35th

54 9 0
                                    

SUDAH bisa dihitung bulan aku tidak saling mengirim pesan dengan Kak Alvan. Dan aku sudah bersikap biasa saja meskipun masih geram ketika melihat wujudnya.

Semalam, aku meng-upload foto semasa aku SMA bersama dengan tim danceku. Ya aku hanya sedang bernostalgia karena rindu. Rasanya waktu berjalan begitu cepat dan tak mengenal kata henti, bahkan istirahat saja tidak.

Kak Alvan : tim dance?

Ya mungkin karena fotonya hanya berbalut seragam pramuka tanpa bertuliskan atau menunjukkan bahwa itu tim dance, membuat orang ini bertanya. Tetapi kenapa harus dia.

Clay : iya

Aku ingin sekali untuk tak membalas chat darinya. Tetapi ya, kuputuskan untuk membalasnya secara singkat saja.

Kak Alvan : rindu?

Tepat seperti dugaanku jauh dari kata gede rasa dalam Bahasa Indonesia artinya percaya dirinya terlalu besar, chat akan berlanjut. Dan benar saja, sampai esok harinya, chat belum berakhir dan aku bingung dimana titik aku bisa mengakhirinya. Karena dia terus bertanya dan aku tak bisa begitu saja berhenti menjawab.

Aku mendengar kabar bahwa anak Fakultas Teknik saat ini sedang ujian, tetapi aku santai saja karena sama sekali tak berpengaruh terhadapku.

"Abis ini anak teknik pulang, kita pulang sekarang atau nunggu sepi?"

Aku menatap Karina yang bertanya serius. "Pulang aja deh, kampus kita luas. Mungkin ga ketemu. Aamiin."

Karina mengamini doaku juga. Aku segera berkemas dan keluar dari wilayah Fakultas Ekonomi. Aku pulang bersama Karina dan ia memarkir kendaraannya jauh dari fakultas. Katanya, "Sekalian olahraga."

Mataku bertemu dengan sesosok perempuan yang menatapku sinis. Tak lama setelah perempuan itu hilang ditelan tikungan, handphoneku bergetar pertanda menerima pesan masuk.

081xxxxxxxxx : lo masih
chatan sama pacar gue?

***

BERSAMBUNG

TS [2] ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang