12. Antara Dia

3K 128 11
                                    


Mari ciptakan pertemuan pada kerinduan yang bertuan

"

Hay Vin, yang banyak ya makannya..." Sapa pria di depanku sambil menjulurkan tangannya.

Suara pertama yg menggema langsung menusuk gendang telingaku secara nyata. Dengan keadaan yang masih kurang percaya, aku hanya tersenyum dan meraih tangan nya, untuk bersalaman.
Pria yg selama ini bersamaku di on Phone, sekarang berada di depan ku secara langsung, iya dia Bima Simanjuntak. Tanpa berkata lagi, aku langsung melanjutkan sarapanku,  mematikan telfon dari Andra dan segera memasukkan ponselku ke dalam tas.
Sesekali aku mencuri pandang, untuk melihat Bima, tampak dia yang duduk di depan  menatapku dengan lekat.

Vina Prove
Aduhh ini hari apaan sih? Kok gini amat yaaa? Ya Allah kenapa gak pakek aba-aba dulu jika engkau ingin mempertemukan kami. Duhhh cepetan mikir, buat alasan apa ya supayah bisa pergi dari sini? Salah tingkah banget gue duhhh.

"Woy udah jam 8 ni, cepetan... makul ini Dosen nya sadis!" ucap Sarah dengan sedikit kepanikan.

Sarah satu-satunya diantara kami yang sangat tekun dalam pembelajaran kampus, mungkin bisa digolongkan dalam golongan para kutu buku, dan kami sekedar hama, yaa begitulah...

Vina Prove
Your my angel Sarah❣ I love u somuch!!

"Eh iyaa ayo cepetan... Gue nggak mau dikasi nilai jelek! Sia-sia ntar pembelajaran gue selama ini dikampus!" Gue pura-pura panik hehe

Mereka semua menatapku dengan heran seolah berkata dalam hati mereka "Ini Vina kena bakteri apaan ya?"

"Aneh banget lo Vin, kalo grogi biasa aja kali gak segitunya" ucap Ara sambil tertawa kecil.

"Ihh apaan sih lo! Yaudah aku duluan aja, bye! Eh Bim duluan ya... "

Bima hanya tersenyum melihat tingkah konyolku itu, aku melangkahkan kaki menuju kampus dengan diikuti para sahabatku di belakang.

Vina prove
Ya Allah ini kelasku di Lantai 4 ya? Mana naik tangga dengan sepatu yang berhak lagi, apa salah dan dosa ku Sayang? Ahhh menyebalkan sekali!

Aku menaiki tangga dengan Mood dongkol karna kelas para Maba diarahkan ke lantai 4 dan mahasiswa cewek di wajib kan memakai sepatu pantopel dengan heels, bisa dibayangin tiap hari turun naik tangga gini, apalagi kalo harus kejar-kejar'an pada saat terlambat, it's okay aku selalu menikmati proses yang melelahkan ini.

Sesampai dikelas aku langsung duduk di barisan bangku paling depan dan mendengarkan penjelasan dosen, disaat para mahasiswa lain ingin duduk di bangku paling belakang agar terbebas dari Dosen, aku malah memilih duduk paling depan.

"Woy Vin pinjem pen nya dong, gue lupa bawa..." Pinta Dian

"Nih.."

"Thanks ya..."

"Eh Vin yang tadi itu Bima kan yang dulu lo ceritain" tanya Dian

"Heem iya..." Jawabku ke Dian, sambil menulis tugas yang diberikan Dosen

"Ohh lumayan juga"

Aku langsung berhenti menulis, dan memandang Dian yang duduk di sampingku.

"Dasar lo yaa, doyannya bekas temen mulu!" Sambil menggeram

"Satai aja Vin, enggak kok" jawan Dian dengan senyum

"Mau? Ambil ajaa, gpp ikhlas, udah gak sama gue kok, silah kan" sambil ngegas sedikit hehe

"Yaudah nanti aja, kenapa sih lo selalu ganggu konsentrasi gue Vin pleasee deh ya.." Celoteh si Dian

"What the hell! Woi lo yang mulai duluan gangguin gue, dasar gak sadar diri"

ALKENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang