11

17 0 0
                                    

"Qiaa. Loh, Qia mana mah?" tanya Indra pada Delia yang sedang duduk santai menonton TV acara kesukaannya, saat tidak menemukan adiknya di dalam kamarnya.

"Udah berangkat pagi banget, bawa sepeda sendiri" jawab Delia tanpa mengalihkan pandangannya dari layar kaca di depannya.

"Tumben banget udah berangkat, ngga bareng gue lagi" gumam Indra sedikit tak percaya kalau adiknya bangun pagi dan berangkat membawa sepeda sendiri, padahal biasanya kalau di tinggal Indra, adiknya itu pasti akan ngamuk-ngamuk karena malas membawa sepeda, ditambah lagi cuaca di luar sedang mendung.

"Yaudah mah, Indra berangkat" pamitnya seraya mencium punggung tangan Delia.

"Iya, hati-hati"

Indra berjalan keluar rumahnya dan sempat memicingkan mata saat melihat ada seorang laki-laki dengan seragam sama dengannya yang sedang menunggu di depan rumahnya.

"Nunggu siapa?" tanya Indra saat sudah mendekati orang tersebut.

"Eh, Qia ada Bang?" tanya Bintang.

"Udah berangkat duluan. Lo bukan Eza kan?" Indra balik bertanya.

Bintang sempat berfikir bagaimana Abangnya Qia mengenal Eza, apa Eza sudah pernah main ke rumah Qia, atau jangan-jangan Bintang kalah start lagi dari Eza.

"Bukan Bang, gue Bintang." jawab Bintang setelah berkutat dengan pikirannya.

"Oh Bintang. Lo telat jemput, Qia udah berangkat pagi banget kata mamah." jelas Indra.

"Yaudah Bang, gue cabut. Atau biar lo aja yg gue jemput?" tanya Bintang dengan leluconnya yang receh.

"Aish, gue bawa motor sendiri. Gue masih normal juga" jawab Indra disertai tawa renyah.

Detik selanjutnya Bintang pamit dan melajukan motornya meninggalkan rumah Qia.

Semalam Bintang memang sudah mengabari Qia bahwa dia akan menjemputnya pagi ini, tapi tidak juga mendapat balasan sampai pagi ini.

Qia yang malas untuk bertemu dengan Bintang sampai harus rela memasang alarm lebih pagi agar tidak berangkat dengan Bintang pagi ini. Al hasil dia harus berangkat sepagi mungkin dan membawa sepeda sendiri ke sekolah.

***

Bintang sudah sampai di parkiran sekolahnya. Laki-laki itu segera berjalan melewati kerumunan siswi yang mencoba menahannya hanya sekedar untuk ngobrol, tapi Bintang tidak mengindahkan siswi-siswi itu.

Matanya beredar mencari keberadaan orang yang dicarinya. Jika di koridor tidak ada, sudah jelas Qia ada di kelasnya.

Dengan langkah cepat Bintang menuju kelas Qia.

"Qia" seru Bintang dari pintu kelas 11 Ips 2.

"Qi, di panggil tuh" ucap Amel, teman satu kelas Qia yang kebetulan duduk di dekat pintu masuk kelas.

Yang dipanggilpun menoleh dan matanya langsung bertemu dengan mata milik Bintang.

Raut muka Qia yang sebelumnya biasa aja sekarang berubah jadi geram seperti macan yang siap menerkam mangsanya.

Gadis bernama Rezqia Senja Purnama itu mendekati pria dengan penampilan urakan yang ada di depan kelasnya.

"Mau apa lo?" tanya Qia sinis.

dia, SenjakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang