9

17 2 0
                                    

Lo udah ditungguin jok motor gue sejak tiga tahun lalu.

-Virgiawan Bintang Asnanta-

Setelah menetralkan rasa lelahnya Qia segera bergegas menuju kelasnya yang disusul Bintang, Eza, Rizky dan Ivan dibelakangnya.

Setelah sampai didepan kelas, bukannya masuk Bintang malah terus berjalan dibelakang Qia.

Qia yang sadar masih ada seseorang dibelakangnyapun berbalik.

"Ngapain dibelakang gue? Kelas lo kan disana" tanya Qia menunjuk kelas Bintang.

"Gue cuma mau pastiin lo sampe dikelas dengan selamat" celetuk Bintang.

"Najis, kelas kita sebelaan dan lo ngikutin gue cuma mau mastiin gue sampe dikelas dengan selamat?" tanya Qia.

"Hm" jawab Bintang mengiyakan.

"Oke, sekarang gue udah sampe dikelas dengan selamat dan sekarang lo boleh balik ke kelas lo" ucap Qia terkekeh.

"Gue minta bayaran" ucap Bintang dengan tangan menengadah meminta bayaran.

"Ogeb, siapa yang nyuruh lo ngawal gue? Nyesel gue baikin lo" kesal Qia.

"Pulang bareng gue?" tanya Bintang dengan wajah datar menatap Qia.

"Apa?" tanya Qia bingung.

"Bayaran gue" jawab Bintang

"Jangan nyuruh gue nunggu" selanjutnya Qia masuk kedalam kelasnya dan meninggalkan Bintang yang masih diam.

"Siap Sunset" seru Bintang dari luar kelas Qia.

Bintang berjalan menuju kelasnya setelah memastikan Qia sudah benar-benar mau pulang bareng dengannya.

"Dari mana Tang?" tanya Ivan saat Bintang baru duduk disampingnya.

"Toilet" jawab Bintang bohong.

"Oh"

***

"Abis marathon bu?" tanya Kania meledek.

"Sarapan pagi" jawab Qia. "Bayarin gue seblak yah?" lanjutnya.

"Apaan, bayarin mulu lo. Perasaan kayaan lo daripada gue, kenapa gue terus yang bayarin lo" gerutu Kania.

"Gue doain lo lebih kaya dari gue biar lo bisa bayarin gue terus" Qia terkekeh.

"Amiiiiiiinnnn" heboh Kania.

***

Bintang berjalan melewati koridor, tidak dikawal. Maksudnya dia berjalan sendirian tidak dengan teman-temannya.

Tujuannya sekarang adalah lapangan. Teman-temannya belum selesai menghabiskan makannya, itulah yang menyebabkan Bintang berjalan sendiri.

Bintang mengambil bola basket dan memasukkannya kedalam ring, mendribel dan men-shoot lagi kedalam ring. Tapi ketika kembali akan men-shoot tiba-tiba suara seseorang menghentikan kegiatannya.

"Bintang" panggil seorang perempuan.

Bintang sudah kenal betul suara itu. Suara dari masa lalunya, orang yang membuatnya sakit hati untuk pertama kalinya. Orang yang sudah mematahkan hatinya dan merasakan sakit hati saat masih mengenakan baju putih biru.

dia, SenjakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang