39th

73 9 0
                                    

SEPANJANG perjalanan, Brian terus mengajakku berbicara. Dia orang yang asik dan seru. Tak ada kecanggungan di antara kami pada pertemuan pertama ini. Cukup diherankan padahal kami hanya bertemu sekali dan kali ini yang kedua. Universitas kami berbeda dan tak pernah satu sekolah sebelumnya. Tetapi sudah seakrab ini.

Sampailah kami di tujuan yaitu bioskop. Tiket sudah kami pegang dan hanya perlu masuk ke dalam studio. Aku mengikuti langkah kakinya yang mengiringiku dalam berjalan. Dia seakan tak pernah kehabisan topik pembicaraan.

Mataku sedikit menajam melihat 3 sosok yang sangat aku kenal. Dan semakin aku mendekat semakin aku menyadari bahwa 3 sosok itu duduk tepat di belakang kursi yang sudah aku pesan dengan Brian.

"Te, Om, Dek," sapa Brian saat aku mengatakan bahwa ketiga sosok itu adalah keluargaku.

Rasanya seperti anak TK yang sedang bermain di taman dan dijaga oleh kedua orang tuanya. Sangat-sangat terkekang. Ya walaupun tanpa mereka pun aku tak bakal melakukan hal-hal aneh tetapi tetap saja rasanya seperti terpenjara sesaat.

Film dalam durasi 2 jam tak terasa dan lampu studio sudah kembali menyala. Memperlihatkan wajah 3 sosok di belakangku dengan jelas. Kami keluar dari studio dan berdiri sejenak untuk berbincang di dekat bioskop.

Brian terlihat sangat mudah akrab dengan kedua orang tuaku. Tak jarang matanya terlihat menatap adikku yang belum genap 7 tahun, ia berusaha menggoda adikku.

Dari cara pandangnya, tatanan bahasa, dan guyonannya pada adikku. Aku merasa ...

Tersentuh.

***

BERSAMBUNG

TS [2] ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang