Chapter 10

1.2K 153 11
                                    

AUTHOR POV

Yuhuuu double update. Maap ya yang menunggu lama cerita ini. Akan mulai diprioritaskan cerita ini dibandingkan ff saya yang lain 😊😊.

WAYO POV

P minta bantuan Wayo, ini berarti Ming dalam bahaya apalagi grandma sudah pulang. Apa yang harus lakukan demi menyelamatkannya ? Ayahku sedang diluar negeri sekarang. Pikir Wayo, ayo berpikir lebih keras.

PANG. Hati Wayo sakit mendengar kabar dari P'Phun bahwa Ming dalam bahaya dan nenek lampir itu sudah kembali menyiksa Ming.

Wayo berpikir cara apa yang dapat ia ambil untuk menyelamatkan Ming tanpa sepengetahuan dari Phana sambil berjalan mundar mandir dikamarnya tak menyadari kedatangan Phana.

"N'Wayo ada apa ? Kau terlihat kebingungan." Tanya Phana heran tak biasanya Wayo bersikap seperti ini.

"Tidak apa-apa P." Jawab Wayo tanpa melihat Phana.

"Pasti ada apa-apanya kalau kau bersikap seperti ini."

"Aku tidak apa-apa, P jangan khawatir."

"Wayo, katakanlah P akan membantu Wayo."

"P AKU TIDAK APA-APA." Kata Wayo tanpa sadar membentak kepada Phana.

"Maaf P, Wayo tak bermaksud membentak P, Wayo hanya sedikit pusing. Wayo ingin istirahat." Kata Wayo yang mencoba mengusir Phana dari kamarnya.

Walau Phana merasa ada yang aneh dengan Wayo tapi Phana memilih mengikuti kemauan Wayo. Selama ini Wayo selalu bersikap lembut dan manja padanya.

"Baiklah P akan pergi sekarang. Jika Wayo membutuhkan P, Wayo bisa panggil P kapan saja." Phanapun mengalah dan melangkah keluar dari kamar Wayo.

Jangan berpura-pura peduli padaku. Dasar munafik kau dokter Phana. Aku dan Ming akan membalasmu.

***

PHANA POV

Apa yang sebenarnya terjadi pada Wayo ? Ia bersikap sangat aneh seperti mengkhawatirkan sesuatu. Sebenarnya ada apa dibalik semua ini ? Pertama Kit yang menghilang lalu Beam juga tak ada kabarnya dan sekarang Wayo yang bertingkah aneh. Aku harus menyelidikinya tapi aku harus mulai darimana ? Apa aku harus menyelidiki Wayo terlebih dahulu. Ya Wayo harus kuselidiku dahulu agar aku mendapatkan petunjuk.

Phana berusaha bersikap baik pada Wayo dipagi harinya, Ia mengantar Wayo ke sekolahnya tapi Wayo hanya terdiam. Menutup diri dariku. Akupun harus lebih bersabar menghadapinya.

Phana terbangun dimalam ingin mengambil minuman di dapur dan ia mendengar sesuatu ketika ia melewati kamar Wayo. Sepertinya Wayo sedang menangis. Phana semakin menempelkan kupingnya ke pintu kamar Wayo, walau samar-samar masih terdengar perkataan dari Wayo.

"Ming...hik...Ming...hikk..." isak Wayo yang terdengar dikuping Phana.

Apa ? Wayo mengenal Ming. Kenapa selama ini ia menyembunyikannya ? Aku benar- benar harus menyelidiki Wayo.

"Aku..hik.. akan menyelamatkanmu...hik..."

Menyelematkan ? Apa maksudnya Ming dalam bahaya ? Jika Ming dalam bahaya, bagaimana dengan Kit ? Pasti ia dalam bahaya juga. Tak akan kubiarkan kalian menyakitinya.

Phana segera berbalik menuju kamarnya, rasa hausnya sudah menghilang sejak mendengar Wayo menyebut nama Ming. Rasa haus berganti dengan amarah.

"Hallo, ini aku."

"........."

"Selidiki Wayo, apa hubungannya dengan keluarag Varodom ?"

"........"

"Akan kubayar berapapun yang kau pinta."

"........"

"Kabari aku secepatnya. Dan jangan lupa mencari keberadaan Kit dan beam."

"........."

"Kutunggu kabar darimu. Jika kau gagal, jangan salahkan aku akan menghancurkan hidupmu."

"........"

"Ok."

Kita lihat saja boys, siapa yang akan menang diakhir nanti.

***

FORTH POV

Beam masih tak mau makan, sebenarnya aku juga tak terlalu peduli ia mau makan apa tidak. Tapi sejak aku melihat tubuhnya yang putih terpampang dihadapanku, aku tak bisa melupakannya. Mungkin aku hanya ingin mencicipi tubuhnya dna hanya itu. Mungkin.

Tak ada petunjuk lagi sejak aku mengirimkan foto itu, sampai kapan aku harus berdiam dirumah ini. Aku bosan lebih baik aku bertengkar dengan Beam.

Forth berjalan menuju kamar dimana tepat ia menyembunyikam Beam.

"Hai my Beamnie " kataku saat memasuki kamar itu.

"Apa mau mu ?" Aha. Seperti biasa ia jutek padaku. Menarik.

"Tak ada, hanya aku merasa bosan dan ingin mengobrol denganmu."

"Cih, kau kira aku ini bonekamu yang siap kau mainkan setiap saat." Tuh kan, wajah marahnya imut. Benar-benar menarik.

"Terserah kau menganggap dirimu boneka atau manusia, itu semua tak masalah bagiku."

"Apa yang kau mau dariku ?" Tanyanya tak sabar.

"Seseorang ingin aku menjagamu, maka disinilah kita berada."

"Menjaga ? Apa begini caranya menjaga ? Dengan merantai kakiku ini." Kata Beam sambil menunjukan kakinya yang kurantai.

"Itu agar kau tak kabur dari sini."

"Terserah kau. Aku tak peduli. Siapa yang menyuruhmu ?" Uhuy dia mulai melembut. Semakin menarik.

"Rahasia."

"Kau..."

"Itu sangat tidak seru jika aku langsung memberitahumu."

"Apa kau pikir ini game ?"

"Bukan."

"Kenapa harus merasa seru ?"

"Biar menarik."

"BAJINGAN."

"Hahaha... Bajingan ini yang menciummu sampai kau terbuai." Lihat mukanya yang memerah, entah karena malu atau karena marah. Hahahaha...

"Berikan aku sebuah cerita."

"Cerita ?" Tanyaku bingung.

"Iya cerita, bukankah kau bosan ? Aku juga bosan seharian ditempat tertutup seperti ini."

"Apa yang harus kuceritakan ?"

"Terserah."

"Bagaimana soal pengalaman pertamaku ? Pasti itu menarik untuk didengar."

"Heyy buat apa aku dengar pengalaman pertamaku. Namaku Beam. Sang playboy yang sudah terkenal. Tentu saja aku ini lebih ahli dari dirimu."

"Benarkah ?"

"Tentu saja benar. Kau bisa tanya pada wanita di club itu."

"Tak perlu."

"Kenapa?"

"Karena aku akan membuktikan keahlianmu disini. Lets have sex."

"Apa yang kamu lakukan ?" Kata Beam yang menciut setelah aku berjalan kearahnya dan merobek bajunya.

"Tentu saja menikmatimu." Kataku tersenyum dan langsung menyerang bibirnya.

"TIDAKKKK...HMPP.."

2. Private Doctor (Bahasa - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang