15. Rose philosophy

1.1K 216 16
                                    

Hari ini hari perayaan kelulusan. Aku dan Taeyeon-kembali bertemu dalam satu universitas yang sama. Sayangnya, aku mengambil Design Style and Fashion sedangkan ia mengambil jurusan Culture and Arts Departement. Saat ini, ia baru saja menjalin hubungan dengan Baekhyun-anak yang satu jurusan dengannya.

Aku kini berada di atas panggung untuk yang kedua kalinya selama hidupku dan tanpa kehadiranmu. Taeyeon selalu menggenggam tanganku-berusaha meyakinkan. Jika bukan karena ia yang terus memaksaku untuk menampilkan sebuah persembahan terakhir, mungkin aku takkan pernah menyentuh panggung lagi.

Aku menutup mata, berusaha meyakinkan diri bahwa semuanya akan berakhir baik-baik saja.

Everytime I think I've had enough of you
I take you back again
Not because I need a friend
Just because I can't pretend
Like the others do

Aku mulai bernyanyi. Lagu yang menjadi salah satu lagu favorite-ku dari album yang aku dapatkan darimu. Ah, lagu ini benar-benar menggambarkanku. Bagaimana aku yang menginginkanmu kembali ke kehidupanku-walaupun itu sangat mustahil terjadi.

You think you're really serious
Clever and mysterious
Talking like you're dangerous
Talking like a fool

Taeyeon mulai bernyanyi untuk verse kedua dari lagu ini. Ia menatapku, ah-bahkan mataku benar-benar berkaca, aku terlalu mendalaminya.

Every day there's someone else
Who wants to get with me
I'm telling you
If you know what's good for you
Treat me like you used to do
Love me like before

'Cos all I can do is watch and wonder
where the boy I know has gone
You say that you want me, well it's
Time to tell your friends where they belong

Baekhyun terlihat memegang kamera-ia terlihat merekam Taeyeon. Aku tersenyum tipis, andai kau ada disini-pasti kau akan melakukan hal yang sama seperti yang Baekhyun lakukan. Oh, Sehun-kenapa kau selalu menyiksaku dengan kenangan kita?

Perlahan kenangan kita mulai berjalan seiring tempo lagu yang tengah berputar. Hari itu aku tengah berada di taman belakang rumahmu. Disini sangat banyak jenis bunga mawar-setiap kali aku ingin memetiknya kau terus menepis tanganku.

"Sehun, kenapa aku tidak boleh memiliki bunga ini?" Tanyaku suatu hari.

"Ini-milik Ibuku, dia susah payah merawatnya jadi jangan pernah menyakitinya dengan tangan jahatmu," Jawabmu.

Aku hanya bertopang dagu, menatap kesal ke arahmu, "Padahal aku sangat ingin mawar,"

Kau kembali menyiram bungamu lalu meresponku kembali walaupun kau tak menatapku, "Minta saja dengan Chanyeol,"

Aku sedikit terperanjat, "Ka..kau tahu?"

Kau menoleh, "Tahu apa?"

Aku menggeleng, "Ah, tidak,"

"Ku harap kau tidak pernah berbohong padaku-apapun itu,"

Aku terdiam, kau sepertinya sangat mudah membaca pikiranku.

"Kenapa kau diam, cerewet?"

Ya, Tuhan! Julukan apalagi itu? Aku mendengus lalu meminum jus nanas yang kau bawakan tadi. Aku mengamatimu yang sedang beralih mengambil gambar mawar itu-kau memang sangat menyukai photograph.

"Kenapa kau sibuk mengambil gambar mawar itu?"

"Suatu saat nanti kau akan tahu juga,"

"Kenapa bukan sekarang?"

"Bunga mawarnya belum ingin memberitahumu,"

Aku tertawa mengejek, "Memangnya mawar bisa berbicara?"

Kau menoleh lalu memotretku, "Bisa-ia bisa berbicara mengenai perasaan disaat seseorang tidak mampu mengutarakan,"

Aku sedikit terkejut mendengar suara kameramu. Ah, menyebalkan-pasti wajahku terlihat begitu buruk di dalam sana. Kau terkekeh, sedangkan aku mulai mendekatimu-berniat untuk menghapus foto memalukan itu. Kau mengangkat tanganmu keatas, membuatku kembali menjinjit.

"Kenapa kau sangat tahu kelemahanku, tiang?!"

sweet lies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang