Acha

16 3 0
                                    

Lian terdiam

"Kenapa kamu diam ian ? Jawab" ucap Acha.

Lian menghentikan motornya di tepi jalan. Ia turun dari sepeda motor dan membiarkan Acha tetap di atas motornya. Lian dengan kasar membuka helmnya dan membuangnya sembarang.

"Lian..."  teriak Acha saat Lian membuang helmnya.

Lian mendekat ke arah Acha. Ia menatap wajah sahabatnya yang selama ini selalu ada di dekatnya. Kini jarak antara keduanya hanya beberapa senti saja.

"Lian kamu mau ngapain ?" Tanya Acha lirih.

Acha terlihat sangat gugup dan takut. Ia tak tau apa yang sedang Lian pikirkan saat ini. Ini semua gara gara ucapannya.

Ahhh....

"Cha apa aku salah suka sama cewek lain ?" Tanya Lian tepat di depan wajah Acha.

Acha hanya menggeleng.

"Apa aku salah kalau aku punya rasa yang berbeda sama orang yang baru aku kenal ?" Ucap Lian.

Lagi-lagi Acha hanya menggeleng.

"Apa aku salah kalau aku suka sama..." Lian menghentikan kata-katanya.

Acha menatap Lian yang tiba tiba menghentikan ucapannya.

"Lia ?" Ucap Acha.

Lian langsung menjauh dan mengambil helmnya dan memakainya kembali. Ia menghidupkan motornya dan melaju dengan kecepatan sedang.

"Lian kamu suka sama cewek lain ?" Tanya Acha dalam hati.

Hatinya terasa teriris saat Lian mengatakan bahwa ia mencintai perempuan lain dan perempuan itu bukan dia. Acha menitikan air mata dan segera menghapusnya karena bayangannya di spion masih bisa terlihat oleh Lian. Acha kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di studio musik yang biasa digunakan latihan oleh grub band Lian. Acha pun segera turun dari motor Lian.

"Makasih Lian. Maaf kalau aku buat kamu marah, aku nggak maksud buat kamu malu di depan cewek yang kamu suka" ucap Acha.

"Yang bilang Lia cewek yang aku suka siapa ?" Ucap Lian.

Acha terdiam. Benar saja Lian tidak mengatakan siapa perempuan yang ia suka saat ini.

"Kamu nggak suka sama Lia ?" Tanya Acha memastikan.

"Nggak " jawab Lian singkat.

"Nanti kalau sudah selesai telfon ntar aku jemput" ucap Lian.

"Haaa? Beneran?" Ucap Acha yang terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Iya Acha " sambil mencubit hidung Acha.

Acha tersenyum senang.

"Ok ian nanti aku telpon" ucap Acha.

"Yauda hati-hati" lalu Lian menghidupkan motornya dan pergi dari halaman parkir studio.

Acha tersenyum girang melihat Lian yang kembali seperti biasa dan ia juga senang ternyata di hati Lian belum ada nama perempuan lain selain mamanya dan sahabat karibnya sendiri. Acha pun masuk ke dalam studio dengan langkah dan wajah yang riang.


***

"Li lu tadi ditungguin sama kak Rofi ?" Tanya Ifi yang kini berada di kamar Lia.

Lia melangkah menuju kasur king size berwarna biru langit.

"Iya " jawabnya singkat.

LIANLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang