19. Sampai bertemu lagi Atta

784 39 2
                                    

Asing tak akan menjadi bising.

Dingin nya pagi ini, menembus sweater pemberian mamah yg ku dapat saat ulang tahun tahun lalu. Sudah dua minggu aku berada disini, di kota asing, tapi malah membuatku nyaman. Jauh dari kenangan pengkhianatan, cinta dari persahabatan yg membuatku kehilangan.

Atta, aku disini baik-baik saja, andai saja aku bisa memberi tahu mu bagaimana hariku berjalan baik disini. Hatiku terlalu berat untuk mengirim pesan kepada Atta, jariku lelah menghapus pesan yg sudah kutulis di layar ponselku.

Tanteku seorang ibu Bhayangkari dan om ku terbilang sudah sangat senior disini. Beruntungnya, saat ini tanteku baru saja pindah dan tidak menetap di Aspol. Jika tidak, aku harus bangun subuh dan sudah harus mandi pukul 6.

"Vin... Ngapain ngelamun disini? Ayo ganti bajumu, ikut tante"

Aku melihat tanteku dengan balutan baju pink yg anggun, hidung yg sangat mancung dan paras yg sangat cantik, dia kelihatan awet mudah hehe.

"Lohhh, mau kemana te? Vina di rumah aja"

"Dirumah terus, ayo pokok nya ikut tante, hari ini ada acara kumpul keluarga anggota di Polda"

"Yahhhh, enggak mau, banyak cowok, Vina malu te"

"Jangan ngebantah, cepat!! Siapa tau kamu dapet jodoh di sana, ganteng-ganteng loh yg bujangan" perintah tanteku.

Demi apapun, tak ada niatan sedikitpun di hatiku, untuk ikut bersama tanteku, pada dasar nya aku juga kurang tertarik dengan pria-pria yg tanteku kenalkan sejak dulu.

Baiklah aku sekarang sudah siap, dengan celana trening hitam dan sweater hitam dengan pelengkap jilbab hitam, secinta ini diriku dengan warna hitam.

"Ya Allah Vina... Ayo sini cepat ganti baju mu! Pakek baju tante waktu gadis aja, pasti lebih cocok, dari pada ini, enggak nunjukin kehidupan banget" cetus tanteku.

Baiklah kali ini aku tidak bisa membantah, di depan pintu rumah sudah berdiri tegak om ku dengan baju dinas dan rokok di mulut nya, sambil menatap ku tajam, iyaaa aku tau itu sebagai kode untuk kata "Sebaiknya nurut atau enggak di strap"

"Nahh gini kan anggun, cantiknya kamu, nurun dari mamah mu banget ya Vin" sambil memeluk ku erat.

"Yaudah ayo cepetan masuk ke mobil, kita berangkat"

Di sepanjang jalan aku hanya diam sambil melihat sekeliling kota ini lewat jendela. Yg tak ku kenal, yg terasa asing kini lebih baik untukku.

~

"Ayoo turun, udah sampai tujuan ibu-ibu" lelucon bapak-bapak dari om ku

Dengan dress panjang berwana hijau gelap, aku mencoba dengan hati-hati untuk melangkah, kaki ku terasa kaku berjalan menggunakan sepatu tinggi tante.

"Ehh bu Har, bawa siapa ini bu?" Tanya kerabat tanteku.

"Keponakan saya ini lagi liburan kesini, biasa lagi patah hati kayak nya, jadi butuh liburan hehe" jawab tanteku

"Ih tante...." Sambil memberi kode untuk menyuruh tanteku diam saja.

"Oalah secantik ini, ada yg matahin hatinya?? Bego banget cowoknya, sini sini sayang duduk, minum dulu" tawar kerabat tanteku.

Aku hanya tersenyum, sambil mendengarkan ibu-ibu Bhayangkari ini bercengkrama.

"Vin....." Seseorang memanggil namaku dari ujung lapangan Polda.

aku mencoba memerhatikan lebih lekat, mencoba mengingat dan mengenal lagi, siapa pria yg memanggil namaku itu??

Dengan seragam coklat serata badannya yg tegap berjalan mendekat menghampiriku.

"Riky!!!!!" Seru ku sambil berdiri melihatnya.

Iya dia Riky, teman yg ku kenal dari salah satu sosmed.
Tante dan kerabatnya, memandangi kami dengan heran dan terkejut, mungkin karena suara teriakan kami hehe.

"Assalamualaikum tante, siap perkenalkan saya Riky, temannya Vina tan, maaf kalo udah gak sopan teriak tadi" ucap Riky sambil menyalami tangan tanteku.

"Oh iyaiya gpp nak, maklum anak muda, tante paham kok, silahkan ambil aja Vina nya, ajak muter-muter gpp"

Aku hanya bisa terdiam dengan ekspresi terkejut mendengar ucapan tanteku.

"Haha iyaa ajak jalan-jalan gih, baru patah hati katanya" sambung kerabat tanteku.

"Siap tan, mohon izinnya" jawab Riky

Kami melangkah bersama mengelilingi taman polda, tidak banyak yg kami bicarakan. Riky lebih banyak tersenyum sambil melihatku sambil sesekali menanyakan tentang kehidupanku.

"Ky duduk dulu yah, capek jalan terus" pintaku.

"Ohh iyaiya siap, duduk disini Vin, maaf udah buat kamu capek"

"Gpp Ky, santai aja"

Di sini aku bisa menatap jelas wajah Riky, senyum nya yg manis, kulit coklat serta tubuh yg tegap membuat dia tampak sempurna.

"Gimana kuliah kamu Vin?" tanya Riky

"Alhamdulillah lancar Ky" jawabku.

"Alhamdulillah kalo gitu, cepetan wisuda yah, biar yg antri gak nunggu lama hehe"

"Haha apaan sih, buaya"

"Eh iyaa, siapa yg matahin hati kamu?"

"Hah???"

"Iya yg tadi tante kamu bilang itu?"

"Astagfirullah haha enggak kok, tante mah bercandaan Ky"

"Haha iyaiya aku percaya, meskipun kamu bohong" ejek Riky.

"Btw kamu cantik Vin hari ini" sambung Riky.

Sempurna....
Hari ku terselamatkan kali ini, aku tidak terperangkap dalam obrolan ibu-ibu yg tidak aku pahami. Terimakasih Ky, you save my day.

~

Disepanjang perjalanan aku pulang, Riky tak henti mengirimkan pesan singkat yg memenuhi notif ponsel ku, sekedar untuk menanyakan aku baik-baik saja diperjalanan. Sebenarnya dia pria yg sangat perhatian,  ahh tapi entahlah.

Hai-hai ini part ke-19
Btw, kalau Riky baca part ini, jangan terbang yah Ky😂😂😂
Waiting for the next part yahhh❤️
Happy reading
Jangan lupa vote Dan comment nya yahh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALKENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang