-,-
Suasana kota Bangkok siang itu tak terlalu terik seperti biasanya. Mendung dengan gemericik tetesan air hujan yang tak terlalu deras menemani aktivitas warga Bangkok. Meskipun begitu masih banyak orang lalu lalang memakai payung dan ada juga yang masih mengendarai kendaraannya dibawah guyuran air hujan. Hiruk pikuk jalanan yang biasanya padat pun juga tampak sedikit lengang. Hal ini membuat seorang pemuda imut yang sedang mengendarai motor maticnya dengan jas hujan warna biru setengah transparant sampai dengan cepat menuju sebuah deretan ruko.
Ia memarkirkan motornya tepat didepan sebuah ruko yang dijadikan sebagai studio foto dimana tempat calon suaminya mencari nafkah. Setelah melepas jas hujannya, dengan segera ia membuka pintu studio tersebut. Krist melihat dua orang sahabat Singto yang juga merangkap sebagai karyawan disitu.
"P'Sing mana?"
Tanpa menjawab, salah satu orang itu hanya menunjukkan telunjuknya mengarah keatas. Krist mengerti maksudnya. Singto, calon suaminya ada dilantai atas dan pastinya berada diruangannya.
"Terima kasih P'New" Ucap Krist sambil lalu menuju tangga yang menghubungkan dengan lantai atas.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Krist langsung membuka pintu yang ia kenali sebagai ruangan Singto. Disana, ia melihat kekasihnya sedang berkutat membersihkan lensa kameranya.
"Sayang, kau kesini? Ada apa?" Tanya Singto setelah mengetahui keberadaan Krist.
Tidak biasanya siang – siang apalagi hujan begini Krist menemuinya ditempat kerja. Apa calon istrinya ini ingin mengajaknya makan siang? Tetapi ini sudah pukul 2 siang dan jam istirahat sudah lewat.
Krist dengan wajah sumringah berjalan mantap kearah Singto. Krist segera mendudukkan pantatnya dipangkuan Singto dan mengalungkan tangannya pada leher Singto.
"Tebak, aku kesini ada perlu apa?" Bukannya menjawab, Krist malah memberikan pertanyaan pada Singto lebih tepatnya mengajak Singto untuk bermain tebak – tebakan.
"Mmm...mengajak makan siang?" Tebak Singto. Krist menggeleng.
"Memintaku menemanimu berbelanja?" Krist menggeleng lagi.
"Mmm...mengajakku jalan – jalan di Mall?" Krist menggeleng.
"Ah, kau ingin menunjukkan aku spot foto terbaik dan mengajakku hunting?" Krist mulai cemberut, dia menggeleng.
"Ayoo...tebak lagi!" Seru Krist.
Singto masih berfikir keras. Krist menunggu Singto menebaknya lagi.
"Ah, kau ingin membicarakan pernikahan kita?" Krist menggeleng.
"Mmm...Ah, aku tau! Kau ingin menunjukkan undangan pernikahan kita kan?" Tebak Singto.
Krist memutar matanya bosan. "P' bahkan kita belum memesan undangan, bagimana aku akan menunjukkan undangan kita padamu euh?" Ujar Krist.
"Masa' sih?" Tanya Singto. Krist mengangguk membenarkan. "Berarti kita harus segera pesan undangan kalau begitu.." Kata Singto.
"Sekarang tebak dulu P'! Masalah undangan kita bahas nanti saja na.." Pinta Krist.
Singto mengangguk dan mulai berfikir lagi untuk menebak tebakan dari Krist. Sungguh merepotkan, hanya ingin memberi tahu sesuatu kenapa harus bermain tebak – tebakan dulu sih?
"Aku menyerah.." Ucap Singto membuat Krist mendengus.
"P' tidak seru!" Rajuknya sambil mengerucutkan bibirnya imut.
Singto menghela nafasnya. Tangannya mulai melingkar dipinggang Krist. Ditatapnya dalam – dalam mata Krist.
"Heii, jangan merajuk. Maafkan P' na..P' memang tidak tau ada hal apa yang membuatmu kesini di tengah hujan seperti ini. P' juga sudah menebaknya tapi kamu dari tadi geleng terus. Jadi sekarang ada apa calon istri imutku kesini?" Ujarnya sambil mencubit dagu Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Between [Singto X Krist - Completed]
Fanfiction~PERAYA FANFICTION~ Kisah tentang Krist yang seorang idol dan Singto yang seorang fotografer. SingtoXKrist BLB DLDR Cover by me