Aku masih termenung di antara suara-suara rintik hujan yang setia mengingatkanku tentangmu.
Oh Sehun!
Apakah kau mengingat bagaimana perjuanganku agar menjadi temanmu?
Saat itu, kau duduk di pojok kantin-kurasa orang terlihat malas berbaur dengan lelaki dingin sepertimu. Kau masih saja terpesona dengan kisah menyebalkan yang ada di komik favorite-mu.
"Hai, beku, masih ingat aku? Im Yoona," kataku kala itu.
Kau masih terdiam, tak menampakkan ekspresi apapun. Aku tersenyum tipis, lalu ikut duduk di sampingmu-membuka kotak bekalku dan menyodorkannya padamu.
"Apa kau suka sandwich? Ibuku suka membuat makanan eropa akhir-akhir ini, tapi, aku tidak terlalu menyukainya,"
Aku menghela nafas, "Jadi, apa kau mau membantuku memakan makanan ini?"
Kau masih tak berkutik, seolah kehadiranku hanyalah angin lalu yang menerpamu. Kau masih membalikkan komikmu. Aku yang kesal waktu itu, langsung memasukkan sepotong sandwich ke dalam mulutmu yang terbuka saat membaca komik itu.
Kau membulatkan mata, ah lucu sekali. Dengan gerakan cepat kau membuang sandwich itu ke lantai, lalu menatapku dengan sengit.
"Aku benci gadis, kau harus tahu itu!"
Matamu menatap sengit ke arahku, "Jadi, berhenti mendekatiku!"
Kata-katamu benar-benar melukai perasaanku saat itu. Tapi, kau tak peduli sedikitpun. Kau memilih meninggalkan aku bersama komikmu yang menyebalkan ini.
"Doraemon! Mengapa kau menatapku bodoh!" Kesalku sambil melempar komikmu ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet lies
Short Story❝i don't wanna hurt you either. this is the only way we can be. so, again i-do it again because i have no choice.❞ so, i tell her sweet lies. [ c o m p l e t e ] 07/03/18