Setelah melihat dan mendengar sesuatu yang menyakitkan hatinya, Krist segera berlari keluar studio disusul oleh Gunsmile sembari meneriaki nama Krist. Krist mendengar teriakan Gunsmile namun ia enggan untuk berbalik ataupun menggubris panggilan Gunsmile padanya.
Dibalik kacamata hitamnya, air mata Krist mengalir begitu derasnya. Tangan kanannya meremat jaket bagian dada kirinya yang berdenyut perih.
Sret
Seseorang menahan lengannya. Krist tau siapa dia, namun masih saja Krist enggan menoleh kepada orang tersebut. Bahu Krist terlihat bergetar.
"Ayo, kuantar kau pulang.."
Krist bergeming. Ia menunduk menangis terisak.
"N'Krist..." Panggilnya.
"P'Gunsmile, bisakah kau mengantarku pulang kerumah saja? aku tak ingin pulang ke apartemen" Ucap Krist dengan suara parau.
"Baiklah..."
Krist pun pulang kerumah orang tuanya diantar oleh Gunsmile. Sesampainya disana, sebisa mungkin Krist mengusap air matanya. Ia menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan.
Tok tok tok
"Mae, Krist pulang.." Ucapnya setelah mengetuk pintu rumahnya.
Selang beberapa saat kemudian, pintu itu terbuka. Tampak wanita yang masih terlihat cantik diusianya hampir menginjak kepala lima.
"Krist, kau pulang nak? Kenapa malam – malam begini? Mana Singto?" Tanya Ibu Krist.
"Mae...aku lelah, bisakah aku langsung masuk dan istirahat saja?"
Ibu Krist mengerti, ia mengetahui semua yang terjadi pada anaknya dan calon menantunya. Ia dan suaminya juga terkejut dengan pengakuan Krist. Sebenarnya orang tua Krist sangat menyayangkan keputusan anak mereka yang seperti itu, mereka tidak mengerti alasan Krist melakukan hal tersebut. Melihat keadaan Krist yang seperti ini, ia tidak ingin menanyakan lebih lanjut atau mengungkit masalah itu terlebih dahulu.
Krist masuk kedalam kamarnya yang sudah cukup lama tidak ia tinggali. Tanpa mengganti bajunya dan melepas sepatunya, Krist melempar tubuhnya keatas ranjang. Ia menangis dengan wajah yang ia tenggelamkan pada bantal agar meredam suaranya.
____
Sementara itu distudio, Vin pun bingung sekarang, ia yakin Krist pasti salah paham. Singto tidak sadar saat ini dan ucapan cinta yang dilontarkan Singto sebenarnya itu untuk Krist. Vin hanya menanggapi ucapan Singto dengan asal. Ia tak menyangka jika Krist sudah berdiri dibelakangnya bersama Gunsmile.
Vin ingin mengejar Krist juga dan menjelaskan semuanya tapi Singto masih memeluknya dengan erat. Ia jadi kesal dengan Singto sekarang, jika ia bisa ia akan melempar Singto dari jendela saja.
"Sing... Krist baru saja kesini dan melihat kita!" Ujar Vin namun sepertinya percuma karena Singto masih dipengaruhi oleh alkohol. "Dia pasti mengira jika aku dan Singto ada apa – apa.." Gumam Vin.
Dengan sekuat tenaga, Vin menyeret tubuh Singto menuju sofa panjang yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Vin membanting tubuh Singto keatas sofa. Ia menyelimuti Singto menggunakan jaket Singto yang tersampir digantungan baju.
"Kau ini sungguh merepotkan, ck...pasti mereka memikirkan yang tidak – tidak. Astaga Vin, mulutmu bodoh sekali sih, sudah tau dia mabuk masih saja kau tanggapi. Bukannya mengurangi masalah malah menambah saja aku ini.." Vin mengacak rambutnya frustasi.
Sebenarnya tadi ia hanya becanda dengan menanggapi Singto. Ia tidak sungguh – sungguh mengucapkan suka dengan Singto karena ia tahu kondisi Singto yang tidak sadar. Ya, walaupun dari hatinya paling dalam Vin mengharapkan Singto dapat mengucapkan hal itu saat lelaki itu sadar. Tapi sepertinya tidak mungkin karena hati Singto sepenuhnya milik Krist. Vin menyadari itu. Ia tahu posisinya jika dirinya hanyalah sahabat bagi Singto.
![](https://img.wattpad.com/cover/138342623-288-k732966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
In Between [Singto X Krist - Completed]
Fanfiction~PERAYA FANFICTION~ Kisah tentang Krist yang seorang idol dan Singto yang seorang fotografer. SingtoXKrist BLB DLDR Cover by me