11. White day

816 207 0
                                    

Jadwal tidurku benar-benar tidak teratur belakangan ini. Beberapa hari lagi adalah hari kelulusanku, ah-sebuah perjuangan panjang tanpa dukunganmu di sampingku.

Aku membenamkan wajah dalam tumpukan tangan yang aku buat, perlahan aku melirik bunga pemberian Chanyeol. Bunga itu kembali mengingatkanku tentangmu. Kau harus tahu, disetiap dentuman detik ada bayangmu di fikiranku-kau terlalu banyak melukiskan kenangan di kepala yang selalu kau anggap bodoh ini.

Hari itu hari white day. Dimana banyak siswa yang datang memberiku banyak hadiah. Aku tersenyum saat Taeyeon terus-terusan menggodaku. Namun, hal itu tak bertahan lama setelah datang seorang perempuan yang memberiku secarik kertas.

Datanglah ke rooftop sekolah untuk mendapat jawabannya.

Aku tertegun sejenak, berusaha mengamati bentuk tulisan itu. Aku bahkan sangat mengenali tulisanmu itu-dengan langkah cepat aku berlari menaiki tangga menuju tempat yang kau maksud.

Nafasku tersenggal saat itu, energiku terkuras habis. Di ujung sana kau berbalik sambil memegang sebuah bunga mawar berwarna putih. Aku melangkah sedikit demi sedikit mendekatimu.

"Ini-"

"Untukku?" Tanyaku.

Kau mengangguk lalu tersenyum tipis, "Ya-siapalagi kalau bukan kau,"

Aku tersenyum mengembang, dengan perasaan yang berdebar aku perlahan mengambil bunga pemberianmu. Saat itu, tak banyak yang terjadi kau lebih banyak menatap gedung-gedung yang ada di tempat ini.

"Sebenarnya..." Kau menoleh ke arahku.

Aku menyeritkan alis, "Sebenarnya?"

Kau menutup matamu rapat kemudian membukanya kembali, sesaat aku mengamatinya-kau tersenyum tipis.

"Sebenarnya-bunga itu titipan dari Chanyeol untukmu, katanya dia malu memberi langsung,"

Hatiku mendadak mencelos jatuh ke bawah. Aku fikir kau yang memang memberikan ini. Aku kira kau berubah menjadi manis disaat white day, tapi-aku salah-kau masih saja menyebalkan.

"Lihat, dia terlihat malu di ujung sana," Tunjukmu.

Aku ikut menoleh, ternyata benar-disana Chanyeol telah berdiri sambil melambaikan tangannya. Kau mendekat lalu mengelus pucuk rambutku.

"Chanyeol bilang jaga bunga itu dengan sepenuh hati-karena ia telah susah menanamnya sejak ia mulai menyukaimu,"

Kau meraih tanganku, lalu mengelusnya pelan, "Selamat-jangan sia-siakan Chanyeol-dia lelaki yang baik,"

Aku masih mematung melihat kepergianmu. Di ujung sana, kau terlihat menepuk bahu Chanyeol sambil tersenyum. Ah, mengapa bukan kau yang memberi bunga ini? Mengapa harus Chanyeol?

Oh Sehun-aku belum pernah mendapat hadiah di white day. Apakah kau tak berniat datang di mimpiku sebagai gantinya?

sweet lies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang