45th

47 9 0
                                    

"KAAAARIIIINNNAAAAAAAAAA!"

Tak juga gadis berjilbab sedada itu menoleh ke arahku. Aku sangat yakin kain jilbabnya sama sekali tak menghalangi pendengarannya. Tetapi kenapa ....

"Riiinnn."

Gadis itu menoleh, membalikkan badannya dan menatap ke arahku. Dia tersenyum dengan kekehan.

"Lo gila?" Tanyaku yang kini sudah bisa mengimbangi langkah kakinya yang semula cepat dan jauh dariku.

Karina tertawa. "Gue tadi denger lo teriak."

"Terus?"

"Njagan gori lah." Njagan gori itu berpura-pura tidak mendengar. Masuk ke dalam bahasa Jawa.

"Suka gila," jawabku asal. "Ntar belajar bareng lagi ya? Tadi ujiannya gampang gara-gara kemarin bahas sama lo."

"Ah makin cinta. Ayo." Karina menatapku dengan pandangan yang membuat bulukuduk pada leherku berdiri seluruhnya.

"Najis."

Mulai saat itu, yang aku tahu hanyalah ujian dan Karina. Selain kewajibanku untuk beribadah dan belajar, aku sama sekali tak mengenal cinta, lagi.

***

BERSAMBUNG

TS [2] ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang