43rd

59 9 0
                                    

MAAF, kalau kalian terbawa suasana atas perbincangan Brian denganku sebelumnya di telpon. Sungguh air mata yang aku keluarkan saat itu bukan air mata yang berasal dari obat tetes atau pun air dari langit yang jatuh ke pipiku. Itu benar-benar air mataku. Dan mengapa aku menangis? Karena aku merasakan kekecewaan yang nyata.

Akhir-akhir ini, semenjak Brian ada dalam telpon malam itu di Kota Surabaya. Semenjak aku terakhir pergi dengannya dan menyandar di bahunya, ia berubah. Aku tidak merasakan perubahan yang signifikan. Yang aku tahu, dia menjadi tak bertopik dan SJP (singkat, jelas, dan padat).

Aku benci memperpanjang topik. Ini karena August pernah melakukan hal yang sama seperti yang Brian lakukan saat ini.

Brian : haha

Clay : ah elah, haha mulu

Brian : gatau mau jawab
apaan

Clay : lo kenapa lg?

Brian : gue boleh gak,
ngomong sesuatu?

Tak ada perubahan rasa, rasaku masih baik-baik saja. Karena aku masih ingat pasti, perbincangan ia beberapa waktu lalu hanyalah bercanda.

Clay : silahkan

Brian : lo tau kan, dekat
dengan orang, itu ada 3
tahap, suka, sayang,
lalu cinta

Clay : lalu?

Brian : aku sedang ada di
tahap suka dan selama
beberapa hari bahkan
minggu dan bisa terhitung
bulan, gue udah coba buat
ke tahap selanjutnya,
tapi gue gak bisa

Clay : maksud lo apaa?

Brian : gue mau kita
temenan gini aja, jangan
menjauh dan dekat pun
not for that way

Clay : lo bercanda kan?

Brian : ini bukan seperti
bercandaan di telpon
waktu itu

***

BERSAMBUNG

TS [2] ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang