo dengan teman-temannya untuk makan siang.
"Yaudah, gue duluan ya. Jangan lupa makan lo. Ntar sakit lagi." Seongwoo segera menyusul teman-temannya untuk makan siang.
"Gak, aku harus tanya ini nanti sampai rumah."
.
.
.
.
.Kamu baru saja sampai di rumah waktu menjelang makan malam. Kamu sedikit terkejut saat melihat Jinyoung sudah duduk di ruang tamu.
"Loh kamu sudah pulang? Maaf tadi aku ketemu sama temen jadi pulangnya agak telat. Padahal aku mau buat kue untukmu," katamu.
"Ketemu temen atau selingkuh sama Jeno?" Jinyoung menatapmu tajam.
"Jinyoung, kamu kok bilang gitu?"
"Kamu gak usah alasan. Aku tahu kamu tadi ketemu sama Jeno. Kenapa kamu gak pergi aja dari sana?" Teriak Jinyoung di depanmu.
"Kamu perlu dengerin ceritaku dulu..."
"Selama aku pergi kamu ketemuan sama dia jangan-jangan. Atau kamu mau ninggalin aku dan balikan lagi sama dia?"
"Bae Jinyoung!" Merasa tak terima telah dituduh yang macam-macam oleh suamimu, kamu akhirnya meninggikan suaramu di hadapannya.
"Jadi bener apa yang aku omongin?" Kata Jinyoung tak percaya.
"Kamu harus dengerin aku..."
"Selama ini Y/N yang kukenal gak akan bentak-bentak orang semarah apapun dia. Tapi sekarang apa?"
"Kamu gak kasih aku waktu..."
"Aku kurang apa sampai kamu berani bohong sama aku? Jawab aku Y/N, jawab!" Jinyoung mencengkeram lenganmu dengan kencang.
"Aku akan jelasin semuanya, tapi tolong lepasin aku. Ini sakit, Jinyoung!" Kamu tak kuasa menahan air matamu saat merasakan nyeri di bagian lengan.
Setelah menatapmu untuk beberapa detik, Jinyoung akhirnya melepaskan pegangannya padamu.
"Aku... Aku minta maaf. Aku... aku cuma gak mau kehilangan kamu. Maafin aku, Y/N."
Jinyoung memelukmu erat sambil membelai rambutmu. Dia membiarkanmu menangis dalam dekapannya. Dia mengijinkanmu memukul bahkan menampar wajahnya jika memang itu bisa membuatmu lebih baik.
"Aku salah, gak harusnya aku bilang kaya gitu. Tolong, maafin aku."
.
.
.
.
.Setelah makan malam, akhirnya kamu menceritakan semua yang kamu alami hari ini. Bertemu dengan Jeno hingga asal usul Jefina, putri Jeno. Jinyoung sadar betapa bodohnya ia saat cemburu pada Jeno hanya karena omongan temannya yang tentu tak tahu seluk beluk masalah keluarga kalian.
"Maaf, harusnya aku gak bentak kamu tadi. Nuduh yang enggak-enggak pula. Malu aku," kata Jinyoung sambil memainkan jemarimu.
"Gak apa-apa, yang penting sekarang kita saling ngerti. Maaf karena tadi aku gak langsung pulang," katamu. "Kamu harus tahu kalau Jefina itu imut. Dia mau kuajak main tadi. Karena asyik main, jadi lupa waktu deh."
"Mana? Kamu foto gak tadi?"
"Jelas dong. Sebentar."
Kamu mengambil ponselmu dan menunjukkan foto Jefina saat berpose di depan kamera.
Jefina Lee
"Ini... dia lucu kan?" Katamu bangga. "Adek bakal selucu ini gak ya?"
"Pasti lah. Adek bakal lebih imut dari Jefina." Jinyoung mengelus perutmu perlahan sambil tersenyum.
.
.
.
.
.TBC
A/N
Agak sepi ya lapak ini?
Tapi biarlah. Toh gue seneng ngepost cerita walaupun sedikit doang yang baca
Masih dalam tahap belajar nulis dengan bahasa yang baik dan benar, jadi maklumin aja ya kalau ada typo berserakan
Anyway kalau suka cerita ini, please vomment yaa
Thank you in advance
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Ayah ❌ Bae Jinyoung
Fanfiction"Aku terima kamu apa adanya. Aku mencintaimu." Bagian dari Wanna One as a Daddy series jihyeonnn, January 2018