O9. He likes other girl

803 213 5
                                    

Hari ini kembang api hampir memenuhi semua sudut jalan. Semua orang sibuk membunyikan terompet atau bahkan membuat acara kecil seperti membuat daging pagang. Ah, aku jadi ingat tentang kita di tahun baru beberapa tahun yang lalu.

Kala itu, kita sedang merayakannya dengan membeli kembang api yang banyak. Aku terus menerus merengek agar kau membeli banyak benda itu untukku. Kau mendengus sambil menatap gemercik kecil dari kembang api yang sekarang kau genggam.

"Kapan kau akan dewasa?" Tanyamu.

"Maksudmu?"

Kau menatapku datar, "Kapan kau akan berhenti bermain kembang api seperti anak-anak ini?"

Aku mengangkat bahu tak tahu, "Entah, mungkin tak akan pernah karena aku menyukainya,"

Kini kita saling bungkam. Kembang apiku sudah tak lagi menampakkan gemerciknya begitu pula dengan kembang apimu.

"Kapan kau bisa bersikap normal?" Tanyaku tiba-tiba.

Kau menyergitkan alis, "Maksudmu?"

"Kapan kau akan menyukai seorang gadis?" Tanyaku sekali lagi.

Kau sedikit terkejut, batang kembang api itu tiba-tiba terlepas dari genggamanmu. Cukup lama aku mengamati sikapmu, sampai tiba saatnya kau berdehem kemudian mulai menormalkan sikapmu.

"Kalau aku bilang sekarang, apa kau percaya?" Jawabmu.

Aku sedikit terkejut dan merasa senang disaat bersamaan.

"Benarkah?! Siapa gadis beruntung yang bisa mematahkan sikap dingin dan menyebalkannya sahabatku ini?!"

Aku kembali merengek lalu menarik lengan bajumu, seolah meminta penjelasan, "Ayo, katakan siapa gadis itu..."

"Apa dia Lisa si anak olimpiade?"

"Ah! Jangan-jangan Seulgi si atlit renang itu?"

"Tidak, tidak, mungkin kau suka dengan Sana si anak basket putri itu?"

"Tidak, kau bahkan jarang mengobrol dengannya,"

Aku kembali berfikir, "Ah, biar ku tebak! Apakah kau menyukai anak kutu buku seperti Irene? Ataukah kau menyukai anak yang dingin juga seperti Tzuyu? Tidak, kau pasti menyukai anak jurnalistik yang jago berdebat bernama Suzy itukan? Apa-"

"Berhentilah!" Sanggahmu tiba-tiba.

Aku terdiam sambil mengkrucutkan bibir, "Lalu, siapa orangnya?"

Kau menghela nafas, "Lupakan, seleraku sangat murahan,"

"Apa kau menyukai mahluk cabe yang memberimu air minum tempo hari itu? Ck, seleramu benar-benar buruk!"

"Kubilang berhenti!"

Matamu menatap tajam ke arahku, "Aku menyukai gadis bodoh yang mulutnya tak pernah berhenti berbicara-apa kau puas?!"

Aku membuka mulut tak percaya, "Astaga, jadi kau menyukai Naeyong si biang gosip itu? betul-betul tipemu sangat tidak berkelas,"

Lagi-lagi kau mengacak rambutmu frustasi lalu kembali meninggalkanku. Apakah setiap kisah kita endingnya kau akan selalu meninggalkan ku di rumahmu sendiri?

Sehun-bisakah kau menemaniku menghabiskan kembang api ini? Semenit saja-hanya enam puluh detik-itu sudah cukup berharga bagiku.

sweet lies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang