dua puluh tujuh

19.7K 1.9K 67
                                    

Jeslyn masuk kedalam kelas dan seketika mendapat tatapan sinis dari semua orang. Bahkan dari Nana juga.

"Na? Lo kenapa?" tanya Jeslyn.

"Gua gak nyangka ya, Je. Ternyata lo kasar. Bahkan lo bikin kak Quina sampai memar gitu...." ucap Nana.

Jeslyn melotot kearah Nana.
"LO PERCAYA GITU AJA NA?! GUA DISINI KORBAN NA! GUA KORBANNYA!" bentak Jeslyn.

Apa-apaan gadis itu? Sudah menamparnya, sekarang menipu kalau ia dianiaya oleh Jeslyn?

Penipu profesional sekali.

"Gak usah sok ngebentak gua, gua malu punya temen kayak lo." seketika air mata Jeslyn jatuh mendengar kata-kata terakhir yang diucapkan Nana.

"Gua korbannya, Na ... Dia kemarin bahkan nampar gua sampai bibir gua sobek gini, Na ... Seharusnya dia yang dikata-katain sekarang, bukan gua." lirih Jeslyn.

Nana menatap Jeslyn sedikit iba. Tapi bagaimana lagi, ia sudah terpengaruh oleh berita yang ia dapat.

"Lo buktiin dulu kalau lo gak salah, yang pasti kalau lo gak buktiin, gua kecewa banget sama lo Je...."

Jeslyn mengusap wajahnya. Ia berlari keluar kelas dan saat didekat mading, ia melihat orang ramai yang tiba-tiba menatap kearahnya dengan sinis sambil berbisik.

"Pak itu Jeslyn!" tunjuk seorang siswa, disebelahnya ada guru yang sepertinya mencari-cari Jeslyn.

Bahkan disana ada Azka yang menatapnya tidak percaya dan juga Quina yang tersenyum sinis kearahnya.

Jeslyn berlari lagi menghindari guru yang mengejarnya kearah ruangan radio sekolahnya. Disana sudah ada Keano yang sepertinya menunggu seseorang.

"Maaf kak, gua boleh minjam ruangan ini bentar doang?" tanya Jeslyn takut.

Keano yang tadi menatapnya sinis seketika berubah menjadi senyuman manis.
"Gua emang udah nyiapin ruangan ini buat lo." ucap Keano dan menarik Jeslyn masuk, lalu mengunci pintu. Takut kalau ada yang menerobos masuk dan merusak aksi keduanya.

"Mana Hp lo?" tanya Keano. Jeslyn memberikannya pada Keano.

Keano mencoba mic yang biasanya digunakan osis untuk memberikan pengumuman, atau untum memulai radio sekolah yang selalu aktif di hari kamis.

Keano mencoba mic yang biasanya digunakan osis untuk memberikan pengumuman, atau untum memulai radio sekolah yang selalu aktif di hari kamis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo ... Gua harap kalian semua denger ini, ini gua Keano."

Orang-orang dikoridor seketika berkumpul dan menatap kearah speaker diujung koridor.

"Gua harap kalian enjoy dengerin apa yang bakal gua putar. Dan gua mohon, habis ini semuanya kumpul di aula sekolah ya!"

Semuanya kembali berbisik-bisik.
Mendengarkan apa yang diputar Keano diruangan sana.

Begitu juga Azka, Nana, Galang, dan pastinya Quina.

"Deket banget deh kayaknya? Sampai kemarin gua mau nginep aja dia nolak, walaupun secara halus."

Quina membulatkan matanya. Seketika semua mata tertuju kepadanya.

"Dia takut kali kak, kalau sakit lo kambuh dia gaktau mau ngapain. Kan bahaya juga...."

Lagi-lagi orang-orang berbisik saat mengenal itu suara milik Jeslyn.

"Gua cuma mau ngingetin satu hal sih, jangan sok kecantikan didepan tante Keana, Azka sama Keano. Karna lo bukan apa-apa. Lo sama gua itu beda jauh banget, kids. Lo tau kan gua siapa? Yakali gak tau, gua anak pemegang saham terbesar sekolah, dan pastinya gua itu pacar Azka."

Azka menoleh kearah Quina yanh menggenggam tangannya erat. Azka seketika melepaskan tangan Quina. Tidak menyangka kelakuan wanita itu di belakangnya seperti ini.

"Apa yang lo punya sekarang gak bakal lo bawa MATI kok besok, kak. Kalau lo cuma mau ngomong kayak tadi itu, buat ngancem gua. Gua gak peduli dan gak takut sama sekali. Karna lo bukan siapa-siapa nya gua. Lo pacarnya Azka? Selagi kalian belum nikah, lo belum punya hak penuh atas Azka. Sebelumnya maaf gua kasar. Bahkan kalau lo gak sakit, pasti tante Keana bakal nyuruh Azka mutusin lo kalau dia tau lo sebenarnya begini. Tapi, ya lo tau kan. Lo sakit, dan karna itu Azka jadian sama lo, kan?"

Semua orang kembali dibuat terkagum-kagum dengan apa yang dikatakan Jeslyn direkaman itu. Sementara Quina sudah sangat malu dan ingin kabur, tidak bisa karena murid mengepung dari segala arah. Termasuk guru-guru yang tidak menyangka dengan kelakuan anak pemilik saham sekolah itu.

Dan lagi, kedua orang tua Quina juga ikut datang kesekolah saat mengetahui anaknya yang 'dikabarkan' menjadi korban aniaya adik kelasnya.

Mereka malah malu dan menyesal untuk datang kesekolah. Bukannya marah dengan Jeslyn yang memutar rekaman itu, tapi malu dengan kelakuan anak satu-satunya yang sangat mereka percaya menipu semua orang.

"Lo mau nampar gua? Siap-siap aja nama lo buruk disekolah. Oh jangan lupain, nama orang tua lo juga, nona Quina yang terhormat."

PLAKKKK

"sshhh...."
"Makasih tamparannya, ketua ekskul dance yang sangat dipuja-puja lelaki sekolah. Gua gak bakal bales, karena gua masih punya nurani. Sekarang lo udah puas kan? Lo mau Azka? Ambil aja. Toh, kalau jodoh gak kemana. Anggap aja sekarang lo lagi berbuat kebaikan dengan ngejagaain jodoh orang."

"TERNYATA QUINA YANG NAMPAR JESLYN!" teriak seorang siswa. Semuanya melirik kearah Quina sinis.

"Begitu ya kelakuan anak pemilik saham yang terkenal sangat baik?!"

"Gak nyangka banget ternyata dalemnya busuk!"

"KITA HARUS MINTA MAAF SAMA JESLYN UDAH NUDUH DIA YANG JELEK JELEK MULU WOY! AYO KE AULA SEKARANG!" teriak siswa kelas 12 yang sepertinya teman dari Keano.

Semua murid langsung berlarian kearah Aula.

Sementara Keano dan Jeslyn sudah ada di Aula sambil menyiapkan infokus dan speaker secepat mungkin.

Saat semuanya sudah berkumpul, Jeslyn dan Keano mulai menghidupkan infokus dan mematikan lampu aula.

Disanalah terpampang jelas video dimana saat Quina menampar Jeslyn sampai bibir Jeslyn robek dan mengeluarkan darah.

Lalu berpindah ke video kedua, dimana Quina menyuap anggota osis yang mengurus mading untuk membuat artikel buruk tentang Jeslyn.

Di video selanjutnya. Yaitu saat Quina masuk ke gudang dan mulai mendandani wajahnya agar terlihat seperti orang yang habis dipukul.

Setelah itu lampu aula kembali terang dan Keana juga Jeslyn tersenyum lebar dan mengatakan terimakasih karena sudah mempercayai mereka.




























YA ALLAH DRAMATIS BANGET CERITA GUAAAA

Btw votenya jangan lupa :)

Paskib ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang