Chapter 6

1.4K 186 17
                                    

PHANA POV

Ming. Nama bocah yang menyakiti temanku. Untung Kit dapat pulang dengan selamat, jika tidak akan kubunuh dia sampai ia menyesal telah lahir ke dunia ini.

Sejak kejadian itu, aku mencari tahu apa yang disembunyikan oleh keluarga Vadorom. Bertanya, mencari berkas bahkan menghack data rumah sakit tapi tak menemukan petunjuk. Semua hanya data-data umum yang bisa ditemukan dengan mudah di internet.

Bahkan P'Tum pun tak bisa mencari data medical Ming sebenarnya. Sebenarnya ada apa hingga disembunyikan begitu rapat ?.

Kit sengaja aku tinggal dirumah Wayo, selain dapat membantuku menjaga Wayo selagi aku mencari tahu yang sebenarnya.

Wayo penyakitnya hanya keimutannya yang tanpa batas, terlepas dari itu tidak ada penyakit yang serius yang harus dijaga oleh seorang dokter 24 jam. Benar-benar anak emas.

"P'Tum, apa kau menemukan petunjuk ?" Tanya Phana ke P'Tum.

"Tidak sama sekali, bahkan seniorkupun tak bisa membuka akses data Ming."

"Bagaimana dengan dokternya yang terdahulu ?"

"Tak ada kabar berita mengenai dokter Loom."

"P, tolong pindahkan Kit, anak itu berbahaya. Kit tidak akan sanggup menghadapinya."

"Aku sudah mencoba Phana tapi tak ada dokter yang mau mengantikan Kit."

"P, Bagaimana jika Kit ditukar denganku ?" Phana memberi saran.

"Baiklah, coba kau tukar seminggu. Bicarakan dengan Kit."

"Terima kasih P."

***
Selesai berbicara dengan P'Tum, aku langsung berkunjung kekeluarga Varodom. P'Phun menyambutku didepan pintu.

"Swadsdekarp P'Phun"

"Swasdee N'Phana, Bagaimana keadaan dokter Kit ?"

"Kit sudah berangsur sehat, P ada yang ingin kubicarakan dan aku langsung kepada intinya."

"Silakan N'Phana."

"P, Kit tidak akan merawat Ming lagi, aku yang akan mengantikan posisi Kit."

"Apa N'Phana yakin ? Aku akan memberitahu Tuan Muda Ming."

"Silakan P, aku akan datang kembali besok."

"Baiklah N'Phana, akan ku antar sampai depan pintu."

"Tak perlu repot P, sampai ketemu besok."

***

WAYO POV

"Wayo, Tolong bantu aku." Kata Ming setelah menarikku keatas atap sekolah.

"Ming, ada apa ?" Tanyaku cemas melihat wajah Ming yang pucat. Ming hanya terdiam.

"Ming. Ming. Oiii Ming." Kataku sambil menguncang-guncangkan pundaknya.

"Wayo, aku ingin bertemu dengannya. Bisakah kau membantuku ?" Tanya Ming tak yakin apa Wayo akan membantunya setelah mengetahui apa yang terjadi pada dokter itu.

"Bertemu siapa Ming ?" Tanya Wayo pura-pura tidak tahu.

"Dokter Kit."

"Apa yang ingin kau lakukan, Ming ?" Wayo bersikap curiga atas permintaan Ming.

"Hanya ingin berbicara dengannya. tidak lebih. Kau bisa menemaninya jika kau takut aku melakukan hal-hal yang membahayakannya."

"Baiklah aku akan membantumu. Ming bersikap baik lah padanya, dia dokter yang baik."

"Pasti Wayo, jangan beritahu teman-temannya. aku ingin bicara dengan tenang."

"Baiklah akan kuatur tempat dan waktunya."

***
Wayo sudah mengatur tempat dan waktu dimana Ming dan Kit dapat berbicara dengan tenang. Wayo beralasan ingin berbelanja dengan Kit kepada Phana agar Phana tidak curiga. Phana yang masih sibuk mencari tahu rahasia Ming, tak terlalu memikirkan alasan mengapa Wayo minta ditemani oleh Kit bukan olehnya, dokter pribadinya.

Wayo dan Kit berjalan-jalan mengelilingi mall dengan membeli berbagai macam pakaian untuk Wayo dan Kit.

"P, kita mampir ke toko jahit sepupuku. Aku ingin membuat suit untuk ayah." Kata Wayo beralasan dan tentu saja Kit menyetujuinya tanpa curiga.

Sesampainya ditoko jahit yang ditunjuk oleh Wayo, toko itu seperti toko jahit lainnya, tak ada keanehan apapun di dalamnya.

"Wayo disini jasnya mahal sekali." Kata Kit yang melihat daftar harga yang tertera di jas itu.

"P, ayo kita keatas. Toko ini milik sepupuku, aku ingin menyapanya." Ajak Wayo kepada Kit.

"Wayo, aku tak kenal dengan sepupumu. Biarkan aku menunggu dibawah saja."

"Tak apa P, akan kukenalkan kau ke dia." Kit dengan berat hati setuju, masalahnya Kit yang dari kalangan biasa saja merasa canggung menemui sepupu Wayo yang mempunyai toko jahit yang terkenal ini.

Kit dan wayo menuju ruangan pribadi diatas toko itu, tepatnya ruangan CEO. Wayo membuka pintu dan mempersilahkan Kit untuk masuk.

"Wayo, tak ada orang didalam ?" Tanya Kit.

"Loh kemana dia ? Sebentar P tunggu disini. Aku akan meneleponnya." Kata Wayo sambil keluar dari ruangan CEO itu.

Kit hanya duduk diam sambil menunggu Wayo dan sepupunya itu datang. Kit menunggu tak lama hingga pintu itu terbuka dan memelihat seseorang yang baru ia kenal.

"P'Phun"

"N'Kit, kita bertemu lagi." Kit merasa cemas takut seseorang yang ia takuti datang bersama P'Phun. Ming melangkah masuk dibelakang P'Phun.

"Mong..." kata Kit takut memandang Ming.

"P'Phun tunggu aku diluar." Perintah Ming kepada Phun. Phun mengangguk mengerti dan keluar dari ruangan itu.

"Hai P, aku Ming."

***
BEAM POV

Beam sedang bersenang-senang di club dengan para fans wanitanya. Bagaimana dengan Forth ? Sejak kejadian ciuman itu, Beam berusaha menghindari Forth. Pasalnya Beam menolak rasa ketertarikannya dan ingin tidur dengan Forth.

"P'Beam ayo minum ini." Seorang wanita menyuguhkan minuman ke depan bibir Beam. Beam langsung menegaknya tanpa curiga.

Setelah meminum minuman tersebut, Beam merasa tubuhnya melayang, pandangannya buram, dan ada hawa nafsu yang menjalar keseluruh tubuh Beam. Beam tak peduli akan tidur dengan siapa malam ini. Siapapun boleh asal bukan dengan Forth.

Beam keluar dari klub itu dengan digandeng oleh wanita yang tadi memberinya minuman. Berusaha berdiri dengan susah payah dan bersandar kepada tubuh wanita itu, samar-samar terdengar suara yang familiar di telinganya.

"Berikan ia padaku."

2. Private Doctor (Bahasa - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang