dua puluh lima

19.4K 1.6K 27
                                    

Jeslyn menyusuri koridor sekolah untuk mencari keberadaan Azka. Tapi anak lelaki itu belum juga ia temukan.

Sampai Jeslyn bertemu dengan Galang yang terlihat didepan kelasnya.
"Kak Galang!" Panggil Jeslyn.

Galang menoleh menatap Jeslyn heran.

"Lo kenapa?" tanya Galang melihat kondisi Jeslyn seperti orang dikejar setan.

Jeslyn mengatur nafasnya.
"Kak liat kak Azka gak?" tanya Jeslyn.

Galang menggelengkan kepalanya.
"Gak liat dari pagi, kok. Kemarin juga katanya mau ngaja main tapi gak jadi, ada urusan gitu sih, katanya." Jeslyn menghela nafasnya lesu.

"Yaudah deh, makasih kak." ucap Jeslyn hendak pergi.

Galang menahan tangannya dan menatap Jeslyn serius.
"Je, dia udah sama Quina, ikhlasin aja. Gua tau lo pasti suka juga sama dia. Tapi, lo gak mau kan? Di cap perusak hubungan orang?"

Deg.

Entah mengapa rasanya hati Jeslyn sakit saat Galang secara tidak langsung mengatakan kalau ia akan merusak hubungan kedua sahabatnya itu.

"Gua jujur gua suka dia. Tapi gua gak ada niatan buat ngerusak hubungan orang, kak! Perlu gua tegasin, sebenarnya disini gua sebagai korban, dia yang ngerusak hubungan gua sama Azka, jadi lo gak usah sok tahu sama kehidupan gue-

Jeslyn menghela nafasnya.

Lo urus aja hidup lo sendiri, kak. Lo pasti mikir kalau lo ngomong kayak gitu, gua gak bakalan sakit hati, kan? Nyatanya apa? Gua kesinggung kak! Lo secara halus nyindir gua. Gua gak pernah ada masalah sama lo, jadi jangan nyari masalah sama gua ... Gak usah sok ngurusin urusan orang, kalo urusan lo sendiri belum kelar. Lo urus aja pacar lo yang ada dimana-mana. Laki kok brengsek, sih."

Jeslyn menghentakkan tangan Galang agar pegangan tangannya lepas. Setelah itu ia pergi meninggalkan Galang yang masih termenung.

"Ya allah omongan gua pasti nyakitin dia banget...." gumam Jeslyn sambil memukul keningnya.

Keano menghalangi jalan Jeslyn saat gadis itu mau naik keatas rooftop sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keano menghalangi jalan Jeslyn saat gadis itu mau naik keatas rooftop sekolah.

"Eh?! Mau kemana?" tanya Keano.

"Mau keatas, bentar doang, kok. Gua lagi nyari Azka nih." jawab Jeslyn.

Keano menaikkan sebelah alisnya.
"Azka enggak sekolah, ngapain dicari?" tanya Keano sambil berkacak pinggang.

Jeslyn membulatkan matanya.
"Ya allah! Kenapa gak bilang dari tadi, sih! Gua udah keliling sekolah buat nyari dia padahal." Gadis itu langsung mendudukkan dirinya dilantai.

Sungguh sebenarnya lelah mengelilingi sekolah sebesar ini hanya untuk mencari satu orang yang ternyata tidak datang sekolah. Semuanya benar-benar sia-sia bagi Jeslyn.

"Dari pada duduk disana kayak gembel, mending ikut gua. Ayo!" ajak Keano, lalu menarik tangan gadis itu agar berdiri.

Jeslyn pasrah akhirnya mengikuti Keano dibelakang.

"Eh, itu kok bareng Keano, sih?!"

"Kemarin ngedeketin Azka, sekarang Azka udah jadian malah ngedeketin Kakaknya?!"

"Bitj"

"Semua cogan sekolah aja dia ambil."

"Sok kecantikan banget! Cantikan juga Quina."

"Ntar kalau Keano jadian sama cewek lain, dia ngedeketin siapa lagi, ya?"

"Pantesan, sekarang cabe kan lagi murah."

"NGOMONG MULU LO PADA! GAK AUS?!"

Jeslyn menghiraukan orang-orang disekitarnya. Ia masih merutuki kebodohannya yang mencari Azka tanpa bertanya ke Keano terlebih dahulu.

"Masuk je." suruh Keano saat mereka sudah sampai didepan ruangan osis.

Jeslyn hanya menurut. Lalu masuk  saat melihat ada sofa ia langsung mendudukkan dirinya disofa.

"Ya allah, capek banget...." keluhnya.

Keano menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Nih, minum dulu." suruh Keano sambil menyerahkan sebotol air.

Jeslyn menerimanya, lalu mengucapkan terimakasih. Setelah itu meminum airnya.

"Lo ngapain nyari Azka?" tanya Keano.

"Gak, cuma ada yang mau gua bilang aja, sih. Soalnya kemarin dirumah juga gak ada dia kan ... Jadinya gua nyari hari ini." Keano hanya membulatkan mulutnya.

"Kak, ini beneran ya guru rapat sampai siang?" tanya Jeslyn.

Keano menganggukkan kepalanya.
"Iya, kemungkinan habis zuhur gitu siswa siswi dipulangin."

"Wah beneran?" tanya Jeslyn dengan mata berbinar.

"Iyaaa...."

Jeslyn tersenyum senang. Lalu mengambil Hp di saku seragamnya untuk mengajak Nana pergi jalan.

"Hm ... Kak, gua mau cerita deh." ucap Jeslyn.

"Kenapa?"

"Tadi, gua ketemu kak Galang, terus--"
Akhirnya ia menceritakan kejadian yang terjadi didepan kelas Galang tadi.

"Wah, itu udah jahat banget loh, je!" seru Keano. Jeslyn menundukkan kepalanya.

"Ya gimana lagi, gua udah kelanjut emosi dia nyindir gua gitu. Padahal kan gua gak mau ngerusak hubungan Azka. Ini mah, masalahnya dia udah nyatain perasaan dia ke gua, terus ditinggalin gitu aja. Kalau misalnya dia gak nyatain perasaannya ke gua, terus jadian sama Quina, itu gak masalah banget bagi gua." jelas Jeslyn.

Keano mengangguk paham.
Pintj terbuka menampakkan beberapa orang yang masuk dengan wajah berseri-seri.

"Kak, hari ini pulang cepet kan?" tanya salah satu dari mereka.

Keano menganggukkan kepalanya.
"Eh itu siapa Ken?" tanya yang lain, yang diyakini Jeslyn kakak kelasnya.

"Oh?! Ini nih, anak kelas 10. Tadi ngebuang sampah sembarangan sampai mecahin pot bunga. Makanya gua bawa kesini, kalian tau kan ... Udah jadi sebagian tugas gua wakilin guru kesiswaan." ucap Keano. Orang-oranh itu hanya menjawah oh panjang.

"Gua duluan kak. Bye...." Jeslyn langsung keluar dari ruangan Osis sambil mengutuk Keano didalam hatinya.

Sejak kapan ia menjadi pelanggar peraturan sekolah?!!

Ayodong di vote, jangan baca offline mulu

Paskib ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang