Ketiga gadis belia berbaring diatas tempat tidur berbahan spons. Kali ini mereka tidak berada di dalam kamar Sinb melainkan di balkon kamar Sinb. Kamar Sinb terletak diatas berdampingan dengan kamar Myungsoo, teras kamar itu cukup luas dan dibatasi dengan dinding yang tidak terlalu tinggi, semua terlihat sejuk ketika ada beberapa jenis bunga yang tertanam dalam pot yang terjajar diatas pembatas itu tak luput juga ada sebuah tempat bersandar yang serupa dengan ayunan terbuat dari rotan tergantung disana. Mereka membaringkan dirinya diatas spon tipis dan membalut tubuh mereka dengan selimut tebal cukup untuk membuat tubuh mereka hangat.
"Apa kalian yakin akan tidur disini? Udaranya sangat dingin." Sinb nampak cemas dan kedua sahabatnya itu hanya tersenyum.
"Kapan lagi kita bisa melakukan hal menyenangkan seperti ini. Kita terlalu sibuk dengan urusan masing-masing." Benar perkataan Lisa. Mungkin jika itu dirinya dengan Sinb, mereka memiliki waktu yang cukup untuk saling bertemu tapi Rose yang berbeda kelas, akan sangat susah untuk bisa melewati beberapa jam hanya untuk tidur dan bercerita seperti ini.
"Kupikir kalian berdualah yang terlalu sibuk menangangi dua anggota The Tornado yang hiperaktif itu, sampai melupakan aku." Dan sesuai dugaan Rose lah yang akan mengeluh, membuat kedua sahabatnya menatapnya seksama.
"Jadi kau menilai kami seperti itu?" Tanya Lisa dengan wajah cemberutnya sedangkan Sinb berusaha menahan kegeliannya.
"Ne...Kalian tahu bagaimana rasanya sendirian? Aku juga ingin punya kekasih seperti kalian." Rengeknya sambil memeluk boneka pororo Sinb membuatnya terlihat sangat menggemaskan.
"Ku doakan kau akan mendapatkannya segera." Hibur Sinb dengan kaku yang membuat Lisa tak dapat menahan tawanya. Jujur, Sinb sering kali kikuk saat bersama Rose. Mereka cukup berbeda satu sama lain. Rose yang lembut penuh cinta dan Sinb yang sedikit dingin, tak tersentuh.
"Apa kau masih menginginkan Baekhyun?" Tanya Lisa tiba-tiba membuat Rose terdiam, kemudian mendesah berat.
"Apa kau ingin jawaban jujur dariku?" Tanya Rose,
"Tentu saja." Jawab Lisa dan Sinb masih memperhatikan keduanya.
"Masih...Entahlah aku masih belum bisa melupakannya meskipun aku mencobanya dengan bersama Lay, tetap saja tak bisa." Rose mengambil nafas kasar sambil menyadarkan dirinya di bahu Sinb, Sinb pun membelai rambut indah Rose dengan gerakan kakunya.
"Tetapi aku akan berusaha mengubah sikapku kepadanya. Aku tak ingin mengganggunya seperti dulu dan ku pikir aku sudah terlihat dewasa sekarang." Katanya dengan senyum ceria yang di buat-buat. Sinb dan Lisa saling melirik dan mendesah.
"Kau tak perlu bersikap seperti itu kepada kami. Aku sangat tahu siapa dirimu Rose!" Kata Lisa membuat senyum Rose menghilang.
"Ku pikir memang tidak ada yang dapat ku sembunyikan dari kalian." katanya lirih
"Dengarkan aku baik-baik. Kau adalah sabahat kami, kami tidak akan menyuruhmu untuk berhenti menyukai siapapun. Yang kami khawatirkan adalah kau akan terluka itu saja." Lisa yang selalu mengkhawatirkannya, ia memegang kedua tangan sahabatnya ini.
"Gomawo." Kata Rose berkaca-kaca dan mereka pun berpelukan.
Mereka bertiga membaringkan tubuhnya dan menengadah ke langit menatap bintang-bintang yang berkerlip dengan indahnya dan di perlengkap dengan rembulan terpancar dengan anggunnya. Mereka menikmati moment yang sudah lama tidak mereka rasakan bersama.
"Kalian harus segera tidur...Bukannya besok kalian harus bersekolah dan jarak rumahku dengan sekolah sangatlah jauh." Perkataan Sinb membuat moment indah ini hilang begitu saja dan kini tersisa tatapan kesal dari kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISES | SEHUN, SINB, KAI | COMPLETE
Teenfikce#Rank 269 in Sinb | 11-5-2018 Privat acak...Go Follow >< Memiliki masalah yang rumit, tidak lebih dari cukup bagi Hwang Sinb. Ia harus menghadapi satu hal yang lain, lingkarang setan sebut saja dengan itu karena ia harus berurusan dengan dua n...