Malam harinya, Krist duduk termenung disalah satu sudut tempat duduk dalam gedung GMM. Ia baru saja selesai dengan jadwalnya hari ini. Berkali – kali ia menghela nafasnya dan mengacak rambutnya. Merasa lelah tidak hanya fisiknya saja, pikirannya juga begitu lelah.Mook keluar dari lift, ekor matanya mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan. Mook berjalan hingga ia terhenti ketika melihat orang yang sedang dicarinya tengah duduk sendirian sembari melamun. Mook tersenyum sesaat. Ia melangkahkan kakinya mendekati Krist.
Puk
Seseorang menepuk pundak Krist. Dengan reflek, Krist menolehkan kepalanya dan melihat seseorang tengah berdiri disampingnya sembari tersenyum simpul.
"Kenapa duduk disini sendirian?"
"Hanya ingin saja"
"Aku sudah melihat conferensi persmu, aku tau perasaanmu saat itu"
"Entahlah P'Off, aku merasa begitu jahat sekarang"
Seseorang yang dipanggil Off itu duduk disebelah Krist dan memandang Krist dengan dalam.
"Kau memang sangat jahat sih, menurutku. Kurasa, hubungan kalian sudah tidak sehat. Saling menyakiti satu sama lain, apalagi dengan kebohonganmu didepan public. Aku yakin dia pasti akan tersakiti mendengar ucapanmu. Pasti sekarang kekasihmu mengira kau tidak menganggapnya kekasih lagi. Kenapa kau lakukan itu?" Tanya Off santai.
Off memang telah mengetahui perihal hubungan Krist dan Singto. Saat Krist terlibat skandal itulah Off mengetahui semuanya dari Krist sendiri yang bercerita. Untung saja Off tidak masalah dengan hubungan yang seperti itu. hal itu membuat Krist nyaman dengan Off.
"Aku harus bagaimana P', aku tidak ada pilihan lain. Aku begitu bingung, kau tau kan jika aku membenarkan rumor itu aku pasti akan terkena skorsing bahkan akan terjadi pembatalan kontrak dan aku pasti dikenai denda yang tidak sedikit jumlahnya. Aku juga memikirkan keluargaku, kami bukan orang kalangan atas. Bagaimana kami akan mengganti kerugian agensi?" Jelas Krist dengan nada frustasi.
"Hidup memang selalu dihadapkan oleh sebuah pilihan. Setiap pilihan pasti ada resiko masing - masing. Aku mengerti, kau pasti bingung kan. Disisi lain kau masih terikat kontrak dengan agensi, kau tidak ingin membebankan keluargamu dengan denda agensi yang begitu besar. Satu sisi lain kau tidak ingin menyakiti kekasihmu. Dan kau lebih memilih untuk menyakiti kekasihmu. Seharusnya, sekarang bukan disini kau berada saat ini. Pergilah, temui dia dan jelaskan semuanya." Ujar Off. Krist menatap Off dengan lamat – lamat.
"Tapi P'Off aku takut pulang dan menemuinya. Dia pasti kecewa padaku dan lebih parahnya dia akan membenciku lalu meninggalkanku. Aku belum siap untuk itu"
Off menepuk bahu Krist dan merematnya pelan seolah memberi kekuatan pada pemuda imut itu.
"Krist, apa kau benar – benar mencintainya?" Tanya Off.
"Apakah harus ditanyakan lagi P'? aku mencintainya..." Seulas senyum tertera diwajahnya ketika mengatakan hal itu.
"Kulihat dia orang yang begitu sabar dan sangat pengertian kepadamu"
"Dia memang begitu sabar menghadapiku selama ini. Dia bukan seorang yang romantis bahkan terlihat cuek tapi ada saja hal kecil yang dia lakukan untuk membuatku semakin mencintainya." Ungkap Krist sembari menerawang membayangkan kebersamaannya bersama Singto selama ini.
Off tersenyum melihatnya.
"Dia jarang marah padaku sekalipun kesalahan fatalku dia akan memaafkanku, dia selalu mengalah demi agar aku tidak bersedih. Tapi.....entahlah untuk kali ini aku benar – benar takut menemuinya dan berbicara padanya, apalagi seharian ini tidak ada pesan atau telpon darinya. Sepertinya dia kecewa padaku" Tambah Krist dengan nada sedih diakhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Between [Singto X Krist - Completed]
Fanfiction~PERAYA FANFICTION~ Kisah tentang Krist yang seorang idol dan Singto yang seorang fotografer. SingtoXKrist BLB DLDR Cover by me