"NANTI, lo jadi pulang bareng Devan?"
Pertanyaan Karina menyadarkanku akan pesan singkat Devan yang mengajakku untuk pulang bersama. Memang hari ini aku dan dia pulang dengan jam yang kebetulan sama. Kata Devan, "sekalian."
Aku menjawab pertanyaan Karina dengan menggangguk. Dia yang langsung paham segera pamit untuk pulang lebih dulu.
"Tiati," ucapku.
Aku mengikuti kegiatan dance di kampus. Hanya untuk mengisi waktu luang. Setelah latihan dance kali ini, baru aku menemui Devan.
Tak mungkin jika tidak ada jeritan-jeritan dan siulan dari para temanku untuk menggoda ketika sepeda motor Devan berjalan menghampiriku. Aku hanya tersenyum dan berusaha acuh dengan godaan mereka. Aku hanya sadar bahwa aku sudah duduk tepat di belakang Devan saat ini.
***
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
TS [2] Choices
Short Story[Based on True Story] Clay dan August itu cocok. Tetapi yang mengerti Clay itu Devan. Bukan, Kak Alvan membuat Clay tak mengerti Devan lagi. Apalagi datang dan perginya Brian. Lantas siapa? Bukan mudah berpaling, tetapi keadaan yang membuat kita mem...