Pada akhirnya Sinb dan Lisa harus berangkat bersama kedua Namja itu, tentunya dengan setengah hati. Mereka memacu motor sport mereka menuju Seungri High School.
Selama perjalanan Sinb hanya sibuk merasakan hirupan udara pagi yang terasa seperti candu untuknya. Setahun ini, ia selalu berangkat ke sekolah dengan bus dan tak pernah benar-benar menikmati pemandangan disekelilingnya, hatinya terlalu beku untuk peka terhadap disekelilingnya, fikirannya telah terkunci pada sebuah memori yang membatasinya dengan dunia luar.
Terkadang Sinb selalu merasa semua hari itu sama, setiap saat dan setiap waktu tak ada yang begitu spesial dan membuatnya tertarik hanya untuk membuatnya sekedar ingin tahu. Sikap ini lah yang membuat Lisa dan Rose khawatir saat ini, 1 tahun yang lalu gadis ini bukan tipikel gadis yang dingin, pendiam dan terkesan tak peduli. Entahlah apa yang terjadi dengannya membuatnya benar-benar bungkam dan bahkan jarang sekali ia tersenyum.
Sehun terlihat bingung ketika menyadari tak banyak reaksi dari gadis yang kini duduk dibelakang. Sehun melirik ke kaca sepion memastikan keadaan gadis ini sekaligus waspada, bisa saja gadis ini dengan mudah mendorongnya dari motornya mengingat seperti apa takbiat gadis itu 'Susah ditebak dan kadang-kadang meledak-ledak' tetapi tidak mungkin kalau seandainya itu terjadi bisa membahayakan dirinya juga kan?
Kenapa ia tak menampakan reaksi apapun? Saat keluar dari apartemen sampai sekarang?
Sebenarnya ia terbuat dari apa? Sebuah batu? Atau mungkin ia sedang memikirkan sebuah cara untuk menyerangku? Bagaimana kalau seandainya ia mendorongku dari motor?
Atau mungkin saat ini ia sedang tertidur, bukakan aku tadi membangunkannya secara paksa?
Saat ini Sehun benar-benar menggunakan otaknya untuk berfikir hal konyol. Heol...Meskipun gadis itu terkesan dingin dan pemarah, percayalah ia tak memiliki pemikiran licik sama seperti Sehun. Hanya orang yang picik yang akan memiliki pemikiran seperti itu.
Gadis itu hanya sedang asyik menikmati pemandangan disekelilingnya.
Udara segar...
Aroma jalanan...
Dedaunan yang basah oleh embun...Angin menggerakkan pepohonan...
Bahkan mentari itu tersenyum manis menyambutku...Hiruk pikuk kota...
Hmmm...Aku rindu saat-saat seperti ini...Tak bisa Sinb pungkiri meskipun perasaan kesal terhadap Sehun karena menjemputnya paksa masih bergemuru dalam dirinya, namun ia menilai semua itu tidak terlalu buruk karena kalau bukan karena Sehun, ia tidak akan bisa menikmati semua pemandangan indah ini yang bahkan ia lupa kapan terakhir kali ia menikmatinya. Kehidupannya selama ini hanya seperti sungai mengalir yang mengikuti arus dan terasa monoton.
Pemandangan berbeda tampak dari pasangan Chanyeol dan Lisa lebih banyak pembicaraan meskipun terkesan seperti saling menyindir. Chanyeol yang terkesan santai dan suka menggoda, namun masih banyak pertanyaan yang bergelayut dalam dirinya dan membuatnya memuntahkan satu-persatu kepada gadis yang sedang ia bonceng ini. Meskipun terkesan ketus Lisa akan menjawab semua pertanyaan Chanyeol karena risih dengan godaan namja ini yang tidak akan berhenti sebelum Lisa menjawabnya.
"Aku tidak percaya kau sekacau itu setiap pagi." Chanyeol terus-terusan mengoda Lisa.
"Apa kau buta? Ini masih jam setengah 7 dan kau datang jam 6. Kau tidak berniat untuk membuatku membersihkan seisi sekolah kan?" Gerutu Lisa yang sangat kesal pada Chanyeol, ingin rasanya ia mendorong tubuh jangkung ini tapi ia akan jatuh juga bersamanya kan?
"Apa kau menyalahkanku sekarang?" Pertanyaan yang tak penting itu muncul begitu saja membuat Lisa semakin kesal tapi gadis ini terus menahannya.
"Menurutmu?" Kata Lisa ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISES | SEHUN, SINB, KAI | COMPLETE
Teen Fiction#Rank 269 in Sinb | 11-5-2018 Privat acak...Go Follow >< Memiliki masalah yang rumit, tidak lebih dari cukup bagi Hwang Sinb. Ia harus menghadapi satu hal yang lain, lingkarang setan sebut saja dengan itu karena ia harus berurusan dengan dua n...