Ini masih aku, Im Yoona. Gadis yang begitu berharap akan kehadiranmu di tengah dinginnya musim salju. Hari ini, tugas kuliahku begitu menumpuk mengingat ini adalah tahun terakhirku sebelum aku lulus sebagai sarjana Desain Fashion and Style.
Sehun, bagaimana kabarmu sekarang?
Aku masih ingat saat itu pensi sekolah. Aku bertugas sebagai guest star dari kelas kita. Hari itu aku menatapmu yang sibuk berdiri dengan wajah yang tak menunjukkan apapun. Berbeda halnya dengan Chanyeol yang terlihat begitu berseri di sampingmu. Kau lebih memilih memotret suasana pensi melalui kameramu daripada menatap penampilanku.
Untuk kesan pertama aku begitu gugup, itu kali pertamaku berada di atas panggung setelah sempat membuat acara perpisahan taman kecilku hancur karena aku lupa skrip dramanya. Ibu guru menghampiriku yang tengah menangis tersedu-sedu. Ah, kenangan itu benar-benar membuatku malu.
Chanyeol beberapa kali meneriakkan namaku, membuatku sedikit merasa tenang. Aku mulai menarik nafas, lalu mulai menyanyikan lagu penyanyi kesukaanku waktu itu, M2M-grup musik dari Norwegia. Ya, aku tahu seleraku memang rendah seperti katamu. Tapi, kau tak tahu apa yang membuatku begitu menyukai mereka. Kurasa lagunya sangat menyentuh perasaanku.
I lie awake at night
See things in black and white
I've only got you inside my mind
You know you have made me blindI lie awake and pray
That you will look my way
I have all this longing in my heart
I knew it right from the startAku sangat serius waktu itu. Banyak yang berdecak kagum mendengar suaraku. Kata mereka, suaraku indah seindah senyumku. Aku begitu senang mendengarnya, saat lagunya usai aku membungkukkan badan dan menerima banyak tepuk tangan dan sorakan.
Saat sampai di hadapanmu. Chanyeol yang pertama kali menghadiahkanku sebuah ucapan selamat.
"Suaramu sangat indah, aku bisa memprediksi kau dapat menjadi seorang penyanyi hebat di masa depan!" Kata Chanyeol antusias.
Aku mengangguk senang, "Benarkah? Apakah nanti aku bisa debut di Amerika?"
Chanyeol mengangguk lalu menepuk bahuku, "Tentu saja! Apalagi kau cantik, mana bisa kompuser lagu menolak pesonamu?"
Aku terkekeh kecil mendengar ucapan Chanyeol, lalu mataku menatapmu. Kau tak menunjukkan tanda-tanda bahwa kau akan memujiku.
"Suaramu..." Katamu yang membuat hatiku berdebar.
Aku sangat yakin, kau akan mati mendengar suaraku yang indah. Kau akan berdecak kagum seperti Chanyeol, aku sangat yakin itu.
Kau mematikan kameramu, lalu menatapku lekat, "Aku rasa kau terlalu banyak di puji, padahal suaramu tidak ada bedanya dengan suara cicak yang tiap malam berbunyi di balkon rumahku,"
Aku mendengus hendak ingin menghardikmu dengan ucapan kekesalanku. Tapi, sebelum itu terjadi kau berkata lagi.
"Satu lagi, kau adalah lelaki bodoh yang selalu memuji gadis ceroboh ini, kurasa kau harus mengurangi pujianmu itu agar gadis ini tau diri,"
Aku menganga di tempat saat mendengar penuturanmu kepada Chanyeol. Kau menepuk bahunya lalu berjalan pergi, meninggalkan aku dengan luka yang begitu menohok.
Kapan kau bisa memujiku sekali saja? Kau menyebalkan, Sehun-sungguh, tapi, sialnya aku benar-benar merindukan umpatanmu. Sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet lies
Short Story❝i don't wanna hurt you either. this is the only way we can be. so, again i-do it again because i have no choice.❞ so, i tell her sweet lies. [ c o m p l e t e ] 07/03/18